Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
- Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
- Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
- Log in to post comments
NAMA : SITI…
NAMA : SITI KHOIRUNNISA
NIM : 836267526
TUGAS 2 PERSFEKTIF PENDIDIKAN SD PDGK 4104
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab:
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Jadi problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab:
Masalah pokok pendidikan Indonesia, yaitu:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
2. Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
4. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Jawab:
Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia, yaitu:
1. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
2. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk.
4. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.
1. Pengertian…
1. Pengertian problematika pendidikan
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah pokok pendidikan yang ada di Indonesia
Terdapat 4 masalah pokok pendidikan yang ada di Indonesia, diantaranya
- Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana pendidikan sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas - luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak bisa ditampung didalam sistem atau lembaga pendidikan.
- Masalah mutu pendidikan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja
- Masalah Efisiensi dalam penggunaan Prasarana dan Sarana adalah Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum.
- Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana system pendidikan dapat menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah – masalah yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
- Mengatasi masalah pemerataan pendidikan
· Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
· Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore
· Cara inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
ü SD kecil pada daerah terpencil.
ü Sistem Guru Kunjung.
ü SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),
ü Kejar Paket A dan B.
ü Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
- Mengatasi masalah mutu pendidikan
· Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
· Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain – lain.
· Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP.
· Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
· Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
· Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
· Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
ü Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
ü Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan pengawas.
ü Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru / UMPTN.
ü Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
4. Faktor yang menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan
· Perkembangan IPTEK dan Seni
ü Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi menumbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan barang-barang baru, sistem pelayanan baru, sampai kepada bekembangnya gaya hidup baru.
ü Perkembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan domain efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi yang lain.
· Laju Pertumbuhan Penduduk
ü Pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselanggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
ü Penyebaran penduduk.
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Sehingga menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
· Aspirasi masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.
· Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
1) Apa yang dimaksud…
1) Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan. Persoalan-persoalan pendidikan tersebut menurut Burlian Somad secara garis besar meliputi hal sebagai berikut : Adanya ketidak jelasan tujuan pendidikan, ketidak serasian kurikulum, ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap, adanya pengukuran yang salah ukur serta terjadi kekaburan terhadap landasan tingkat-tingkat pendidikan.
2) Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
a. Ketidak Jelasan Tujuan Pendidikan
Dalam undang-undang nomor 4 tahun l950, telah di sebutkan secara jelas tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang pada intinya, ialah untuk membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air berdasarkan pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan seterusnya.
Namun dalam kenyataan yang terjadi terhadap tujuan pendidikan yang begitu ideal tersebut belum mampu menghasilakn manusia-manusia sebagaimana yang dimaksud dalam tumpukan kata-kata dalam rumusan tujuan pendidikan yang ada, bahkan terjadi sebaliknya , yakni terjadi kemerosotan moral, kehidupan yang kurang demokratis, terjadi kekacauan akibat konflik di masyarakat dan lain lain, hal ini merupakan suatu indikasi bahwa tujuan pendidikan selama ini belum dikatakan berhasil, mungkin disebabkan adanya ketidak jelasan atau kekaburan dalam memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya.
b. Ketidak Serasian Kurikulum
Kebanyakan kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah masih berisi tentang mata pelajaran-mata pelajaran yang beraneka ragam , sejumlah jam-jam pelajaran dan nama-nama buku pegangan untuk setiap mata pelajaran.
Sehingga pengajaran yang berlangsung kebanyakan menanamkan teori-teori pengetahuan melulu, akibatnya para lulusan yang di hasilkan kurang siap pakai bahkan miskin ketrampilan dan tidak mempunyai kemampuan untuk berproduktifitas di tengah-tengah masyarakatnya, karena muatan kurikulum yang di terima di sekolah-sekolah memang tidak di persiapkan untuk menjadikan lulusan dari peserta didik untuk dapat mandiri dimasyarakatnya.
c. Ketiadaan Tenaga Pendidik Yang Tepat dan Cakap.
Masih banyak di jumpainya suatu slogan yang berbunyi “tak ada rotan akarpun jadi” , menunjukkan suatu gambaran betapa rendahnya kualitas tenaga kependidikan yang ada, karena harus di pegang oleh tenaga-tenaga pendidikan yang bukan dari ahlinya. Pada hal menugaskan dan mendudukkan seseorang sebagai pendidik yang tidak di bina atau dibekalinya ilmu kependidikan dan yang bukan dalam bidangnya, sangatlah menimbulkan kerugian yang sangat besar, diantaranya terjadinya pemborosan biaya, terjadinya pemerosotan mutu hasil pendidikan, lebih jauh lagi akan mempersiapkan warga masyarakat di masa mendatang dengan pribadi-pribadi yang memiliki kualitas rendah sehingga tak mampu bersaing dalam kehidupan yang serba problematis.
d. Adanya Pengukuran Yang Salah Ukur.
Dalam masalah pengukuran terhadap hasil belajar yang sering di sebut dengan istilah ujian atau evaluasi, ternyata dalam prakteknya terjadi ketidak serasian antara angka-angka yang di berikan kepada anak didik sering tidak obyektif , di mana pencantuman angka-angka nilai yang begitu tinggi sama sekali tidak sepadan dengan mutu riil pemegang angka-angka nilai itu. Ketika mereka di terjunkan ke masyarakat, tidak mampu berbuat apa-apa yang setaraf dengan tingkat pendidikannya. Jelasnya tanpa adanya pengukuran yang obyektif dapat di pastikan tidak akan pernah terwujud tujuan pendidikan yang sebenarnya.
e. Adanya Kekaburan Landasan Tingkat-Tingkat Pendidikan.
Selama bertahun-tahun nampaknya tidak ada yang meninjau kembali tentang penjenjangan tingkat pendidikan , mulai dari tingkat dasar hingga ke tingkat perguruan tinggi.Apakah hasil penjenjangan selama ini di dasarkan atas tingkat perkembangan pisik dan psikis anak didik ataukah sekedar terjemahan saja dari tingkat-tingkat pendidikan yang dipakai umum di seluruh dunia, kalau itu masalahnya , kondisi anak didik kita jelas jauh berbeda dengan kondisi negara – negara lain didunia , sehingga mustahil apabila harus diadakan persamaan. Ataukah di dasarkan atas hasil penelitian empiris, apakah benar bahwa untuk menjadi seorang yang bercorak diri bernilai tinggi itu cukup memerlukan pembinaan selama masa waktu 17 / 24 tahun. Inilah permasalahan-permasalahan di sekitar pendidikan kita yang selama ini belum diketemukan jawabannya.
3) Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. Dalam menghadapi masalah ketidak jelasan tujuan pendidikan selama ini, perlu segera di rumuskan secara jelas variabel-variabel yang harus dicapai untuk masing-masing jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dalam arti penerapan hasil secara realistis yang dapat di rasakan dampaknya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak dalam wacana pencapaian tujuan secara idialistis.
b. Untuk mengatasi ketidak serasian kurikulum , perlu di hilangkan kesan adanya pengindentikan sekolah hanyalah menanamkan teori-teori ilmu melulu, perlu menghilangkan kesan bahwa pendidikan itu identik dengan pengajaran, perlu meminimalisir kekeliruan langkah dalam pembuatan kurikulum yang kurang berorientasi terhadap kondisi riil pemenuhan kebutuhan masyarakat.
c. Demikian pula dalam mengatasi ketiadaan tenaga pendidik yang berkualitas dan yang profesional, perlu merekrut sebanyak-banyaknya tenaga – tenaga dari lulusan lembaga pendidikan dengan keharusan memiliki kecakapan menguasahi ilmu-ilmu yang di perlukan bagi pembuatan standard kualitas minimal, tenaga yang menguasai ilmu-ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan menejement pendidikanyang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih maju.
d. Syarat lainnya yang harus ada pada diri pendidik minimal, memiliki kedewasaan berfikir, kewibawaan, kekuatan kepribadian, memiliki kedudukan sosial-ekonomi yang cukup, kekompakan sesama pendidik dalam satu team. Dan lain sebagainya.
e. Pengukuran dalam bidang pendidikan sangat menetukan berkualitas atau tidaknya individu peserta didik, hal itu tergantung bagaimana alat ukur yang di pergunakan. Dalam kenyataannya masih banyak alat ukur yang di buat secara sembarangan tanpa melalui proses standardisasi, sehingga alat ukur tersebut tidak bisa diandalkan , karena tidak valid dan tidak reliabel.Oleh sebab itu perlu membuat alat ukur yang valid dan reliabel , disertai dengan pemberian nilai-nilai angka seobyektif mungkin tanpa terpengaruh oleh subyektifitas dan rekayasa, hanya dengan cara pengukuran seperti inilah yang dapat menjamin mutu hasil pendidikan yang diharapkan.
Pada akhirnya , untuk mencari solusi terhadap penjenjangan pendidikan , haruslah di dasarkan pada apa saja yang harus di bentukkan pada anak didik , perlu melakukan perhitungan secara seksana dengan melakukan experimen yang matang untuk menemukan fakta-fakta kebenaran baru dalam rangka meninjau kembali penjenjangan tingkat pendidikan yang selama ini di pedoman.
4) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya permasalahan pendidikan :
1) Pengaruh IPTEK
a. IP (Ilmu Pengetahuan)
Berkembangnya IP (Science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. TEK (Teknologi)
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru.Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sistem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi.
c. S (Seni)
Aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Secara khusus kesenian dapat mengembangkan domain / aspek afektif dari peserta didik.Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini, sudah barang tentu akan menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana serta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
2) Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka ratio guru siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan munculnya masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang).
3) Aspirasi Masyarakat
Kecendrungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka.Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan berbagai masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasiswa baru, ratio guru-ssiwa, waktu belajar, permasalahan akan terus berkembang karena saling kait seperti yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu.
4) Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Masyarakat kita yang umumnya berada didaerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan/ketinggalannya bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khususnya bagaimana sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
NAMA : SITI…
NAMA : SITI KHOIRUNNISA
NIM : 836267526
TUGAS 2 PERSFEKTIF PENDIDIKAN SD PDGK 4104
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab:
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Jadi problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab:
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
b. Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
1) Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
o Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
o Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
oSD kecil pada daerah terpencil
oSistem guru kunjung
oSMP terbuka
o Kejar paket A dan b
o Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
2) Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a. Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b. Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c. Penyempurnaaan kurikulum
d. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f. Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g. Kegiatan pengendalian mutu.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab:
faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain.
c. Laju Pertumbuhan Penduduk.
d. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
a. Kualitas pendidikan, misalnya mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan, alat bantu proses belajar mengajar belum memadai, dan tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan
b. Relevansi pendidikann merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat. Misalnya, lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai, tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
c. Elitisme adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi. Misalnya, kepincangan pemberian subsidin dan mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
d. Manajemen pendidikan. Misalnya, masalah pengelolaan sekolah dan lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
e. Pemerataan pendidikan. Misalnya, biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
** Problematikapendidikan…
** Problematikapendidikan adalah segala permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan
** Masalah pokok pendidikan di Indonesia antara lain:
1. Kurangnya SDM mengajar
2. Kurangnya fasilitas pendidikan
3. Kurangnya kesejahteraan guru honorer
4. Kurangnya semangat dari para peserta didik dalam menimba ilmu
5. Pengelolaan dari lembaga pendidikan yang masih kurang
*** Solusi yang tepat untuk mengatasi
1. Pemberian Bea Siswa bagi siswa yang berprestasi
2. Penambahan anggaran untuk kesejahteraan para guru
3. Penambahan anggaran untuk pengadaan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan
***Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
1. Kurangnya perhatian dari pihak yang terkait
2. Kurangnya perhatian dari orang tua terhadap perkembangan anak
3. Perkembangan Iptek
4. Laju Pertumbuhan penduduk
5. Faktor Ekonomi
6. Keadaan Geografis
Salah satu problematika…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Salah satu problematika pendidikan adalah kurikulum yang selalu berubah tidak konsisten dan tidak merata setiap sekolah, pada kurikulum ktsp membebaskan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan budaya lokal dan visi misi sekolah.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya . Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba membahas permasalahan yang dihadapi dalam mencari alternatif jawaban ataupun solusi yang bisa dipecahkan bersama sehingga dapat terwujud pemahaman mengenai perubahan kurikulum.
Perubahan Kurikulum
Menurut soetopo dan soemanto (1991: 38), pengertian perubahan kurikulum agak sukar untuk dirumuskan dalam suatu devinisi. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.
Sedangkan menurut nasution (2009:252), perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu . Mengubah kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum.
Mengenai makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan kurikulum, kita dapat bertanya dalam arti apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat dipandang sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam proses belajar mengajar. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya saling berkaitan. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu di revisi secara berkala agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Selanjutnya kurikulum dapat ditafsirkan sebagai apa yang dalam kenyataan terjadi dengan murid didalam kelas. Kurikulum dalam arti ini tak mungkin direncanakan sepenuhnya betapapun rincinya dirrencanakan, karena dalam interaksi dalam kelas selalu timbul hal-hal yang spontan dan kreatif yang tak dapat diramalkan sebelumnya. Dalam hal ini guru lebih besar kesempatannya menjadi pengembang kurikulum dalam kelasnya. Akhirnya kurikulum dapat dipandang sebagai cetusan jiwa pendidik yang berusaha untuk mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang tertinggi dalam kelakuan anak didiknya. Kurikulum ini sangat erat hubungannya dengan kepribadian guru.
Kurikulum yang formal mengubah pedoman kurikulum, relatif lebih terbatas dari pada kurikulum yang riil. Kurikulum yang riil bukan sekedar buku pedoman, melainkan segala sesuatu yang dialami anak dalam kelas , ruang olahraga, warung sekolah, tempat bermain, karya wisata , dan banyak kegiatan lainnya, pendek kata mengenai seluruh kehidupan anak sepanjang bersekolah. Mengubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih luas dan dengan demikian lebih pelik , sebab menyangkut banyak variabel. Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat didalamnya, yaitu guru sendiri, murid , kepala sekolah, penilik sekolah juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan sekolah. Dalam hal ini dikatakan, bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, curriculum change is social change.
perubahan kurikulum memang diperlukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan nasional masyarakat masa depan.
