Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
- Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
- Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
- Log in to post comments
Problematika pendidikan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1.Pemerataan pendidikan
Upaya pemerintah untuk mengadakan gedung sekolah dan unit gedung baru, terutama jenjang pendidikan dasar menengah dapat dikatakan telah rampung. Namun pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan masih perlu dikembangkansecarabertahap.
Program wajib belajar 9 tahun dianggap sudah mencapai sasaran sehingga dilanjutkan dengan program wajib belajar 12 tahun. Itu artinya, anak Indonesia minimal harus mendapatkan pendidikan minimal tamat sekolah menengah atas (SMU/K/Sederajat).
2.Relevansi pendidikan
Pada awalnya, pembelajaran di lembaga sekolah dinilai tidak relevan dengan tuntutan dalam dunia kerja. Lowongan kerja yang dibutuhkan tidak terpenuhi olehlulusansekolah.
Oleh sebab itu, khususnya tingkat SMU/K/Sederajat diadakan program pilihan sesuai minat peserta didik. Usaha itu juga dibuktikan dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan di lembaga sekolah.
3.Kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan menjadi hal yang tak dapat ditawar-tawar. Berbagai inovasi dalam teknologi pendidikan semakin disempurnakan. Salah satu yang paling anyar adalah pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Mengarahkan siswa pada proses bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan.
4.Efisiensi pendidikan
Proses pendidikan yang efisien dinilai akan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu inovasi pendidikan harus berorientasi pada bagaimana pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran efektif dan efisien menjadi tuntutan agar efisiensi pendidikan dapat diwujudkan.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. solusi masalah pemerataan pendidikan
cara konvensional : - membangun gedung sekolah, seperti sd inpres atau ruang belajar
- menggunakan gedung sekolah untuk doble shift
cara inovatif : - SD kecil pada daerah terpencil
- sistem guru berkunjung
- SMP terbuka
- kejar paket A dan paket B
- belajar jarak jauh, seperti UT
b. solusi masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan
- seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untul SLTA dan PT
- pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut
- penyempurnaan kurikulum
- penyempurnaan sarana belajar
- penyempurnaan administrasi manajemen
- kegiatan pengendalian mutu
4. faktor faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan :
a. perkembangan iptek dan seni
b. laju pertumbuhan penduduk
c. aspirasi masyarakat
d. keterbelakangan budaya dan saran kehidupan
4. Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu :
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang perlu diprioritaskan penanggulangannya adalah:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Sedangkan untuk contoh solusi yang bisa diberikan adalah seperti pada kasus Pemerataan Pola Pendidikan, Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
f) Dan sebagainya
Solusi untuk Masalah Mutu Pendidikan
a. Pelatihan bagi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
b. Diadakan bimtek penguasaan kurikulum
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
a. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni.Laju Pertumbuhan Penduduk.
b. Pertambahan penduduk.
c. Penyebaran penduduk.
d. Aspirasi Masyarakat.
e. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana.
f. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/nbrsimani/54f5e6f1a333113a778b45be/problematika-pendidikan
http://lesnidailes.blogspot.com/2017/05/faktor-yang-mempengaruhi-berkembangnya.html
Pendidikan adalah tonggak…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Pendidikan adalah tonggak kemajuan bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin di capai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Kita mempunyai tujuan bernegara ”mencerdaskan kehidupan bangsa” yang seharusnya jadi sumbu perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa berkembang, diantaranya:
(1). Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan terbengkalai nya mereka dalam hal pendidikan. Selain kemauan mereka yang tidak pernah tumbuh dan sadar akan pendidikan, faktor ekonomi menjadi alasan utama mereka untuk tidak menyentuh dunia pendidikan.
(2). Fasilitas pendidikan yang kurang memadai
Yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia adalah fasilitas pendidikan yang masih kurang memadai. Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hampir rubuh, tidak memiliki fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan teknogologi, dan alat-alat penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak dapat berkembang secara optimal.
(3). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan di kota dan di desa sangatlah berbeda. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan membuat kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi timpang. Salah satu contohnya ialah dalam masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibading gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang lebih memilih bekerja di kota daripada di desa. Alhasil kualitas guru di kota lebih baik dibanding guru di desa. Selain masalah kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilatas pendidikan, dan banyak hal lainnya. Maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa.
Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
2. Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
4. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Alternatif solusinya:
1. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional antara lain:
2. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
4, Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1) Problematika adalah…
1) Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2)a. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
b. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
c. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
d.Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
e.Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
3)
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat
Maaf melengkapi jawaban :…
In reply to 1) Problematika adalah… by siti mahmudah
Maaf melengkapi jawaban :
1) Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2)a. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
b. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
c. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
d.Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
e.Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
3)
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
…
In reply to 1. Problematika pendidikan… by lisna
TUGAS 2
Perspektif Pendidikan SD 13
NAMA : AHMAD FAIZAL ROMADHON
NIM : 837495575
UPBJJ : UT-MALANG
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Problematika pendidikan yaitu masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional di harapkan dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjukan pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apa bila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam undang-undang no. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah. Pada Bab XI, pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syart-syarat yang di tetepkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu sepenuhi.
B. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan di permasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhagdap calon luaran, vdengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja (performance test). Lazimnya sesudah itu masih di lakukan pelatihan pemegangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan.
Jadi mutu pendiidkan pada akhirnya dilihat pada kualiutas keluarannya. Jika tujuan pendidikan nasiomnal dijadikaln kritetria, maka pertanyaannya adalah: Apakah keluarga dari suautu sistem pendidikan menjadi pribadi yang bertakwa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertangguang jawab, warga Negara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Dengan kata lalin apakah keluaran itu mewujutkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas luaran sepertin itu disebut nurturant effect. Meskipun di sadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap produk seperti itu sistem pendidikan di anggap mempunyai andil yang cukup, yang tetap menjadi persoalan ialah cara pegukuran produk tersebut tidak mudah. Berhubungan dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka jika orang berbicara tentang mutu pendidikan, umumnya hanya mangasosiasikan dengan hasil belajar yang di kenal sebagai hasil EBTA, Ebtanas atau hasil Sipenmaru, UMPTN (yang bias di sebut instructional effect), karena ini yang mudah di ukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu di pandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.
C. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah Efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suautu sitem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya begrarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b. Bagaimana parasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terahir ini jatuh pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga dilapangan. Sedangkan persediaan tenaga yang siap di angkat (untuk sebagian besar jenis bidang studi, sebab ada bidang studi tertentu yang belum tersedia tenaganya) lebih besat dari kebutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera di fungsikan. Ini berarti pemubaziran terselubung karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian (belum terjadi rate of return). Sebab tenaga kependidikan khususnya guru tidak dipersiapkan untuk berwirausaha.
D. Masalah Relevansi Pendidikan
Telah di jelaskan pada bagian terdahulu bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumberdaya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencangkup sejauh mana sistem pendidikan menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalh seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
A. Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecaan masalah yang telah sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkat di tempui melaluai cara konvesional dan cara inovahtif.
a. Cara Konvesional
1) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres atau ruang belajar
2) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sisteme pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perluh dikalahkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat atau keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
b.. Cara Inovatif
1) Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat,orang tua, dan guru) atau inpacts system ( Instrutional Management by Parent, Community and teacher). Sistem tersebut di rintis di sekolah dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2) SD kecil pada daerah terpencil
3) Sistem guru kunjung
4) Kejar paket A dan B
5) Belajar jarak jauh, seperti Universitas terbuka.
B. Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia dan manajemen sebagai berikut:
a. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b. Pengembangan kemampuan ketenaga kependidikan melalui studi lanjut misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
d. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium
e. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
f. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1) Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan
2) Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas
3) Sistem ujian nasional atau Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru atau UMPTN.
4) Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga
C. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terahir ini jatuh pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga dilapangan. Sedangkan persediaan tenaga yang siap di angkat (untuk sebagian besar jenis bidang studi, sebab ada bidang studi tertentu yang belum tersedia tenaganya) lebih besat dari kebutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera di fungsikan. Ini berarti pemubaziran terselubung karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian (belum terjadi rate of return). Sebab tenaga kependidikan khususnya guru tidak dipersiapkan untuk berwirausaha.
D. Masalah Relevansi Pendidikan
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa dan lain-lalin. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sitem pendidikan manghasilakan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan yang aktual (yang tersedia) maupu potensial dengan memenuhi kriteria yang di persyaratkan oleh lapangan kerja,maka relevansi pendidikan di anggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang di nyatakan tesebut cukup idial jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumya pada gambaran tentang kerajaan yang ada antara lain sebagai berikut :
a. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang
Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedian.
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu :
…
In reply to Problematika pendidikan… by destrihawani_9596
TUGAS 2
Perspektif Pendidikan SD 13
NAMA : AHMAD FAIZAL ROMADHON
NIM : 837495575
UPBJJ : UT-MALANG
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Problematika pendidikan yaitu masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional di harapkan dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjukan pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apa bila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam undang-undang no. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah. Pada Bab XI, pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syart-syarat yang di tetepkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu sepenuhi.
B. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan di permasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhagdap calon luaran, vdengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja (performance test). Lazimnya sesudah itu masih di lakukan pelatihan pemegangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan.
Jadi mutu pendiidkan pada akhirnya dilihat pada kualiutas keluarannya. Jika tujuan pendidikan nasiomnal dijadikaln kritetria, maka pertanyaannya adalah: Apakah keluarga dari suautu sistem pendidikan menjadi pribadi yang bertakwa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertangguang jawab, warga Negara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Dengan kata lalin apakah keluaran itu mewujutkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas luaran sepertin itu disebut nurturant effect. Meskipun di sadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap produk seperti itu sistem pendidikan di anggap mempunyai andil yang cukup, yang tetap menjadi persoalan ialah cara pegukuran produk tersebut tidak mudah. Berhubungan dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka jika orang berbicara tentang mutu pendidikan, umumnya hanya mangasosiasikan dengan hasil belajar yang di kenal sebagai hasil EBTA, Ebtanas atau hasil Sipenmaru, UMPTN (yang bias di sebut instructional effect), karena ini yang mudah di ukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu di pandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.
C. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah Efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suautu sitem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya begrarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b. Bagaimana parasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terahir ini jatuh pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga dilapangan. Sedangkan persediaan tenaga yang siap di angkat (untuk sebagian besar jenis bidang studi, sebab ada bidang studi tertentu yang belum tersedia tenaganya) lebih besat dari kebutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera di fungsikan. Ini berarti pemubaziran terselubung karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian (belum terjadi rate of return). Sebab tenaga kependidikan khususnya guru tidak dipersiapkan untuk berwirausaha.
D. Masalah Relevansi Pendidikan
Telah di jelaskan pada bagian terdahulu bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumberdaya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencangkup sejauh mana sistem pendidikan menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalh seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
A. Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecaan masalah yang telah sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkat di tempui melaluai cara konvesional dan cara inovahtif.
a. Cara Konvesional
1) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres atau ruang belajar
2) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sisteme pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perluh dikalahkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat atau keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
b.. Cara Inovatif
1) Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat,orang tua, dan guru) atau inpacts system ( Instrutional Management by Parent, Community and teacher). Sistem tersebut di rintis di sekolah dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2) SD kecil pada daerah terpencil
3) Sistem guru kunjung
4) Kejar paket A dan B
5) Belajar jarak jauh, seperti Universitas terbuka.
B. Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia dan manajemen sebagai berikut:
a. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b. Pengembangan kemampuan ketenaga kependidikan melalui studi lanjut misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
d. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium
e. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
f. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1) Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan
2) Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas
3) Sistem ujian nasional atau Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru atau UMPTN.
4) Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga
C. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terahir ini jatuh pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga dilapangan. Sedangkan persediaan tenaga yang siap di angkat (untuk sebagian besar jenis bidang studi, sebab ada bidang studi tertentu yang belum tersedia tenaganya) lebih besat dari kebutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera di fungsikan. Ini berarti pemubaziran terselubung karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian (belum terjadi rate of return). Sebab tenaga kependidikan khususnya guru tidak dipersiapkan untuk berwirausaha.
D. Masalah Relevansi Pendidikan
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa dan lain-lalin. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sitem pendidikan manghasilakan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan yang aktual (yang tersedia) maupu potensial dengan memenuhi kriteria yang di persyaratkan oleh lapangan kerja,maka relevansi pendidikan di anggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang di nyatakan tesebut cukup idial jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumya pada gambaran tentang kerajaan yang ada antara lain sebagai berikut :
a. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang
Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedian.
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu :
20:28 /…
20:28 /
1. Problematika Pendidikan…
1. Problematika Pendidikan adalah Masalahan-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan,seperti masalah kurikulum yang selalu berubah-ubah, Minimnya kondisi keuangan dalam sekolah.
2. Masalah pokok pendidikan di Indonesia
a. Masih minimnya kesejahteraan guru honorer
b. Rendahnya tingkat SDM guru
c. Minimnya kualitas peserta didik,
d. Minimnya pendidikan agama, moral dan akhlak
e. Tingginya tingkat persaingan antar sekolah
f. Tuntutan yang tinggi bagi guru. seperti program administrasi sekolah harus dilakukan secara online, dan semua itu diatur oleh sistem aplikasi.
g. Kurikulum pendidikan di Indonesia yang berubah-ubah
h. Rendahnya profesional guru dalam mengajar
3.Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia
a. Meningkatkan kualitas SDM guru
b. Mengubah pola fikir untuk bersaing secara sehat dalam meningkatkan pendidikan sekolah
c. Menerapkan dan mengembangkan pendidikan keagamaan, moral dan akhlak di sekolah
d. Meningkatkan professional guru dalam mengajar
e. Meningkatkan kesejahteraan guru honorer
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
a. Faktor sumber daya manusia
b. Faktor ekonomi
c. Faktor sosial
1. pengertian problematika…
1. pengertian problematika pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. masalah pokok pendidikan di indonesia :
3. solusi yag tepat untuk mengatasinya :
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat..
2.Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
Jawaban :
1. konsep waktu
Waktu atau dimensi temporal memiliki dua, yaitu makna denotatif dan
makna konotatif. Makna waktu secara denotatif adalah merupakan suatu
kesatuan , seperti menit, detik, hari , minggu, bulan,tahun, abad, dst. Sedangkan
makna secara konotatif adalah waktu sebagai konsep.
Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan proses. Artinya
peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu.Konsep waktu
itu ada dan terus berjalan (continuity) waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap
orang yang memiliki kesadaran bahwa Waktu ituterus berjalan.Jadi hanya
manusia yang dapat memanfaatkan waktu yang dapat mengalami perubahan kea
rah yang lebih baik.
2. kosep ruang
Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa,
baik peristiwa alam maupun peristiwa sosial dan peristiwa sejarah dalam proses
perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa
sosial dan peristiwa sejarah.berdasarkan dimensi ruang , suatu peristiwa
memiliki batas-batas tertentu. Dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai
peristiwa atau kejadian.
3. pengertian ips menurut NCSS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri,sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri.
2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) danNational Council
for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education”
dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang
bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,
ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan
sebagainya.
Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),
mendifisikan IPS sebagai berikut:social studies is the integrated study of the
science and humanities to promote civic competence. Whitin the school
program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon
such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law,
philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as
appropriatc content from the humanities, mathematics, and natural sciences.
The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability
to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a
culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Hingga saat ini, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hanyalah sebuah program
pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan
ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
(social sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri,2001 : 89). Social Science
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS)
menyebut IPS sebagai "Social Science Education" dan "Social Studies".
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika
Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah
tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu
“Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari
pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang
berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli
Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.
(Ilmu pengetahuan sosial adalah studi terintegrasi tentang ilmu-ilmu social
dan humaniora untuk membentuk warga negara yang baik/berkompeten.
Program IPS di sekolah merupakan gambaran kajian sistematis dan koordinatif
dari disiplin ilmu-ilmu sosial seperti antrophology, arkeologi, ekonomi,
geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu pengetahuan politis, psikologi, agama,
dan sosiology, juga yang bersumber dari humaniora, matematika, dan ilmu
pengetahuan alam. Tujuan utama dari ilmu pengetahuan sosial adalah untuk
membantu generasi muda mengembangkan kemampuannya untuk membuat
keputusan-keputusan yang beralasan dan sebagai warga negara yang
bertanggung jawab pada suatu masyarakat yang berbeda budaya, masyarakat
democratic dunia yang saling tergantung).
4. pengertian sejarah menurut para ahli
Menurut Muhammad Yamin
Pengertian sejarah menurut Muhammad Yamin adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan
Menurut Moh. Hatta
Pengertian sejarah menurut Moh. Hatta adalah dalam wujudnya tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan kriteria dari kejadian di masa lalu, tetapi pemahaman masa lampau yang mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematik pelajaran bagi manusia berikutnya.
Menurut Moh. Ali
Pengertian sejarah menurut Moh. Ali bahwa sejarah merupakan keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Menurut Kuntowijoyo
Pengertian sejarah menurut Kuntowijoyo adalah hal-hal yang menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris.
Menurut Rochiati Wiriatmaja
Pengertian sejarah menurut Rochiati Wiriatmadja bahwa sejarah adalah disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spritual dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan dan cerminan pengalaman kolektif yang menjadi kompas untuk kehidupan masa depan.
Menurut Nugroho Notosusanto
Menurut Nugroho Notosusanto, pengertian sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai makhluk bermasyarakat yang terjadi di masa lampau.
