silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Pada program video ini diperlihatkan upaya guru untuk memberikan toleransi kepada orangtua untuk berada di kelas selama masa orientasi. Guru bekerjasama dengan orangtua untuk memotivasi anak dari agar mandiri dan tidak menangis saat ditinggalkan orangtuanya. Guru mempersilahkan orangtua untuk melepas anak secara bertahap. Kemudian guru mendekati anak dengan penuh kelembutan lalu memberikan sentuhan, belaian dan pelukan sehingga anak merasa nyaman berada dekat dengan guru. Selain itu guru juga dapat mengalihkan perhatian anak dengan berbagai kegiatan. Guru dapat juga mengenalkan anak dengan teman-temannya yang pandai bersosialisasi. Sebaiknya guru tetap berada dalam jangkauan anak sehingga manakala dibutuhkan guru siap memberikan pelayanan/perhatian kepada anak, guru memberikan ”reward” kepada anak yang sudah bisa belajar mandiri di kelas agar memotivasi anak lain untuk mendapatkan reward sehingga berusaha untuk tidak menangis lagi.
Dwi Astuti
–
–
Secara keseluruhan tayangan dalam video tersebut lebih banyak peragaan/ilustrasi yang dilakukan guru dan anak didik saja. Untuk dialog hanya sedikit yang dapat didengar selebihnya hanya peragaan/ilustrasi. Kegiatan yang diberikan guru dapat memperkenalkan anak didik baru kepada semua teman-temanya dengan cara kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama ketika didalam kelas seperti bermain bersama, membuat roti dan menutup dengan membuat kereta panjang. Semua itu dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
–
Video ini menggambarkan upaya seorang guru dalam membantu anak-anak menyesuaikan diri di lingkungan sekolah selama masa orientasi. Guru memberikan toleransi kepada orang tua untuk tetap berada di kelas guna mendukung proses adaptasi anak. Melalui kerjasama dengan orang tua, guru membantu memotivasi anak agar lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada kehadiran orang tua.
Guru mendorong orang tua untuk secara perlahan melepas kehadirannya, memungkinkan anak beradaptasi secara bertahap. Dengan pendekatan yang lembut, guru memberikan perhatian berupa sentuhan, belaian, dan pelukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi anak. Selain itu, guru juga mengalihkan perhatian anak dengan berbagai kegiatan menarik dan mengenalkan anak pada teman-temannya yang pandai bersosialisasi.
Guru memastikan dirinya selalu dalam jangkauan anak, sehingga anak merasa aman dan tahu bahwa bantuan tersedia kapan saja dibutuhkan. Sebagai bentuk motivasi, guru memberikan penghargaan atau reward kepada anak-anak yang berhasil belajar mandiri, memotivasi anak lain untuk mengikuti contoh tersebut. Dengan cara ini, anak-anak belajar untuk lebih percaya diri dan nyaman tanpa kehadiran orang tua di kelas.
didalam video tersebut mengajarkan bagaimna cara menghadapi saat anak belum mandiri disekolah dan pertama sekolah,, sehingga untuk mengajarkan anak dalam mandiri berbagai cara guru melakukan pendakatan dan berkerja sama dengan orang tua untuk melatih anak untuk bersosilisasi dengan teman dan mengajarkan mandiri.
Menurut saya dalam Video ini menunjukkan upaya guru yang sangat bijaksana dalam mendampingi anak-anak yang mengalami kesulitan beradaptasi di awal masuk sekolah. Proses orientasi ini memang sangat penting, karena anak-anak usia dini sering kali merasa cemas dan tidak nyaman saat pertama kali ditinggalkan oleh orangtua. Oleh karena itu, pendekatan yang penuh kasih sayang dan kelembutan dari guru menjadi kunci agar anak merasa aman dan nyaman.