1. Apa yang dimaksud…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
JAWABAN :
1. problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Masalah-masalah pokok pendidikan yang di hadapi di indonesia :
a. Masalah Pemerataan Pendidikan,
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
b. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1. Perkembangan Iptek Dan Seni
1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
1. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
1. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
JAWABAN :
1. problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Masalah-masalah pokok pendidikan yang di hadapi di indonesia :
a. Masalah Pemerataan Pendidikan,
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
b. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1. Perkembangan Iptek Dan Seni
1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
1. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
1. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
Problematika adalah masalah…
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia dan cara mengatasinya
adalah:
Misalnya:
Untuk mengatasinya:
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya:
Untuk mengatasinya:
REPORT THIS AD
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya:
Untuk mengatasinya:
Misalnya:
Untuk mengatasinya: Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
Misalnya:
Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya:
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
1. Problematika pendidikan…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
1. Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan
3. Solusi Kualitas pendidikan
Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
Meningkatkan efisiensi pendidikan.
Solusi Relevansi pendidikan
Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Solusi Elitisme
Subsidi silang.
Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
Solusi Manajemen pendidikan
Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
Solusi Pemerataan pendidikan
Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
Menekankan pentingnya sekolah.
4.
1. problematika pendidikan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. problematika pendidikan adalah : masalah ang di hadapi dalam suasana dan proses pembelajaran
dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. masalah pokok pendidikan di indonesia:
a. kualitas pendidikan : mutu guru yang rendah dan alat bantu proses belajar belum memadai
b. relevansi pendidikan : lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
c. elitisme : kepincangan pemberian subsidi, mahalnya pendidikan
d. manajemen pendidikan : : masalah pengelolaan sekolah
e. pemerataan pendidikan : biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah
3. solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di indonesia
a. meningkatkan anggaran untk pendidikan
b. meningkatkan efisiensi pendidikan
c. membuat kurikulum yang sesuai dengan tuntutan jaman
d. melakukan subsidi silang
e. sistem pendidikan nasional perlu di tata kembali
f. menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun
4. faktor yang mempengaruhi perkembangan masalah pendidikan :
a. perkembangan nilai budaya dan seni
b. laju pertumbuhan penduduk
c. aspirasi masyarakat
d. keterbelakangan budaya dan sarana
e. kemajuan ICT
1. Problematika adalah…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2.
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
3. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah ini.
(1). Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Solusi :
- Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Seperti tertulis dalam pasal 31 UUD 1945 Ayat 4 : “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta .....“
Anggaran pendidikan harusnya lebih ditambah lagi dari anggaran 20% APBN, karena jumlah anggaran 20% dari APBN masih kurang untuk mendanai proses pendidikan di indonesia, masih banyak daerah-daerah pelosok indonesia yang bahkan belum menikmati pendidikan
- Mengawasi Penggunaan Dana Anggaran Pendidikan
Apabila anggaran pendidikan sudah di tetapkan, sudah seharusnya penggunaan dan pendistribusiannya di awasi dengan ketat, agar tidak terjadi penyelewengan dana tersebut, Seperti contoh: pengawasan dana BOS, masih banyak terjadi penyelewengan dana BOS di beberapa sekolah tertentu.
(2). Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Solusi :
-Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru di Indonesia, seperti menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk di daerah terpencil.
-Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
-Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
-Selain itu pelatihan penggunaan IT (Informasi teknologi) bagi guru di seluruh Indonesia, karena masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum bisa menggunakan komputer dan internet. Padahal dengan pengetahuan guru menggunakan komputer dan internet, guru diharapkan akan semakin terbantu dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran yang menarik dengan audio visualnya.
(3). Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Solusi:
- Dalam hal tunjangan sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan peserta didik.
(4). Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusi:
- Harusnya metode pembelajaran yang hanya mengajarkan hafalan kepada siswa di ubah menjadi metode bersifat “Student center” atau berpusat ke peserta didik, karena pada saat sekarang ini peran guru hanya menjadi motivator dan fasilitator.
- Disini juga harus ada kerjasama yang bagus antara guru dengan orang tua murid, karena dengan adanya komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua murid akan mempermudah pertukaran informasi untuk menunjang prestasi belajar murid.
(5). Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Solusi:
-Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
-Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
-Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
(6). Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Solusi:
-Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan mereka butuhkan nantinya di dunia kerja, khusus nya untuk siswa menengah kejuruan.
-Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat ialah bekerja sesuai program pemerintah.
(7). Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
Solusi:
-Anggaran pendidikan dari APBN/APBD paling tinggi, bila Korupsi/Kolusi/Nepotisme berakhir, maka Insya Allah pendidikan dinegeri ini akan sukses. Dengan demikian mungkin juga biaya pendidikan dapat ditekan. Mungkin kita tidak merasakan biaya pendidikan itu mahal, karena tidak akan banyak lagi pungutan-pungutan diluar yang sudah diatur pemerintah/ yayasan.
- Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal, agar bisa menumbuhkan motivasi merka untuk lebih giat belajar.
4. Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011
1. Problematika adalah…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
3. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah ini.
(1). Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Solusi :
- Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Seperti tertulis dalam pasal 31 UUD 1945 Ayat 4 : “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta .....“
Anggaran pendidikan harusnya lebih ditambah lagi dari anggaran 20% APBN, karena jumlah anggaran 20% dari APBN masih kurang untuk mendanai proses pendidikan di indonesia, masih banyak daerah-daerah pelosok indonesia yang bahkan belum menikmati pendidikan
- Mengawasi Penggunaan Dana Anggaran Pendidikan
Apabila anggaran pendidikan sudah di tetapkan, sudah seharusnya penggunaan dan pendistribusiannya di awasi dengan ketat, agar tidak terjadi penyelewengan dana tersebut, Seperti contoh: pengawasan dana BOS, masih banyak terjadi penyelewengan dana BOS di beberapa sekolah tertentu.
(2). Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Solusi :
-Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru di Indonesia, seperti menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk di daerah terpencil.
-Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
-Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
-Selain itu pelatihan penggunaan IT (Informasi teknologi) bagi guru di seluruh Indonesia, karena masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum bisa menggunakan komputer dan internet. Padahal dengan pengetahuan guru menggunakan komputer dan internet, guru diharapkan akan semakin terbantu dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran yang menarik dengan audio visualnya.
(3). Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Solusi:
- Dalam hal tunjangan sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan peserta didik.
(4). Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusi:
- Harusnya metode pembelajaran yang hanya mengajarkan hafalan kepada siswa di ubah menjadi metode bersifat “Student center” atau berpusat ke peserta didik, karena pada saat sekarang ini peran guru hanya menjadi motivator dan fasilitator.
- Disini juga harus ada kerjasama yang bagus antara guru dengan orang tua murid, karena dengan adanya komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua murid akan mempermudah pertukaran informasi untuk menunjang prestasi belajar murid.
(5). Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Solusi:
-Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
-Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
-Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
(6). Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Solusi:
-Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan mereka butuhkan nantinya di dunia kerja, khusus nya untuk siswa menengah kejuruan.
-Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat ialah bekerja sesuai program pemerintah.
(7). Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
Solusi:
-Anggaran pendidikan dari APBN/APBD paling tinggi, bila Korupsi/Kolusi/Nepotisme berakhir, maka Insya Allah pendidikan dinegeri ini akan sukses. Dengan demikian mungkin juga biaya pendidikan dapat ditekan. Mungkin kita tidak merasakan biaya pendidikan itu mahal, karena tidak akan banyak lagi pungutan-pungutan diluar yang sudah diatur pemerintah/ yayasan.
- Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal, agar bisa menumbuhkan motivasi merka untuk lebih giat belajar.
4.
Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011
1. Problematika adalah…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
3. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah ini.
(1). Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Solusi :
- Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Seperti tertulis dalam pasal 31 UUD 1945 Ayat 4 : “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta .....“
Anggaran pendidikan harusnya lebih ditambah lagi dari anggaran 20% APBN, karena jumlah anggaran 20% dari APBN masih kurang untuk mendanai proses pendidikan di indonesia, masih banyak daerah-daerah pelosok indonesia yang bahkan belum menikmati pendidikan
- Mengawasi Penggunaan Dana Anggaran Pendidikan
Apabila anggaran pendidikan sudah di tetapkan, sudah seharusnya penggunaan dan pendistribusiannya di awasi dengan ketat, agar tidak terjadi penyelewengan dana tersebut, Seperti contoh: pengawasan dana BOS, masih banyak terjadi penyelewengan dana BOS di beberapa sekolah tertentu.
(2). Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Solusi :
-Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru di Indonesia, seperti menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk di daerah terpencil.
-Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
-Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
-Selain itu pelatihan penggunaan IT (Informasi teknologi) bagi guru di seluruh Indonesia, karena masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum bisa menggunakan komputer dan internet. Padahal dengan pengetahuan guru menggunakan komputer dan internet, guru diharapkan akan semakin terbantu dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran yang menarik dengan audio visualnya.
(3). Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Solusi:
- Dalam hal tunjangan sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan peserta didik.
(4). Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusi:
- Harusnya metode pembelajaran yang hanya mengajarkan hafalan kepada siswa di ubah menjadi metode bersifat “Student center” atau berpusat ke peserta didik, karena pada saat sekarang ini peran guru hanya menjadi motivator dan fasilitator.
- Disini juga harus ada kerjasama yang bagus antara guru dengan orang tua murid, karena dengan adanya komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua murid akan mempermudah pertukaran informasi untuk menunjang prestasi belajar murid.
(5). Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Solusi:
-Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
-Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
-Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
(6). Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Solusi:
-Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan mereka butuhkan nantinya di dunia kerja, khusus nya untuk siswa menengah kejuruan.
-Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat ialah bekerja sesuai program pemerintah.
(7). Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
Solusi:
-Anggaran pendidikan dari APBN/APBD paling tinggi, bila Korupsi/Kolusi/Nepotisme berakhir, maka Insya Allah pendidikan dinegeri ini akan sukses. Dengan demikian mungkin juga biaya pendidikan dapat ditekan. Mungkin kita tidak merasakan biaya pendidikan itu mahal, karena tidak akan banyak lagi pungutan-pungutan diluar yang sudah diatur pemerintah/ yayasan.
- Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal, agar bisa menumbuhkan motivasi merka untuk lebih giat belajar.
4.
Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011
Nama :Martini…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Nama :Martini
Nim : 835687337
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
3. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah ini.
(1). Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Solusi :
- Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Seperti tertulis dalam pasal 31 UUD 1945 Ayat 4 : “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta .....“
Anggaran pendidikan harusnya lebih ditambah lagi dari anggaran 20% APBN, karena jumlah anggaran 20% dari APBN masih kurang untuk mendanai proses pendidikan di indonesia, masih banyak daerah-daerah pelosok indonesia yang bahkan belum menikmati pendidikan
- Mengawasi Penggunaan Dana Anggaran Pendidikan
Apabila anggaran pendidikan sudah di tetapkan, sudah seharusnya penggunaan dan pendistribusiannya di awasi dengan ketat, agar tidak terjadi penyelewengan dana tersebut, Seperti contoh: pengawasan dana BOS, masih banyak terjadi penyelewengan dana BOS di beberapa sekolah tertentu.
(2). Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Solusi :
-Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru di Indonesia, seperti menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk di daerah terpencil.
-Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
-Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
-Selain itu pelatihan penggunaan IT (Informasi teknologi) bagi guru di seluruh Indonesia, karena masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum bisa menggunakan komputer dan internet. Padahal dengan pengetahuan guru menggunakan komputer dan internet, guru diharapkan akan semakin terbantu dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran yang menarik dengan audio visualnya.
(3). Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Solusi:
- Dalam hal tunjangan sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan peserta didik.
(4). Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusi:
- Harusnya metode pembelajaran yang hanya mengajarkan hafalan kepada siswa di ubah menjadi metode bersifat “Student center” atau berpusat ke peserta didik, karena pada saat sekarang ini peran guru hanya menjadi motivator dan fasilitator.
- Disini juga harus ada kerjasama yang bagus antara guru dengan orang tua murid, karena dengan adanya komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua murid akan mempermudah pertukaran informasi untuk menunjang prestasi belajar murid.
(5). Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Solusi:
-Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
-Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
-Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
(6). Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Solusi:
-Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan mereka butuhkan nantinya di dunia kerja, khusus nya untuk siswa menengah kejuruan.
-Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat ialah bekerja sesuai program pemerintah.
(7). Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
Solusi:
-Anggaran pendidikan dari APBN/APBD paling tinggi, bila Korupsi/Kolusi/Nepotisme berakhir, maka Insya Allah pendidikan dinegeri ini akan sukses. Dengan demikian mungkin juga biaya pendidikan dapat ditekan. Mungkin kita tidak merasakan biaya pendidikan itu mahal, karena tidak akan banyak lagi pungutan-pungutan diluar yang sudah diatur pemerintah/ yayasan.
- Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal, agar bisa menumbuhkan motivasi merka untuk lebih giat belajar.
4.
Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011
problematika pendidikan…
Nama : Elda Gustina…
In reply to 1. Problematika adalah… by sungailala
Nama : Elda Gustina
Nim : 835686793
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Selain ketidakseimbangan itu masih ada masalah lain seperti:
– Banyaknya buta aksara dan angka
– Banyaknya siswa yang drop out.
– Rendahnya kualitas hasil pendidikan.
– Kurangnya tenaga pengajar.
– Dalam administrasi pendidikan masih terjadi kecurangan.
Dalam Repelita II, masalah yang timbul antara lain:
– Masalah yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan.
– Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan.
– Perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
– Perluasan kesempatan belajar.
– Pengembangan sistem penyajian.
– Pendidikan non-formal (di luar sekolah).
– Pembinaan generasi muda.
– Pengembangan sistem informasi.
– Pengarahan penggunaan sumber pembiayaan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada Repelita I meliputi:
Repelita I: – Program pendidikan secara horisontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan.
– Program pendidikan secara vertikal diarahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Program-progam tersebut meliputi:
– Program Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
– Program Penambahan Pendidikan Kejuruan pada Sekolah Lanjutan Umum
– Program Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
– Program Peningkatan Pendidikan Guru
– Program Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa
– Program Pengembangan Pendidikan
– Program Pembinaan Kebudayaan dan Olahraga
– Program Pendidikan Latihan Institusional
– Program Peningkatan Penelitian
3. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah ini.