Menurut Taufik Abdullah
Pengertian sejarah menurut Taufik Abdullah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu di masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
Menurut Roeslan Abdulgani
Menurut Roeslan Abdulgani bahwa ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Menurut Sartono Kartodirdjo
Pengertian sejarah menurut Sartono Kartodirdjo merupakan bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lalu, dan untuk mengungkapnya dapat melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa lalu. Menceritakan suatu kejadian adalah cara membuat hadirnya kembali peristiwa tersebut dengan cara pengungkapan verbal.
Menurut W. J. S. Poerwadarminta
Pengertian sejarah menurut W. J. S. Poerwadarminta dibahas dalam buku berjudul Kamus Umum Bahasa Indonesia, dimana arti sejarah dapat diartikan sebagai :
Menurut Drs. Sidi Gazalba
Definisi sejarah menurut Drs. Sidi Gazalba adalah masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang berlaku.
Menurut Ismaun
Arti sejarah menurut Ismaun adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya di masa lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia di masa lampau.
Menurut Ibnu Khaldun
Pengertian sejarah menurut Ibnu Khaldun didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
Menurut Aristoteles
Pengertian sejarah menurut Aristoteles merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal tersusun dalam bentuk kronologi. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, record-record atau bukti-bukti yang konkrit.
Menurut Leopold Von Ranke
Menurut Leopald Von Ranke, definisi dan pengertian sejarah sangat sederhana yaitu hal-hal yang sungguh-sungguh terjadi.
Menurut Benedetto Croce
Sejarah menurut Benedetto Croce merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik teoritikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan pikiran manusia jenius, budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan pemburu agama.
Menurut J. V. Bryce
Definisi sejarah menurut J. V. Bryce adalah sebuah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
Menurut W. H. Walsh
Arti sejarah menurut W.H. Walsh yang mengartikan sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia yang meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga meurpakan cerita yang berarti.
Menurut J. Bank
Sejarah adalah semua kejadian/peristiwa masa lampau. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut terdapat bagaimana manusia berperilaku.
Menurut Muthahhari
Menurut Muthahhari, ada tiga cara untuk mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan yaitu:
Menurut Gustafson
Sejarah menurut Gustafson merupakan puncak gunung pengetahuan manusia dari mana perbuatan generasi kita mungkin direkam dan dipasang ke dalam dimensi yang tepat.
Menurut Abramiwitz
Pengertian sejarah menurut Abramiwitz dapat diartikan sebagai suatu runtutan peristiwa yang telah terjadi pada sebuah kejadian.
Menurut Shefer
Pengertian sejarah menurut Shefer dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa yang telah lalu dan memang benar-benar terjadi.
Menurut Thomas Carlyle
Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle merupakan sebuah peristiwa pada masa lampau yang mempelajari tentang biografi orang terkenal. Mereka merupakan seorang penyelamat pada zamannya. Mereka juga merupakan orang yang besar yang dicatat sebagai peletak dasar sejarah tersebut.
Menurut Bernheim
Sejarah menurut Bernheim adalah sebuah ilmu yang menelusuri serta menempatkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam waktu dan ruang mengenai perkembangan manusia, baik secara perorangan maupun kolektif, sebagai makhluk sosial dalam hubungan sebab dan akibat, lahir maupun batin.
Menurut R. G. Collingwood
Pengertian sejarah menurut R. G. Collingwood adalah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau.
Menurut Patrick Gardiner
Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner bahwa arti sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
Menurut Herodotus
Pengertian sejarah menurut Herodotus yang dijuluki sebagai The Father of History, sejarah dapat diartikan sebagai satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.
Menurut Wiliam H. Frederick
Menurut William H. Frederick, kata sejarah berasal dari bahasa Arab ‘syajaratun’ yang berarti pohon atau keturunan atau asal-usul. Dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘sejarah’. Menurut kata syajarah atau sejarah berarti gambaran silsilah atau keturunan.
Menurut Norman E. Cantor
Sejarah menurut Norman E. Cantor adalah studi tentang apa yang diperbuat, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lalu.
Menurut Robin Winks
Menurut ahli Robin Winks, pengertian dari sejarah adalah sebuah studi tentang manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Henry Steele Commager
Sejarah menurut Henry Steele Commager merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau kesusastraan hukum, bangunan, pranata sosial, agama, filsafat dan semua yang teringat dalam memori manusia.
Menurut Sunnal dan Haas
Menurut Sunnal dan Haas, sejarah adalah studi kronologis dengan menafsirkan dan mencari arti dari peristiwa dan berlalu metode sistematis untuk mengungkap kebenaran.
Menurut Edward Hallet Carr
Sejarah menurut Edward Hallet Carr adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan masa lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
Menurut Sir Charles Firth
Pengertian sejarah menurut Sir Charles Firth bahwa sejarah merekam kehidupan masyarakat manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus, merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangannya.
Menurut Karl Popper
Ilmu sejarah menurut Karl Popper adalah ilmu pengetahuan yang tertarik pada peristiwa-peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering dideskripsikan sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu benar-benar terjadi secara aktual.
Menurut Rober V. Daniels
Menurut Robert V. Daniels, pengertian sejarah adalah kenangan dari tumpuan masa silam. Sejarah dimaksud dalam definisi sejarah manusia sebagai pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia adalah kemampuan untuk menangkap kejadian-kejadian yang ada di sekelilingnya. Hasil tangkapan tersebut menjadi ingatan atau memori dalam dirinya yang akan menjadi sumber sejarah.
Menurut John Tosh
Definisi sejarah menurut John Tosh adalah memori kolektif, sumber pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial orang-orang dan prospek orang-orang tersebut di masa yang akan datang.
Menurut Henri Pirenne Iseorang
Sejarah menurut Henri Pirenne Iseorang dimaknai sebagai sebuah kisah mengenai berbagai peristiwa dan aktivitas manusia yang hidup dalam masyarakat.
Menurut Beverley Southgate
Arti sejarah menurut Beverley Southgate adalah suatu studi tentang masa lampau dimana suatu studi yang hasilnya secara ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Hasil pembelajaran ini dapat juga bermanfaat sebagai pelajaran moral bagi manusia.
