silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program video ini berisi strategi seorang guru Taman kanak-kanak yang mengalami masalah pada anak didiknya. Masalah tersebut adalah anak kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya. Cara yang dilakukan guru tersebut diantaranya adalah dengan melatih anak secara terus menerus dan perlahan untuk mengemukakan pendapatnya. Misalnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang disukai anak, memperlihatkan gambar kepada anak dan meminta anak menyampaikan pendapatnya tentang gambar tersebut. Cara lainnya adalah dengan meminta anak menggambar bebas, kemudian meminta anak untuk menceritakan gambar hasil karyanya di depan kelas. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meminta anak membawa mainan atau buku kesayangannya dari rumah dan memintanya menceritakan tentang mainan dan buku kesayangannya itu di depan teman-temannya, tentu saja tahap awal guru memancing dengan pertanyaan seputar mainan atau buku tersebut.
Ir. Melly Latifah , M.Si
–
–
Pada tayangan video tersebut, untuk pembukaan dan isi sudah sesuai dengan ilustrasi namun untuk penutup belum terlihat. Penggunaan strategi, pendekatan, metode dan media sudah ada dalam tayangan tersebut, namun untuk evaluasi belum terlihat. Untuk tingkat perkembangan anak sudah sesuai dengan materi pembelajarannya, demikian juga dengan kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku (anak memahami bahasa ekpresif).
Tri Ekawati
Nama : Aini Jahrah
Nim : 858317122
Dari video tersebut dapat disimpulkan bagaimana kita dapat mengatasi anak sulit mengemukakan pendapat dengan pendekatan pembelajaran yang sudah dicontohkan.video ini sangat bermamfaat bagi saya untuk mengatasi masalah yang sama.
Nama : Larasati Sukmaningrum
NIM : 877315303
Orang tua seringkali merasa khawatir ketika anaknya tidak bisa mengutarakan pendapatnya dan terus menjawab pertanyaan dengan “Saya tidak tahu” atau “Saya juga tidak peduli”. Mereka khawatir anaknya tidak bisa menjawab ketika ditanya pertanyaan penting dan disalahpahami oleh lawan bicara.
Mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya kepada orang lain berdampak pada kehidupan seseorang di sekolah dan saat dewasa, sehingga penting bagi anak untuk didorong untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya sejak dini.
Beberapa alasan mengapa anak tidak bisa mengutarakan pendapatnya dan apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasinya
Ada tiga alasan utama mengapa anak tidak mampu mengungkapkan perasaan dan pendapatnya, yaitu :
1. Mereka ragu-ragu untuk angkat bicara
2. Mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan diri mereka
3. Mereka tidak mengingat/mengetahui informasi yang mereka perlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut
Anak-anak yang tidak mampu mengutarakan pendapatnya sering kali menekan perasaannya dan menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekitarnya atau bahkan mulai bertengkar dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk belajar mengungkapkan pendapat dan perasaannya sejak dini.
Anak-anak dapat mempelajari keterampilan ini di rumah dengan berbicara dengan orang tua mereka dan dengan mengikuti program prasekolah di mana mereka dapat berkomunikasi dengan guru dan teman sebayanya. Banyak program prasekolah internasional berfokus pada penyediaan lingkungan belajar terbuka di mana anak-anak dapat berlatih mengekspresikan pendapat mereka secara bebas.
Cara yang dilakukan guru agar anak mau mengungkapkan pendapatnya, diantaranya adalah dengan :
1) Melatih anak secara terus menerus dan perlahan untuk mengemukakan pendapatnya. Misalnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang disukai anak, memperlihatkan gambar kepada anak dan meminta anak menyampaikan pendapatnya tentang gambar tersebut.
2) Meminta anak menggambar bebas, kemudian meminta anak untuk menceritakan gambar hasil karyanya di depan kelas
3) Meminta anak membawa mainan atau buku kesayangannya dari rumah dan memintanya menceritakan tentang mainan dan buku kesayangannya itu di depan teman-temannya, tentu saja tahap awal guru memancing dengan pertanyaan seputar mainan atau buku tersebut.