(1). Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Solusi :
- Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Seperti tertulis dalam pasal 31 UUD 1945 Ayat 4 : “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta .....“
Anggaran pendidikan harusnya lebih ditambah lagi dari anggaran 20% APBN, karena jumlah anggaran 20% dari APBN masih kurang untuk mendanai proses pendidikan di indonesia, masih banyak daerah-daerah pelosok indonesia yang bahkan belum menikmati pendidikan
- Mengawasi Penggunaan Dana Anggaran Pendidikan
Apabila anggaran pendidikan sudah di tetapkan, sudah seharusnya penggunaan dan pendistribusiannya di awasi dengan ketat, agar tidak terjadi penyelewengan dana tersebut, Seperti contoh: pengawasan dana BOS, masih banyak terjadi penyelewengan dana BOS di beberapa sekolah tertentu.
(2). Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Solusi :
-Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru di Indonesia, seperti menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk di daerah terpencil.
-Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
-Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
-Selain itu pelatihan penggunaan IT (Informasi teknologi) bagi guru di seluruh Indonesia, karena masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum bisa menggunakan komputer dan internet. Padahal dengan pengetahuan guru menggunakan komputer dan internet, guru diharapkan akan semakin terbantu dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran yang menarik dengan audio visualnya.
(3). Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Solusi:
- Dalam hal tunjangan sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan peserta didik.
(4). Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusi:
- Harusnya metode pembelajaran yang hanya mengajarkan hafalan kepada siswa di ubah menjadi metode bersifat “Student center” atau berpusat ke peserta didik, karena pada saat sekarang ini peran guru hanya menjadi motivator dan fasilitator.
- Disini juga harus ada kerjasama yang bagus antara guru dengan orang tua murid, karena dengan adanya komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua murid akan mempermudah pertukaran informasi untuk menunjang prestasi belajar murid.
(5). Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Solusi:
-Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
-Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
-Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
(6). Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Solusi:
-Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan mereka butuhkan nantinya di dunia kerja, khusus nya untuk siswa menengah kejuruan.
-Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat ialah bekerja sesuai program pemerintah.
(7). Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
Solusi:
-Anggaran pendidikan dari APBN/APBD paling tinggi, bila Korupsi/Kolusi/Nepotisme berakhir, maka Insya Allah pendidikan dinegeri ini akan sukses. Dengan demikian mungkin juga biaya pendidikan dapat ditekan. Mungkin kita tidak merasakan biaya pendidikan itu mahal, karena tidak akan banyak lagi pungutan-pungutan diluar yang sudah diatur pemerintah/ yayasan.
- Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal, agar bisa menumbuhkan motivasi merka untuk lebih giat belajar.
4. Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
A. Perkembamgan Nilai Budaya Dan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005)
Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
C. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
D. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
E. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan
a. Ilmu Pengetahuan / Science
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
b. Teknologi
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab:
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab:
Masalah pokok pendidikan di Indonesia antara lain:
1) Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
2) Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
3) Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
4) Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Jawab:
1) Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional antara lain:
a. Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
2) Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a. Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk Slta dan PT.
b. Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut
c. Penyempurnaaan kurikulum
d. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f. Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g. Kegiatan pengendalian mutu.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab:
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
Masalah-maslah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1) Perkembangan iptek dan seni.
2) Laju pertumbuhan penduduk.
3) Aspirasi masyarakat.
4) Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.
1. Problematika Pendidikan…
1. Problematika Pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah pokok pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, elitisme, manajemen pendidikan, dan pemerataan pendidikan.
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi: meningkatkan anggaran untuk pendidikan, mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman, pemberian beasiswa kepada siswa yang tidak mampu, sistem pendidikan nasional perlu ditata kembali, dan menekankan pentingnya sekolah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan: perkembangan iptek dan seni; laju pertumbuhan penduduk; aspirasi masyarakat; keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan; permasalahan pendidikan aktual dan penanggulangannya; dan solusi dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.
Problematika adalah masalah…
Problematika adalah masalah yang dihadapi. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI/jagokata.com). Jadi, problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
Masalah pokok pendidikan di Indonesia antara lain:
Solusi untuk mengatasi problematika pendidikan, antara lain diperlukan adanya sistem pendidikan yang dapat memberikan pemerataan pendidikan dan pelayanan pendidikan yang merata pada daerah-daerah terpencil di Indonesia maupun daerah yang membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan agar mendapatkan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional tanpa mengesampingkan efisiensi pendidikan yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia secara tepat untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Kesadaran komponen pendidikan untuk turut berperan serta dan bekerja sama dalam proses pendidikan (formal maupun informal) juga diperlukan demi berkembangnya mutu pendidikan. Kesadaran tersebut hendaknya kesadaran untuk membangun bangsa dan negara yang lebih baik lagi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Jawaban : …
Jawaban :
1. Problematika…
1. Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah pendidikan di Indonesia
Rendahnya Sarana Fisik / Fasilitas Pendukung
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Rendahnya Kualitas Guru
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabny
Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, masih saja banyak guru terpaksa melakukan kerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS, pedagang pulsa ponsel dan sebagainya.
Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan seperti (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah, dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
. Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama bagi masyarakat miskin maupun masyarakat di daerah terpencil, prinsip dasar pemerataan ini sangat penting guna memberikan kesempatan bagi semua golongan masyarakat, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik.
Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur, Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang pas terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Memang terasa sekali pendidikan itu mahal sekarang. Lebih ironis lagi sudahlah uang pendidikan terasa tinggi, hasilnya atau mutunya atau kualitasnya konon menurun.
Biaya pendidikan memang mahal atau relative dirasa mahal, Karena ada KKN, banyak pungutan-pungutan lainnya dan karena pendapatan masyarakat/keluarga yang rendah, kurang mendapat perhatian dari pemerintah Mutu/kualitas lulusan semakin menurun.
3. - meningkatkan anggaran pendidikan
- Mengawasi penggunaan dana anggaran pendidikan
- Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru yang belum memenuhi standar sebagai guru professional.
- Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun guru honorer di sekolah negeri ataupun swasta, sehingga guru dapat hidup dengan layak dan merasa dihargai pekerjaannya.
- Diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan dari pemerintah yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
- Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun, kalau bisa wajib belajar 12 tahun.
- Menekankan pentingnya sekolah bagi warga masyarakat yang masih beranggapan sekolah merupakan hal yang tidak begitu penting.
4. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan adalah:
- Perkembangan IPTEK dan seni perkembangan iptek terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek.
- Laju pertumbuhan penduduk
- Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan
- Keterbelakangan budaya
- Permasalahan pendidikan actual
Assalamualaikum, wr.wb…
Assalamualaikum, wr.wb
Saya Dwi Mahargyani, izinkan saya berdiskusi dengan menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban:
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Seperti yang kita ketahui problematika berasal dari kata “problem” yang artinya masalah/persoalan/isu. Jadi problematika pendidikan adalah segala permasalahan yang dialami pada dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa di negara Indonesia masih mengalami banyak permasalahan dalam dunia pendidikan. Apalagi di zaman yang semakin maju dan modern ini. Permasalahan tersebut tentu harus segera diselesaikan agar keadaan pendidikan Indonesia semakin baik.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok pendidikan di Indonesia:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan dan bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Terdapat beberapa masalah pokok lainnya yaitu:
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan cara konvesional antara lain:
Dengan cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
Terima kasih
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Assalamualaikum, wr.wb…
Assalamualaikum, wr.wb
Saya Dwi Mahargyani, izinkan saya berdiskusi dengan menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban:
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Seperti yang kita ketahui problematika berasal dari kata “problem” yang artinya masalah/persoalan/isu. Jadi problematika pendidikan adalah segala permasalahan yang dialami pada dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa di negara Indonesia masih mengalami banyak permasalahan dalam dunia pendidikan. Apalagi di zaman yang semakin maju dan modern ini. Permasalahan tersebut tentu harus segera diselesaikan agar keadaan pendidikan Indonesia semakin baik.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok pendidikan di Indonesia:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan dan bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Terdapat beberapa masalah pokok lainnya yaitu:
a. Masalah Pemerataan Pendidikan, adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
b. Masalah mutu pendidikan, permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan, pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan, masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan cara konvesional antara lain:
1. Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
2. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Dengan cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
1. SD kecil pada daerah terpencil
2. Sistem guru kunjung
3. SMP terbuka
4. Kejar paket A dan b
5. Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk SLTA dan Perguruan Tinggi.
2. Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
3. Penyempurnaaan kurikulum
4. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
5. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
6. Peningkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
7. Kegiatan pengendalian mutu.
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
1. Perkembangan Nilai Budaya Dan Seni
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
5. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan(perkembangan IPTEK)
6. Faktor ekonomi
7. Wawasan tentang pendidikan
8. Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.
Terima kasih
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Assalamualaikum, wr.wb…
Assalamualaikum, wr.wb
Saya Dwi Mahargyani, izinkan saya berdiskusi dengan menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban:
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Seperti yang kita ketahui problematika berasal dari kata “problem” yang artinya masalah/persoalan/isu. Jadi problematika pendidikan adalah segala permasalahan yang dialami pada dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa di negara Indonesia masih mengalami banyak permasalahan dalam dunia pendidikan. Apalagi di zaman yang semakin maju dan modern ini. Permasalahan tersebut tentu harus segera diselesaikan agar keadaan pendidikan Indonesia semakin baik.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok pendidikan di Indonesia:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan dan bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Terdapat beberapa masalah pokok lainnya yaitu:
a. Masalah Pemerataan Pendidikan, adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
b. Masalah mutu pendidikan, permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan, pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan, masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan cara konvesional antara lain:
1. Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
2. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Dengan cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
1. SD kecil pada daerah terpencil
2. Sistem guru kunjung
3. SMP terbuka
4. Kejar paket A dan b
5. Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk SLTA dan Perguruan Tinggi.
2. Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
3. Penyempurnaaan kurikulum
4. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
5. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
6. Peningkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
7. Kegiatan pengendalian mutu.
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
1. Perkembangan Nilai Budaya Dan Seni
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
5. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Maslah Pendidikan(perkembangan IPTEK)
6. Faktor ekonomi
7. Wawasan tentang pendidikan
8. Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.
Terima kasih
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
TUGAS KE 2…
TUGAS KE 2
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
A.Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
REPORT THIS AD
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan yang sudah di jelaskan sebelumnya maka upaya penanggulangannya adalah:
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
…
In reply to TUGAS KE 2… by kaila1234
NAMA : SITI SUKRILA
NIM : 836274206
TUGAS KE 2
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD (PDGK4104)
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
A.Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
REPORT THIS AD
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya: – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya: – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Pada awal Repelita I terdapat ketidakseimbangan yang antara lain meliputi:
– Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah fasilitasnya.
– Ketidakseimbangan antara bidang pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
– Ketidakseimbangan antara jumlah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan yang sudah di jelaskan sebelumnya maka upaya penanggulangannya adalah:
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
1. Apa yang dimaksud…
Nama : Dian Fitrohsyah …
Nama : Dian Fitrohsyah
NIM : 837507694
Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD
Kode Mata Kuliah : PDGK4104
TUGAS TUTORIAL II
Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab : Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan
Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Solusi Kualitas pendidikan
Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
Meningkatkan efisiensi pendidikan.
Solusi Relevansi pendidikan
Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Solusi Elitisme
Subsidi silang.
Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
Solusi Manajemen pendidikan
Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
Solusi Pemerataan pendidikan
Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
Menekankan pentingnya sekolah.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Perkembangan Iptek dan seni perkembangan iptek terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek ( ilmu pengetahuan dan teknologi ). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta,dan teknologi adalah penerapan yang di rencanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.Perkembangan seni kesenian merupakan aktifitas berkreasi manusia.secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian.manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi atau mencipta yang bersifat orsinil( bukan tiruan ) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan.
Laju pertumbuhan penduduk, masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal,yaitu: pertambahan pertumbuhan, dan penyebaran penduduk.
Aspirasi masyaraakat,dalam banyak hal meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan di anggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup.
Keterbelakangan budaya, adalah suatu istilah yang di berikan oleh sekelompok masyarakat yang merasa dirinya sudah maju ke pada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya,kebudayaanya pasti di pandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaanya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan jaman.
Permasalahan pendidikan aktual, permasalahan pendidika aktual di indonesia selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk di tanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan di kemukakan meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran,kurikulum.peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Masalah keutuhan pencapaian sasaran di dalam undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional Bab 11 pasal 4 telah di nyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia indonesia seutuhnya.
Masalah pendidikan 9 tahun, keberadan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI no 2 tahun 1989 pasal 6 mengatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang kurangnya tamat pendidikan dasar.
Nama : Mila Dayanti…
Nama : Mila Dayanti
NIM : 836675249
Mata kuliah : Perspektif Pendidikan SD
1. Pengertian problematika pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Jadi problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Masalah pokok pendidikan di Indonesia
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
b. Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Solusi yang tepat untuk mengatasinya
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
- Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
- Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
- SD kecil pada daerah terpencil
- Sistem guru kunjung
- SMP terbuka
- Kejar paket A dan b
- Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
2) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
3) Penyempurnaaan kurikulum
4) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
5) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
6) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
7) Kegiatan pengendalian mutu.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain.
c. Laju Pertumbuhan Penduduk.
d. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.
1. pendidikan adalah suatu…
1. pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia
2. - Rendahnya pemerataan kesempatan belajar
- Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
- Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
- Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat
3. Cara konvesional antara lain:
- Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
- Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Cara Inovatif antara lain:
- SD kecil pada daerah terpencil
- Sistem guru kunjung
- SMP terbuka
- Kejar paket A dan b
- Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka
4. - Perkembangan Iptek Dan Seni
- Pertambahan Penduduk.
- Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
1. Menurut saya problematika…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Menurut saya problematika pendidikan adalah segala sesuatu yang tidak diharamkan dalam dunia pendidikan.
2. Contoh problematika pendidikan adalah kesenjangan antara dunia kerja dengan dunia pendidikan
3. Solusinya, pemangku kepentingan hendaknya duduk bersama untuk menyelesaikan kesenjangan antara dunia kerja dengan dunia pendidikan
4. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan adalah kultur
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik.Namun, Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
yang dimaksud dengan…
Problematika adalah berasal…
Problematika adalah berasal…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pada dasarnya ada dua masalah pokok pendidikan di Indonesia:
a. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
b. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
a. Perkembangan Iptek Dan Seni
1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
2. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat
b. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
2. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.
c. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
1. Problematika pendidikan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
1. Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
2. Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan
.