Nama : Ni Made Hendrayani
Nim : 819019487
Video ilustrasi tersebut berisi tentang upaya guru untuk mengatasi anak yang belum mandiri. Dalam video tersebut saat dicarikan bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang belum mandiri di awal ajaran baru. Demikian pula pada lembaga kami ketika menghadapi awal ajaran baru dengan segala macam sifat anak yang berbeda-beda tidak boleh kemandirian tersebut. Tahap awal haruslah orang tua melepas anak secara berusaha guru bisa mengenalkan anak kepada teman-temannya, memberikan pujian yang positif memberikan reward kepada anak yang sudah bisa belajar mandiri di rumah berikan kesempatan untuk anak untuk menentukan pilihan jawaban yang dapat ditangani anak mengajar anak-anak dan memberikan cakupan lingkungan ramah anak. Hal tersebut dapat terwujud dengan adanya kerjasama antara guru dengan orang tua untuk memotivasi anak agar lebih bisa mandi dan tidak menangis saat ditingkatkan oleh orang tua. Lalu guru selalu memberikan kepercayaan kepada anak bahwa dia bisa melakukan sesuatu sendiri. Tunjukkan bahwa kegagalan adalah hambatan kecil hanyalah sebuah hambatan kecil untuk menuju keberhasilan yang lebih baik. Menyampaikan kepercayaan kepada anak-anak dia bisa melakukannya sendiri, memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat kebijakan kepemimpin mereka untuk memahami konsekuensi daripada pilihannya tersebut.
Nama :Sang Ayu Putu Sugiartini
NIM : 859019613
Setelah saya menonton video tersebut, upaya guru sangat tepat dalam memberikan stimulus kepada anak-anak untuk meningkatkan motorik halus anak.
Melalui kegiatan-kegiatan yang menarik akan membuat anak tidak bosan untuk.mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu dalam video tersebut sangat menginspirasi untuk si terapkan,,dan sangat bermanfaat.
Sekian pendpata dari saya,,terima kasih
Nama: Nurcaya. Nim : 859430681. Prodi : PG PAUD . Assalamualaikum
Setelah saya menonton vidio tersebut upaya guru sangat tepat dalam memberikan simulasi kepada anak untuk meningkatkan motorik halus anak. Guru juga sangat memperhatikan persiapan untuk menyambut anak-anak dengan berbagai karakter yg berbeda dan sulit beradaptasi. Masa perkenalan dengan anak baru merupakan masa yang penting bagi Guru dan anak untuk mencapai keberhasilan belajar selama di sekolah. Guru menjalankan simulasi tersebut sudah tepat dengan cara membuat perkenalan yang menyenangkan bagi anak sehingga membuat anak merasa nyaman dan aman.
Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr wb
Setelah menonton video tersebut, saya menyadari bahwa pembelajaran yang disampaikan sangat bermanfaat untuk diterapkan di sekolah tempat saya mengajar. Saya memahami bahwa setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda, dan kemandirian adalah proses bertahap yang membutuhkan waktu. Para guru tidak memaksakan target yang sama untuk semua anak, melainkan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh.
Anak-anak yang belum mandiri justru memberikan kesempatan bagi guru untuk lebih sabar dan kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing. Dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, guru berusaha agar anak merasa aman untuk mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan.
Saya juga menyadari pentingnya kerjasama dengan orang tua untuk memberikan dukungan yang konsisten di rumah dan di sekolah. Guru lebih fokus pada proses belajar anak daripada hanya hasil akhir yang sempurna, mendorong mereka untuk aktif terlibat dan memberikan pujian atas usaha yang dilakukan.
Dengan menggali minat dan bakat setiap anak, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Lingkungan sekolah juga memberikan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya, belajar keterampilan sosial seperti berbagi, bergantian, dan bekerja sama. Dukungan dari guru dan teman-teman membantu anak merasa lebih percaya diri untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi tantangan.
Saya percaya bahwa setiap anak adalah unik dan penting untuk memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka. Anak yang belum mandiri memberikan tantangan menarik bagi saya sebagai guru, dan saya senang melihat perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Dengan dukungan yang konsisten dari orang tua, anak-anak akan merasa lebih percaya diri dalam belajar mandiri. Tugas kita sebagai guru adalah membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensi tersebut.