Nama : Miftakhul Ulumi
NIM : 857748165
JUDUL : Anak sulit mengungkapkan pendapat
Dalam video sudah baik dalam mengatasi anak yang sulit dalam mengungkapkan pendapat. Terdapat anak yang jika ditanya selalu menjawab tidak tahu dan sulit mengungkapkan pendapatnya jika ingin sesuatu. Dalam situasi tersebut guru dapat mengatasi masalah dengan cara memberikan stimulus supaya anak bisa mengungkapkan pendapatnya. Salah satunya dengan memberi pertanyaan tentang hal yang disukai anak, dan perlahan anak akan dapat mengungkapkannya.
NAMA : Nur Azizah
NIM : 858965015
Dari video tersebut sebagian besar banyak anak yang kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya. Anak yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya itu seringkali terjadi dikarenakan karena kurangnya stimulasi bicara aktif. Dalam video tersebut juga ditampilkan cara mengatasinya dan setiap poin diungkapkan secara jelas sehingga jadi mudah dimengerti. Dengan adanya video pembelajaran PAUD ini sangat membantu saya sebagai pendidik dalam mengatasi permasalahan seperti video tersebut.
Nama: Nurhayati
NIM: 858460223
Komentar: Video tersebut bagus dan informatif. Video tersebut menyajikan contoh kasus yang konkrit disertai penyebab dan sekaligus pemberian saran-saran bagi guru yang memiliki anak didik yang kesulitan mengungkapkan pendapat. Saran-saran yang diberikan pun tidak sukar untuk dilakukan. Semoga dengan adanya video-video pembelajaran ini dapat menambah wawasan untuk kita semua terutama para guru. Terima kasih.
assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Nama : Dea Dwitami
Nim : 836387476
Untuk melatih anak agar berani berpendapat, diperlukan stimulus yang terus-menerus sejak dini. Apa saja yang bisa dilakukan oleh orangtua?
Sebagai orangtua, tentu Anda menginginkan anak berani mengungkapkan pendapat dan dapat berpikir secara kritis. Meski demikian, kemampuan ini tidak didapat dengan mudah. Diperlukan stimulasi terus-menerus dari orangtua, supaya anak dapat mempelajari serta menerapkannya. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat lakukan. Kemampuan anak dapat berbeda-beda sesuai dengan usianya. Pada usia 2-3 tahun, doronglah anak untuk melakukan segala kegiatan yang ia sukai dan berikan contoh yang baik kepada mereka. Hindari sikap menyalahkan jika anak melakukan kesalahan karena dapat membuat anak menjadi tidak mandiri. Selain itu, sikap tersebut juga dapat menimbulkan rasa takut pada anak untuk mengungkapkan keinginannya.
Pada usia 4-5 tahun, anak akan cenderung bertanya mengenai banyak hal. Di sinilah peranan orangtua, pengasuh ataupun guru dalam merangsang anak untuk berpikir kritis. Usahakan untuk menjawab semua pertanyaan anak. Jika Anda tidak dapat menjawab, berikan jeda waktu pada anak agar Anda mencari jawabannya terlebih dahulu dan tepatilah janji untuk menberikan jawabannya.
Berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya dan hargai mereka. Ini dapat membangun kepercayaan diri anak. Namun, Anda tetap harus teliti terhadap apa yang disampaikan dan berikan arahan yang baik.
Berdiskusilah dengan anak mulai dari hal-hal yang paling mudah. Misalnya dalam memilih makanan atau pakaian yang akan dikenakan. Tanyakan alasan yang mendasari pilihan mereka. Gunakan pertanyaan terbuka tersebut agar merangsang anak untuk berpendapat.
Saat anak berbicara, dengarkan dan jangan potong pembicaraannya agar ia belajar untuk menghargai orang yang sedang berbicara.