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia :
– Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
– Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
– Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
– Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yaitu:
A. Perkembangan Iptek dan Seni.
1. Perkembang Iptek.
Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara system dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
2. Perkembangan Seni.
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilakn sesuatu yang indah.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan penduduk.
2. Penyebaran penduduk.
C. Aspirasi Masyarakat.
Aspirasi terhadap pendidikan tidaklah perlu untuk diredam, justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan di tingkatkan, utamanya pada masyarakat yang belum maju dan masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajauan.
D. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya terjadi karena:
· Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (missal terpencil).
· Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
· Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis untuk menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya
umumnya dialami oleh:
· Masyarakat daerah terpencil.
· Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
· Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang kebudayaannya tidak ikut berperan serta dalam pembangunan, sebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi intinya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana system pendidikan dapat melibatkan mereka.
Pertanyaan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Pertanyaan
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang, baik secara umum maupun khusus.Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.
Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan saksama.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus menerus dari pelita ke pelita. Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendung.
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluaranya. Jika tujuan pendidikan nasioanl dijadikan kriteria, maka pertanyaanya adalah: apakah keluaran dari sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri, anggota masyarakat yang sosial yang bertanggung jawab. Dengan kata lain keluaran ini mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas luaran seperti tersebut adalah nurturant effect. Meskipun disadari bahwa hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari sistem pendidikan itu sendiri. Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau hasil sipenmaru.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah perkotaan.
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a) Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b) Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan. Masalah pengangkatan terletak pada kesenjanagn antara stok tenaga yang tesedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terakgir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20 % dari kebutuhan tenaga lapangan. Sedangkan persediaan tenaga siap di angkat lebih bear daripada kbutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan. Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian. Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untk berwirausaha.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincanagn, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak diberikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan didaerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena terbatasnya jumlah yang dapat diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang tesedia didaerah terpencil.
Masalah pengembanagan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan. Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembanagn tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru sangat memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif.
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
a) Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b) Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang.
c) Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
a) Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan pendidikan.
b) Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c) Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
d) Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
Pada dasarnya pembangunan dibidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian, yaitu:
Pertama: gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan daya.
Kedua: kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai.
Meskipun demikian pemerataan pendidiakn tidak dapat diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat suatu bangsa sedang memulai membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu disamping tujuan politis juga tujuan pembanguan yaitu memberikan bekal dasar kepada warga Negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan diri sehingga dapat perpatisipasi dalam pembanguanan.
Dalam uraian tersebut tampak bahwa masalah pemerataan berkaitan erat dengan masalah mutu pendidikan.
Bertolak dari gambaran tersebut terlihat juga kaitannya dengan masalah efisiensi. Karena kondisi pelaksanaan pendidikan tidak sempurna, maka dengan sendirinya pelaksanaan pendidikan dan khususnya proses pembelajaran berlangsung tidak efisien. Hasil pendidikan belum dapat diharapkan relevan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
2. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a) Masyarakat daerah terpencil.
b) Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c) Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
Jawaban…
Jawaban
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya
2. Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di IndonesiaPada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
1) Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam
kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
1) Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
2) Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem,
sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di Universitas Terbuka.
· Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional.
Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1) Perkembangan Iptek dan Seni
· Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula.
· Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
2) Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
2. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
3) Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak, diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.
4) Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a) Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c) Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a. Masyarakat daerah terpencil.
b. Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c. Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
1. Problematika Pendidikan…
1. Problematika Pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2.Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial sebagai supra sistem tersebut memiliki keterkaitan erat yang sangat luar biasa. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus menerus dari pelita ke pelita. Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendung.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
3. Sedangkan untuk contoh solusi yang bisa diberikan adalah seperti pada kasus Pemerataan Pola Pendidikan, Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
f) Dan sebagainya
Referensi :
1.http://smandoe-sawahlunto.sch.id/index.php/10-artikel/17-masalah-pendidikan-di-indonesia
2.http://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/
1. Problematika adalah…
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan
Masalah Mutu Pendidikan
Mencakup masalah pemerataan mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah perkotaan.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
3. Solusinya
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1. Problematika adalah…
1. Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan. yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan
Masalah Mutu Pendidikan
Mencakup masalah pemerataan mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah perkotaan.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.
Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
3. Solusinya
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Tugas 2 – Perspektif…
Tugas 2 – Perspektif Pendidikan SD.02
Nama : ANIS CHOIRUNNISA’
NIM : 837386778
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Sebelum membahas lebih jauh tentang problematika pendidikan, mari kita simak dulu pengertian problematika. Problematika berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” yang berarti masalah, soal, atau teka-teki. Juga dapat diartikan “problematik’ atau ketidak tentuan.
Sedangkan pendidikan sendiri memiliki begitu banyak definisi, akan tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Dalam artian yang lebih khusus, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dimana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuan, bakat, kecakapan dan minat. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah segala bentuk permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan, sehingga perlu adanya pemecahan demi tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Adapun masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia antara lain,
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang No 4 tahun 1950 pada bab XI pasal 17 berbunyi : Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi. Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Akan tetapi realita disekitar kita masih banyak anak-anak yang putus sekolah akibat keterbatasan biaya, kurangnya fasilitas pendidikan dan faktor lain.
Masalah pemerataan pendidikan imerupakan permasalahan yang serius sehingga ditangani dengan benar dan tepat sasaran, sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada Sekolah Dasar secara otomatis mereka mempunyai bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian minimal mereka tidak terlalu jauh ketinggalan dan tidak akan menjadi penghambat pembangunan. Dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III juga dijelaskan tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, dalam pasal 5 disebutkan ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 dijelaskan “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.”
b. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan pada dilihat dari kualitas output (keluaran) siswa. Harapannya keluaran dari sistem pendidikan ini siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang bertakwa, mandiri, sekaligus sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Akan tetapi sampai saat ini belum ada tolok ukur yang tepat untuk menilai mutu pendidikan itu sendiri. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia sendiri tolok ukur mutu pendidikan hanya terfokus pada ujian nasional saja. Hasil belajar yang bermutu tentu harus dicapai melalui proses belajar yang bermutu juga. Jika proses belajar mengajar tidak maksimal, maka hasil belajarpun tidak akan bermutu. Begitupun sebaliknya apabila proses belajar mengajar sudah dilakukan semaksimal mungkin, maka mutu pendidikan juga akan meningkat. Jadi inti dari permasalahan mutu pendidikan terletak pada masalah proses pembelajaran yang juga harus ditunjang oleh peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, peran orang tua dan lingkungan sekitar. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan, sehingga mutu pendidikan baik dipedesaan ataupun kota harus sama rata.
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Efisiensi pendidikan menyangkut masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusianya. Efesiensi berarti menggunakan tenaga dan biaya seminimal mungkin, namun diharapkan akan mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Jadi sistem pendidikan yang efesien dapat diperoleh dengan tenaga dan dana yang terbatas, namun dapat menghasilkan hasil atau lulusan yang berkualitas. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan serta kebudayaan. Adapun permasalahan efisiensi pendidikan yang penting untuk ditangani sejak dini adalah tentang tugas dan fungsi tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang digunakan, proses penyelenggaraan pendidikan dan efisiensi fungsi tenaga kerja.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Maslah relevensi timbul karena ketidakak sesuaian antara sistem pendidikan dengan pembangunan nasional. Padahal pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu adanya keterpaduan dalam perencanaan serta pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional itu sendiri. Contohnya adalah pendidikan di sekolah semestinya direncanakan berdasarkan kebutuhan yang nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah tertentu. Seperti yang kita ketahui bahwa tugas pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam bidang pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Seperti yang kita lihat bahwa pemerintah telah berusaha memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu. Berbagai macam pemecahan masalah sudah dicoba oleh pemerintah dengan tujuan dapat meningkatkan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Langkah demi langkah telah bahkan sedang ditempuh demi kemajuan pendidikan, mulai dari cara-cara yang konvensional hingga pada cara-cara yang terbilang modern atau inovatif.