Menurut Jan Romein
Menurut Jan Romein, kata sejarah memiliki arti yang sama dengan kata history (bahasa Inggris) dan geschichte (bahasa Jerman) yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Menurut Costa
Sejarah menurut Costa dapat didefinisikan sebagai catatan keseluruhan pengalaman manusia. Pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa dimana masa lalu tentang kehidupan umat manusia.
Menurut Ertis Stern
Sejarah versi Ertis Stern itu timbul dari suatu persoalan yang hidup dan bahkan melayani hidup masyarakat. Karena itu, sejarah akan berubah-ubah bersama dengan berubahnya waktu, harapan dan pemikiran rasa cemas yang tumbuh kemudian.
Menurut Cleveland
Sejarah menurut pendapat Cleveland dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang akan dilihat untuk mengenali kehidupan manusia.
5. keterkaitan antara ruang dan waktu
Ruang (dimensi spasial )merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa, baik peristiwa alam maupun peristiwa social dan peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Manusia ( dimensi manusia) adalah perilaku dalam proses social dan peristiwa sejarah. Dengan demikian, ketiga konsep tersebut, yaitu waktu, ruang dan manusia merupakan kesatuan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya. Proses terjadinya suatu peristiwa dan perubahannya berlangsung dalam batas ruang dan waktu.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dimensi waktu, dan dimensi manusia. Berdasarkan dimensi ruang , suatu peristiwa memiliki batas-batas tertentu. Dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian , pada waktu yang bersamaan, dan berdasarkan dimensi manusia , manusia menjadi objek dan subjek dari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa membawa pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia, baik sebagai objek maupun subjek.
…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab : Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus atau persoalan-persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab :
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
2.Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
3. Elitisme Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi. – Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Jawab : – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
– Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
– Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
5.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab : Perkembangan Iptek dan seni perkembangan iptek terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek ( ilmu pengetahuan dan teknologi ).
Laju pertumbuhan penduduk, masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal,yaitu: pertambahan pertumbuhan, dan penyebaran penduduk.
…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
Mengenai masalah pemerataan.
Mengenai masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. Perkembangan Iptek Dan Seni
Perkembangan Seni
2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertambahan Penduduk.
Penyebaran Penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Problematika pendidikan…
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
TUGAS 2 PERSPEKTIF…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
TUGAS 2 PERSPEKTIF
NAMA : NURASIAH JAMIL
NIM : 836276027
1. Problematika Pendidikan adalah persoalan- persoalan atau masalahan - masalah yang di hadapi dalam dunia pendidikan, seperti masalah SDM guru yang kurang kompeten, kurikulum yang berubah rubah dan Minimnya keuangan dalam sekolah,
2. Masalah pokok pendidikan di Indonesia
a) Kuantitas
Yaitu masalah yang menyangkut banyak murid yang harus ditampung di dalam sistem pendidikan atau sekolah. Masalah ini timbul karena calon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung.
b) Kualitas
Masalah mutu pendidikan ini tampaknya dari sejak kita merdeka hingga kini memasuki era millennium belum juga dapat terselesaikan dengan baik. Masalah mutu pendidikan di Indonesia memang sangat komplek dan rumit, ini tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan kita. Menurut Achmad (1993), mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan sebagai kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. Engkoswara (1986) melihat mutu/keberhasilan pendidikan dari tiga sisi; yaitu: prestasi, suasana, dan ekonomi. Dalam hubungan dengan mutu sekolah, Selamet (1998) berpendapat bahwa banyak masyarakat yang mengatakan sekolah itu bermutu atau unggul dengan hanya melihat fisik sekolah, dan banyaknya ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Ada juga yang melihat banyaknya tamatan yang diterima di jenjang sekolah yang lebih tinggi, atau yang diterima di dunia usaha
c) Efisiensi
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a.Bagaimana tenega kependidikan difungsikan
b.Bagaimana sarana dan prasarana difungsikan
c.Bagaimana pendidikan difungsikan
d.Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
d) Efektifitas
Berbicara masalah efisiensi dan efektifitas pendidikan, jika kita kaitkan dengan kondisi pendidikan di Negara kita Indonesia, layak kita lemparkan sebuah pertanyaan, sudah efektifkah pendidikan di Indonesia? Dari pandangan pemakalah, jawabanya adalah relatif tergantung dari sudut pandang (main of view) mana, kita melihatnya.
Jika kita melihatnya dari sudut pandang persekolah, maka secara khusus, pendidikan di Indonesia sudah dapat dikatakan efektif, hal ini bisa kita lihat sudah ada bebrapa lembaga pendidikan (sekolah) yang bisa dikatakan berkualitas, waaupun jumlahnya masih relative sedikit. Hal ini bisa kita amati dari hasil prestasi belajar siswa yang selalu meningkat setiap tahunnya.
Akan tetapi, ketika kita melihatnya dari sudut pandang secara luas, pada umumnya pendidikan di Negara kita belum bisa dikatakan efektif dan juga efisien. Hal ini bisa kita amati dari kualitas pendidikan di Negara kita. Jika kita bandingkan dengan Negara-negara lain, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan bahwa saat ini Indonesia menempati peringkat 69 dari 127 negara di dunia. Kita masih kalah dengan Negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan brunei Darussalam.
e). Relevansi
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: - Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
-Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya:
- Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
- Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
f). Tenaga Pendidik dan Tenaga Kepedidikan
1) Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya terkadang terdapat tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Contoh, pendidik yang merupakan lulusan metematika mengajar bahasa Indonesia. Hal ini secara tidak langsung akan menjadi masalah pendidikan di Indonesia.
2) Pendidik kurang menguasai dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik maupun tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan adanya masalah kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang baik.
3) Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak maksimal.
4) Pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat.
5) Pendidik mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai. ompetensi professional dan Kompetensi sosial.