Video tersebut menginformasikan beberapa cara mengenai bagaimana menangani anak saat awal penerimaan siswa baru diantarnya perkenalkan diri pada anak dan tunggu jawaban dari anak tersebut, mengenalkan anak dengan teman-teman yang pandai bersosialisasi dan guru bisa memberikan apresiasi pada anak yang sudah mandiri dikelas.
Nama : Susiyanti
NIM : 859777835
Banyak anak yang belum mandiri saat pertama kali masuk sekolah TK, dan ini adalah hal yang sangat wajar. Pada usia ini, anak-anak sedang berada dalam tahap perkembangan sosial, emosional, dan kognitif yang masih dalam proses pembentukan. Beberapa alasan mengapa anak-anak belum mandiri di awal masuk TK antara lain:
Faktor Penyebab Anak Belum Mandiri:
Perubahan Lingkungan: Masuk sekolah TK berarti anak beralih dari lingkungan rumah yang nyaman dan aman ke lingkungan baru yang lebih besar dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Ini bisa membuat mereka merasa cemas atau tidak nyaman, sehingga ketergantungan pada orang dewasa menjadi lebih besar.Kurangnya Pengalaman Sosial: Pada usia ini, anak-anak belum banyak memiliki pengalaman berinteraksi dengan teman sebaya atau berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Mereka mungkin belum terbiasa dengan kegiatan seperti berbagi, bergiliran, atau bekerja dalam kelompok, yang diperlukan untuk perkembangan kemandirian. Kemampuan Emosional yang Belum Stabil: Anak-anak pada usia dini masih belajar untuk mengelola perasaan mereka, seperti kecemasan, rasa takut, atau frustrasi. Rasa cemas atau takut ditinggal orang tua di sekolah dapat membuat anak lebih bergantung pada pengasuh atau guru.
Keterbatasan Keterampilan Praktis: Kemandirian di TK seringkali melibatkan keterampilan praktis, seperti memakai pakaian sendiri, makan tanpa bantuan, atau pergi ke toilet tanpa ditemani. Anak-anak yang belum terbiasa melakukan hal-hal tersebut mungkin merasa kesulitan untuk melakukannya sendiri. di video tesebut guru memperkenalkan anak pada anak-anak yang lain agar anak bisa berbaur dengan temannya, guru memotivasi anak yang belum terbiasa terpisah dengan orang tuanya, guru juga bekerjasama dengan orang tua agar anak berkembang menjadi lebih mandiri seiring berjalannya waktu. Kemandirian di sekolah TK adalah proses yang memerlukan waktu, tetapi dengan latihan dan perhatian yang penuh kasih, anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mandiri.
Kebanyakan anak yang baru memasuki lingkup/sekolahan baru anak merasa tidak mandiri dan tidak mau di tinggal oleh orang tuanya. Jangankan anak TK anak yg sudah masuk SD saja terkadanf masih ada yg kurang percaya diri/blm bisa mandiri.
Anak usia dini yang belum bisa mandiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Pola asuh yang terlalu protektif, sehingga anak terbiasa dilayani dan kurang latihan mandiri
2. Anak terbiasa mendapatkan bantuan dengan cepat saat mengalami kesulitan
3. Anak kurang mendapat penghargaan saat berhasil melakukan sesuatu
4. Anak cenderung memandang segala sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi kemandirian anak adalah: Gen atau keturunan orang tua, Sistem pendidikan di sekolah, Sistem pendidikan di masyarakat.
Anak yang mandiri akan tumbuh menjadi anak yang ceria dan merasa mampu berbuat sesuatu tanpa takut, dimarahi, atau dilarang oleh orang tuanya.
Bagaimana cara mengajari anak agar bisa mandiri? Yaitu dengan Belajar mengikuti rutinitas adalah salah satu cara agar anak kecil menjadi lebih mandiri. Seperti pulang sekolah: lepas jaket, lalu pakai sepatu, gantung tas, cuci tangan. Biarkan anak mulai melakukan beberapa bagian rutinitas sendiri, seperti membuka ritsleting mantel. Pada akhirnya, mereka akan mampu melakukan seluruh rutinitas sendiri.