Adapun pemecahan masalah secara konvesional yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain,
Adapun pemecahan masalah secara inovatif yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain,
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Faktor yang dapat mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan diantaranya adalah masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan itu sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah diluar sistem pendidikan. Masalah makro meliputi masalah perkembangan internasional, demografi, politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Adapun masalah-masalah makro yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain,
a. Perkembangan Iptek Dan Seni
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan, IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) serta seni. Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif.
b. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan dipengaruhi oleh pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan sarana dan prasarana dan pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dengan demikian berarti bahwa beban pembangunan nasionalpun akan bertambah. Tak hanya itu, penyebaran penduduk di Indonesia juga tidak merata. Sebaran penduduk belum seimbang, dan masih tumpang tindih. Diwilayah perkotaan, mayoritas penduduknya sangat padat sedangkan didaerah-daerahterpencil jumlah penduduknya sangatlah sedikit. Persebaran penduduk yang tidak merata seperti ini, tentu dapat menimbulkan seperti kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
c. Aspirasi Masyarakat
Seiring dengan berjalannya waktu dan dampak dari globalisasi, aspirasi masyarakat mulai meningkat dalam berbagai macam hal khususnya terhadap dunia pedidikan. Kesehatan, dan pekerjaan. Hal ini tentu dapat mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan, sebab mereka beranggapan bahwa pendidikan dapat memberi jaminan dalam rangka peningkatan masa depan. Hal ini dapat diidentifikasi dari banyaknya jumlah tenaga kependidikan yang melamar di sekolah-sekolah dasar, dlsb. Pendidikan non formal semakin meningkat, hingga jumlah siswa perkelas yang melebihi kapasitas.
d. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, karena budaya bersifat dinamis yang dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat itu sendiri. Kebudayaan baru tersebut ada yang bersifat material seperti majunya peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan adapula yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain.
Adapun faktor yang mempengaruhi keterbelakangan budaya antara lain,
Dengan demikian kelompok masyarakat yang mengalami keterbelakangn budaya tidak berperan aktif dalam pembangunan. Sehingga tugas pemerintah ialah menyadarkan mereka dari ketertinggalannya, beserta bagaimana upaya menyediakan sarana kehidupan dan sistem pendidikan yang dapat melibatkan mereka.
Problematika adalah berasal…
2.Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan. Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.
3. Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuha hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat original (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. (Umar Tritahardja , 2005). Aktivitas kesenian memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk manusia. Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan). Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini sudah barang tentu menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui sistem pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan prasarana srerta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti sekolah).
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kepundudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu : Pertambahan penduduk, dan Penyebaran penduduk.Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar / banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru dan siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah lain seperti masalah mutu. Penyebaran penduduk yang tidak merata di tanah air akan menimbulkan masalah baru pula. Misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolahnya tidak seberapa orang (jarang). (Pidarta, 20004)
3. Aspirasi Masyarakat
Kecenderugan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan starus sosial mereka. Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasisiwa baru, rasio guru siswa, waktu belajar permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana
Masyarakat kita pada umumnya berada di daerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan / ketinggalannya, bagai mana menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khusunya bagi sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
5. Kemajun ICT Terhadap Berkembangnya Masalah Pendidikan
Perkembangan ilmu pengetahuan (science), apakah bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi / bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah / disesuaikan.
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja, sisem pelayanan dan lain-lain akan serba baru. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi. (Achmad Munib, 2011)
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Jawab : Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus atau persoalan-persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
Jawab :
1. Kualitas pendidikan
Misalnya: – Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
2.Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya: – Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
3. Elitisme Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.Misalnya: – Kepincangan pemberian subsidi. – Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya: – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Pemerataan pendidikan
Misalnya: – Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
Jawab : – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
– Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
– Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
5.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Jawab : Perkembangan Iptek dan seni perkembangan iptek terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek ( ilmu pengetahuan dan teknologi ).
Laju pertumbuhan penduduk, masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal,yaitu: pertambahan pertumbuhan, dan penyebaran penduduk.
1. Problematika pendidikan…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
1. Problematika pendidikan
Problematika berasal dari kata bahasa inggris, yaitu"problem" yang artinya masalah, soal, atau teka - teki.
Pendidikan secara umum didefinisikan sebagai suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan bangsa itu berkembang. definisi pendidikan secara khusus ialah suatu proses pertumbuhan dimana seorang individu dibantu mengembangkan daya - daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya - daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek keterampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
dapat disimpulkan bahwa Problematika Pendidikan adalah persoalan - persoalan atau permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan, khususnya negara Indonesia.
2. masalah pokok pendidikan di indonesia, yaitu:
1. bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan;
2. bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat
yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
3. solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pokok pendidikan
1. Masalah Pemerataan
1. Problematika pendidikan…
In reply to 1. Apa yang dimaksud… by @uminur
1. Problematika pendidikan
Problematika berasal dari kata bahasa inggris, yaitu"problem" yang artinya masalah, soal, atau teka - teki.
Pendidikan secara umum didefinisikan sebagai suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan bangsa itu berkembang. definisi pendidikan secara khusus ialah suatu proses pertumbuhan dimana seorang individu dibantu mengembangkan daya - daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya - daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek keterampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
dapat disimpulkan bahwa Problematika Pendidikan adalah persoalan - persoalan atau permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan, khususnya negara Indonesia.
2. masalah pokok pendidikan di indonesia, yaitu:
1. bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan;
2. bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat
yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
3. solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pokok pendidikan
1. Masalah Pemerataan
Problematika Pendidikan…
In reply to 1. Problematika Pendidikan… by ihsanudin277@g…
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.
2. Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.[3]
Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah:
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “ ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan.
Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan saksama.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.
Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus menerus dari pelita ke pelita. Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut: “penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu, bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan alam yang dapat mendung
3. Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
1. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
a) SD kecil pada daerah terpencil
b) Sistem guru kunjung
c) SMP terbuka
d) Kejar paket A dan b
e) Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
1. Apa yang dimaksud…
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
b. Masalah Mutu Pendidikan
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
d. Masalah Relevansi Pendidikan
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvesional dan cara inovatif.
Cara konvesional antara lain:
• Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
• Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara Inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
• SD kecil pada daerah terpencil
• Sistem guru kunjung
• SMP terbuka
• Kejar paket A dan b
• Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
b. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan. Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
• Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk SLTA dan PT.
• Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
• Penyempurnaaan kurikulum
• Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
• Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
• Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
• Kegiatan pengendalian mutu.
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
a. Perkembangan Iptek Dan Seni
b. Laju Pertumbuhan Penduduk.
c. Aspirasi Masyarakat
d. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.