3.Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia
a. Meningkatkan kualitas SDM guru
b. Mengubah pola fikir untuk bersaing secara sehat dalam meningkatkan pendidikan sekolah
c. Menerapkan dan mengembangkan pendidikan keagamaan, moral dan akhlak di sekolah
d. Meningkatkan professional guru dalam mengajar
e. Meningkatkan kesejahteraan guru honorer
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
a. Faktor sumber daya manusia
b. Faktor ekonomi
c. Faktor sosial
1. Problematika pendidikan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
3.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan.
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
Repelita II: – Pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan.
Repelita III: – Menyediakan fasilitas belajar pada pendidikan dasar bagi anak berumur 7-12 tahun
– Menampung lulusan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Repelita IV: – Memprogramkan tiga kebijaksanaan umum dalam pembangunan bidang pendidikan nasional yang meliputi: pendidikan seumur hidup, pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu serta kebijaksanaan untuk membina kemajuan adat, budaya dan persatuan
Repelita V: – Memperbaiki sistem dan multi pendidikan dalam keseluruhan unsur, jenis, jalur, dan jenjangnya.
– Meningkatan mutu kurikulum, silabus, tenaga pengajar, pelatih, metode dan sarana pengajaran.
– Meningkatkan pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam rangka mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
– Meningkatkan mutu pendidikan.
– Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
– Menata kembali sistem pendidikan guru dan tenaga pendidikan lainnya.
– Melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan agar dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru yang berorientasi pada penyempurnaan sistem pendidikan yang efisien.
– Penyeragaman mutu pendidikan melalui pengembangan institusi dan sistem pengujian untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, agar dapat diupayakan standarisasi mutu pendidikan baik secara regional maupun nasional.
4. A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
C. Aspirasi Masyarakat
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan.
Yang dimaksud problematika…
3. Solusi yang tepat untuk mengatasinya
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
NAMA : DINDA…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
NAMA : DINDA CHEVI HERDIANI
NIM : 835364791
Jawab
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki olehseorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasingdi Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlahmasalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.[2]
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.[3]
Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.[4]
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.
Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan saksama.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas pertimbangankualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapaikeseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus menerus dari pelita ke pelita.Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendung.[5]
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluaranya. Jika tujuan pendidikan nasioanl dijadikan kriteria, maka pertanyaanya adalah: apakah keluaran dari sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri, anggota masyarakat yang sosial yang bertanggung jawab. Dengan kata lain keluaran ini mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas luaran seperti tersebut adalah nurturant effect. Meskipun disadari bahwa hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari sistem pendidikan itu sendiri. Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau hasil sipenmaru.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah perkotaan.[6]
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.[7]
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan. Masalah pengangkatan terletak pada kesenjanagn antara stok tenaga yang tesedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terakgir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20 % dari kebutuhan tenaga lapangan. Sedangkan persediaan tenaga siap di angkat lebih bear daripada kbutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan. Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian. Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untk berwirausaha.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincanagn, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak diberikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan didaerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena terbatasnya jumlah yang dapat diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang tesedia didaerah terpencil.
Masalah pengembanagan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan. Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembanagn tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru sangat memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif.[8]
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.[9]
Telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencakupsejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakantersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
Pada dasarnya pembangunan dibidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian, yaitu:
Pertama: gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan daya.
Kedua: kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai.
Meskipun demikian pemerataan pendidiakn tidak dapat diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat suatu bangsa sedang memulai membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu disamping tujuan politis juga tujuan pembanguan yaitu memberikan bekal dasar kepada warga Negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan diri sehingga dapat perpatisipasi dalam pembanguanan.
Dalam uraian tersebut tampak bahwa masalah pemerataan berkaitan erat dengan masalah mutu pendidikan.
Bertolak dari gambaran tersebut terlihat juga kaitannya dengan masalah efisiensi. Karena kondisi pelaksanaan pendidikan tidak sempurna, maka dengan sendirinya pelaksanaan pendidikan dan khususnya proses pembelajaran berlangsung tidak efisien. Hasil pendidikan belum dapat diharapkan relevan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.[11]
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua,pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.[14]
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.[15]
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnyaaspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.[16]
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.[17]
Banyak macampemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untukmeningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.[14]
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.[15]
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.[16]
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.[17]
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab :
Problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab :
Masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia, yaitu :
1) Masalah pemerataan pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
2) Masalah mutu pendidikan
Masalah mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
3) Masalah efisiensi pendidikan
Masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dari sistem pendidikan yang efisien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat dihasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pembangunan tenaga kependidikan.
4) Masalah relevansi pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Jawab :
1) Solusi masalah pemerataan pendidikan
Ada dua cara dalam mengatasinya, yaitu dengan cara konvensional dan juga cara inovatif.
Cara konvensional antara lain :
- Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
- Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain :
- SD kecil pada daerah terpencil
- Sistem guru kunjung
- SMP terbuka
- Kejar paket A dan B
- Belajar jarak jauh
2) Solusi masalah mutu, efisiensi, dan relevansi pendidikan
Pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Secara garis besar upaya pemecahan masalah-masalah mutu pendidikan adalah sebagai berikut :
- Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan Perguruan Tinggi
- Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut
- Penyempurnaan kurikulum
- Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
- Penyempurnaan sarana belajar yaitu buku paket dan media pembelajaran
- Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
- Kegiatan pengendalian mutu
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab :
Masalah pokok pendidikan merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah mikro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1) Perkembangan Iptek dan Seni
2) Laju pertumbuhan penduduk
3) Aspirasi masyarakat
4) Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
1. Problematika pendidikan…
1. Problematika pendidikan adalah segala permasalahan dan persoalan persoalan yang ada dalam dunia pendidikan . pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Masalah pokok pendidikan di indonesia
1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.
3. solusi
1. Sedangkan untuk contoh solusi yang bisa diberikan adalah seperti pada kasus Pemerataan Pola Pendidikan, olusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
f) Dan sebagainya
4. Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011)
1. Problematika pendidikan…
1. Problematika pendidikan adalah Masalah-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan seperti masalah kurikulum yang selalu berubah-ubah, dan minimnya kondisi keuangan dalam sekolah
2. Masalah Pokok pendidikan disekolah
a. masih minimnya kesejahteraan guru honorer
b. Masih rendahnya tingkat SDM guru
c. minimnya pendidikan agama, moral dan akhlak pada anak
d. Minimnya kualitas peserta didik
e. tingginya tingkat persaingan antar sekolah menjadi lebih maju
f. tuntutan yang tinggi bagi guru dalam pengerjaan administrasi sekolah harus dilakukan secara online dan diatur dalam sistem aplikasi.
g. berubah-ubahnya kurikulum pendidikan di Indonesia
h. Masih rendahnya profesional guru dalam mengajar
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di indonesia :
a. Mengubah pola pikir yang lebih maju untuk bersaing secara sehat dalam meningkatkan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan kualitas SDM guru
c. Menerapkan dan mengembangkan pendidikan keagamaan, moral dan akhlak disekolah.
d. meningkatkan profesi guru dalam mengajar
e. meningkatkan kesejahteraan guru honorer
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan :
a. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Sosial
Nama : Novi Purwanti…
Nama : Novi Purwanti
NIM : 825089624
Matkul : Perspektif Pendidikan SD
Tugas 2
=
1. Problematika pendidikan adalah Masalah-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan seperti masalah kurikulum yang selalu berubah-ubah, dan minimnya kondisi keuangan dalam sekolah
2. Masalah Pokok pendidikan disekolah
a. masih minimnya kesejahteraan guru honorer
b. Masih rendahnya tingkat SDM guru
c. minimnya pendidikan agama, moral dan akhlak pada anak
d. Minimnya kualitas peserta didik
e. tingginya tingkat persaingan antar sekolah menjadi lebih maju
f. tuntutan yang tinggi bagi guru dalam pengerjaan administrasi sekolah harus dilakukan secara online dan diatur dalam sistem aplikasi.
g. berubah-ubahnya kurikulum pendidikan di Indonesia
h. Masih rendahnya profesional guru dalam mengajar
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di indonesia :
a. Mengubah pola pikir yang lebih maju untuk bersaing secara sehat dalam meningkatkan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan kualitas SDM guru
c. Menerapkan dan mengembangkan pendidikan keagamaan, moral dan akhlak disekolah.
d. meningkatkan profesi guru dalam mengajar
e. meningkatkan kesejahteraan guru honorer
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan :
a. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Sosial
Problematika Pendidikan…
1. Apa yang dimaksud…
In reply to 1. Problematika pendidikan… by lisna
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan
berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu Guru maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami secara langsung dalam masyarakat.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Berbagai masalah pendidikan di Indonesia
· Masih kurangnya kesejahteraan guru honorer
· Rendahnya SDM yang di mliki guru
· Minimnya kualitas peserta didik,
· kurangnya pendidikan agama, moral dan akhlak
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya masalah
Dengan memeberikan pelatihan-pelatihan kepada guru yang ditanggung oleh pemerintah, agar para guru lebih terampil dan lancar dalam proses pembelajaran
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan adalah : perkembangan iptek dan seni,laju pertumbuhan penduduk,aspirasi masyarakat,keterbelakangan budaya dan saranakehidupan,permasalahan pendidikan aktual dan penanggulangannya.solusi dari permasalahan –permasalahan pendidikan di indonesia.
TUGAS TUTORIAL II…
TUGAS TUTORIAL II
PRESPEKTIF PENDIDIKAN SD
Nama : DIANAWATI
NIM : 837496885
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah berbagai persoalan atau permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, dalam suasana atau proses pembelajaran dalam rangka pengembangan secara umum maupun khusus. Persoalan-persoalan dalam pedidikan menurut Burlian Somad secara garis besar meliputi; adanya ketidakjelasan tujuan pendidikan; ketidak serasian kurikulum; ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap; adanya pengukuran yang salah, serta terjadi kekaburan terhadap landasan tingkat-tingkat pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Beberapa masalah pokok pendidikan di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pokok pendidikan di Indonesia, antara lain.
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
Tugas 2 …
Tugas 2
1.Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawaban : Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2.Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawaban : Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut:
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial sebagai supra sistem tersebut memiliki keterkaitan erat yang sangat luar biasa. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus menerus dari pelita ke pelita. Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendung.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
3.Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
f) Dan sebagainya
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawaban : Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
1. Apa yang dimaksud…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab :
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
2.Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab :
Masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a.Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
b.Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
d.Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3.Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Dengan Cara konvesional antara lain:
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Problematika pendidikan…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
5. Pemerataan pendidikan
1. Kualitas pendidikan
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembangan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Masalah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011)
Apa yang dimaksud…
adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional antara lain:
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Pendidikan mempunyai tugas…
In reply to 1. Problematika pendidikan… by lisna
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten. 1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan? 2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia? 3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan? JAWABAN 1. Problematika Pendidikan adalag masalah yang di hadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus. 2. Masalah pokok pendidikan di Indonesia yaitu : 1. Pemerataan Pendidikan 2. Mutu Pendidikan 3. Kurikulum 4. efisiensi dan efektivitas pendidikan 5. Mahalnya pendidikan 3. Solusi yang tepat untuk mengatasi permalahan yaitu : Masalah Pemerataan Pendidikan Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oelh pemerintah untuk meningkatkan Pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh ,elalui cara konversional dan cara inovasi - Cara konversional antara lain : a). Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar b). Menggunakan gedung sekolah untuk double shift - Cara Inovatif antara lain : Sistem pamong (pendidikan oelh masyarakatt, orang tua, dan guru ) atau Inpac sistem, sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan kebeberapa propinsi a). SD kecil pada daerah terpencil b). Sitem guru kunjung c). SMP terbuka d). Kejar paket A dan B e). Belajar jarak jauh, seperti UT Solusi Masalah Mutu Pendidikan Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen, sebagai berikut : a). Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT. b). Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut. c). Penyempurnaan Kurikulum d). Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar. f). Peningkatan administrasi manajemen khususnya pada mengenai anggaran g). Kegiatan pengendalian mutu. Sosuli masalah kurikulum Pada kenytaan nya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pemebelajaranya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum, oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan : a). Lesson study ataupun workshop yanh membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum b). Pertemuan antar sekolah yang menerapkan kurikulum baru. Solusi masalah efisiensi pendidikan Upaya yang dilakukan unutk menanggulagi masalah-masalah efisiensi pendidikan dalam pendidikan terprogram a). Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram b). Pengadaan dan penditribusi sarana pembelajaran harus dibarengi dengan pembekalan kemampuan, sikap, dan keterampilan calon pemakai, serta harus dilandasi dengan konsep yang jelas. c). Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi. d). Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan (prajabatan dan jabatan). Solusi mahalnya biaya pendidikan Besar kecilnya subsidi pemerintah inilah yang membuat mahal atau murahnya biaya pendidikan yang harus dibayar oelh orang tua atau masyrakat, maka harus ada solusi bagaimana agar pendidkan dapat berjalan dengan baik, terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding dengan mutu pendidikan yang diperoleh masyarakat. Karena hak mendapat fasilitas biaya pendidikan murah merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak a). Diperlukan kejujuran dan rencana yang stategi dari jajaran birokrasi pendidikan, untuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan gratis bagi masyarakat. b). Dalam dunia pendidikan harus bersih dari berbagai biayac pungutan , seperti biaya LKS, biaya seragam , biaya uang gedung, biaya ektrakurikuler , dll, oleh karena itu harusnya program pemberantasana korupsi harus bias menyentuh dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah. c). Kebijakan dari bidang pendidikan yang menyepakasi program kapasitasi pendidikan harus diberhentikan/dihapus 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan a). Perkembangan IPTEK Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi di Negara kita, terutama dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implementasinya di dalam masyarakat sangat terasa. Oleh karena itu pendidikan harus senangtiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Faktor inilah yang membuat masyarakat pedesaan semakin ketinggalan dengan segala informasi yang ada. Sekolah-sekolah di pelosokpun selalu terlambat mendapat informasi penting. b). Penyebaran Penduduk Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padar penduduk, terutama kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau.Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidik . Sebagai contoh adalah dibangunnya akan pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunnya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencill.
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan? Problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia, yaitu :
Jenis permasalahan pokok pendididkan yang diprioritaskan penanggulangannya
3. Bagaimana solusi untuk mengatasinya?
a. Solusi masalah pemerataan pendidikan.
Langkah-langkah yang ditempuh dengan cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional antara lain :
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa propinsi.
b. Solusi masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan lunak, personalia, dan manajemen, Sebagai berikut:
4. Apa faktor-faktor yang memepengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
a. Perkembangan iptek dan seni
*Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta dan teknologi adalah penerpan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
* Perkembangan seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual maupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.
b. Laju pertumbuhan penduduk
* Pertambahan penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
* Penyebaran penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan pulau-pulau.
c. Aspirasi masyarakat
Aspirasi masyarakat saat ini meningkat terhadap pendidikan hidup sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. pendidikan diangggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian di tangga sosial.
d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
Keerbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai baik.
Keterbelakangan budaya tejadi karena:
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Persoalan – persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya yang terjadi di indonesia
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
a) Kualitas siswa masih rendah,
b) pengajar kurang profesional,
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a) Kualitas siswa masih rendah, :
1) menggalakan gerakan literasi. Berdasarkan latar belakang siswa khususnya pada bahasa daerah yang sangat beragam, membuat siswa sulit mengartikan atau memahami bahasa Indonesia, sedangkan dipendidikan formal menuntut siswa menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, maka dengan menggalakkan literasi saya yakin siswa akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2) Seorang guru harus memahami bahasa siswa sehari – hari ( bahasa daerah ), dengan tujuan agar guru mampu untuk mengartikan bahasa Indonesia kedalam bahasa sehari – hari siswa
b) pengajar kurang profesional,
1) Kesejahteraan guru honorer masih kurang, jadi seorang guru honorer untuk memaksimalkan professional kurang, di sebabkan karena masih bingung dengan masalah ekonominya. Solusinya yaitu mensejahterakan guru honorer minimal digaji sesuai UMR
2) Operator sekolah yang masih menggunakan tenaga pendidik yang menyebakan siswa sering ditinggal untuk melaksanakan tugas. Solusinya pemerintah harus menyiapkan tenaga operator khusus.
3) Kekurangan tenaga pendidik yang menyebakan guru pendidik yang ada harus melakukan ngajar kelas rangkap, solusinya adalah pemerintah harus mengangkat tenaga pendidik baru setiap waktu
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
a) Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
b) Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
c) Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut
d) Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011)
TUGAS 2 PERSPEKTIF…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
TUGAS 2 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Oleh karena itu,dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Problematika pendidikan :…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Problematika pendidikan : masalah - masalah yang sedang terjadi dalam bidang pendidikan seperti perhatian pemerintah masih terasa minim, pendidikan makin rumit karena kurikulumnya berubah -ubah, tenaga pengajar kurang berprofesi.
2.Solusi Kaderkan tenaga pengajar yang profesional.
Nama : Teodora…
In reply to 1. Problematika pendidikan… by novi_purwanti
1. Apa yang dimaksud…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengejar kebudayaan mengejar generasi. Lalu apakah yang dimaksud dengan problematika? Problematika adalah masalah yang dihadapi. Sehingga Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi Kualitas pendidikan
– Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
Solusi Relevansi pendidikan
– Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Solusi Elitisme
– Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
Solusi Manajemen pendidikan
– Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
Solusi Pemerataan pendidikan
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Masalah pendidikan 9 tahun, keberadan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI no 2 tahun 1989 pasal 6 mengatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP NO. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar,pasal 2 mengatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujuh pendidikan dasar yaitu: memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,anggota masyarakat,warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih-lebih pada tahap awal sudah pastibanyak hambatannya, hambatan tersebut ialah: realisasi pendidikan dasar yang di atur PP no.28 tahun 1989masih harus di carikan titik temunya dengan PP no 65 tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum di cabut, krikulum yang belum siap.