Jika hendak melakukan aktivitas bersama anak, biasakan untuk menyampaikan tujuan dari setiap aktivitas tersebut. Misalnya, saat merencanakan kegiatan berenang dengan anak. Jelaskan padanya bahwa berenang merupakan salah satu jenis olahraga yang baik untuk tubuh agar tidak mudah sakit.
Berikan anak pujian ketika ia mengutarakan pendapat yang menurut Anda baik. menerapkan metode belajar diskusi dengan anak, bukan hanya metode konvensional di mana anak hanya duduk dan diam guru menerangkan. diharapkan anak dapat dengan mudah mengutarakan pendapatnya, sehingga menciptakan cara berpikir yang kritis dan logis yang akan membantu kehidupannya kelak.
sekian dan terimakasih
wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
nama : Dea Dwitami
nim : 836387476
Untuk melatih anak agar berani berpendapat, diperlukan stimulus yang terus-menerus sejak dini. Apa saja yang bisa dilakukan oleh orangtua?
Sebagai orangtua, tentu Anda menginginkan anak berani mengungkapkan pendapat dan dapat berpikir secara kritis. Meski demikian, kemampuan ini tidak didapat dengan mudah. Diperlukan stimulasi terus-menerus dari orangtua, supaya anak dapat mempelajari serta menerapkannya.Berikut adalah beberapa kiat yang dapat dilakukan:
Kemampuan anak dapat berbeda-beda sesuai dengan usianya. Pada usia 2-3 tahun, doronglah anak untuk melakukan segala kegiatan yang ia sukai dan berikan contoh yang baik kepada mereka. Hindari sikap menyalahkan jika anak melakukan kesalahan karena dapat membuat anak menjadi tidak mandiri. Selain itu, sikap tersebut juga dapat menimbulkan rasa takut pada anak untuk mengungkapkan keinginannya.
Pada usia 4-5 tahun, anak akan cenderung bertanya mengenai banyak hal. Di sinilah peranan orangtua, pengasuh ataupun guru dalam merangsang anak untuk berpikir kritis. Usahakan untuk menjawab semua pertanyaan anak. Jika Anda tidak dapat menjawab, berikan jeda waktu pada anak agar Anda mencari jawabannya terlebih dahulu dan tepatilah janji untuk menberikan jawabannya.
Berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya dan hargai mereka. Ini dapat membangun kepercayaan diri anak. Namun, Anda tetap harus teliti terhadap apa yang disampaikan dan berikan arahan yang baik.
Berdiskusilah dengan anak mulai dari hal-hal yang paling mudah. Misalnya dalam memilih makanan atau pakaian yang akan dikenakan. Tanyakan alasan yang mendasari pilihan mereka. Gunakan pertanyaan terbuka tersebut agar merangsang anak untuk berpendapat.
Saat anak berbicara, dengarkan dan jangan potong pembicaraannya agar ia belajar untuk menghargai orang yang sedang berbicara.
Jika hendak melakukan aktivitas bersama anak, biasakan untuk menyampaikan tujuan dari setiap aktivitas tersebut. Misalnya, saat merencanakan kegiatan berenang dengan anak. Jelaskan padanya bahwa berenang merupakan salah satu jenis olahraga yang baik untuk tubuh agar tidak mudah sakit.
Berikan anak pujian ketika ia mengutarakan pendapat yang menurut Anda baik.
menerapkan metode diskusi dengan anak, bukan hanya metode konvensional di mana anak hanya duduk dan diam guru menerangkan.
Dengan memerhatikan kiat-kiat di atas, diharapkan anak dapat dengan mudah mengutarakan pendapatnya, sehingga menciptakan cara berpikir yang kritis dan logis yang akan membantu kehidupannya kelak.
sekian terimakasih
wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Nama : Odi Nesti Benu
NIM : 859300408
Dari video diatas, memang sebagai pengajar PAUD/TK akan menemukan anak-anak yang sulit mengemukakan pendapat. Untuk itu, hal utama untuk membantu pengajar PAUD/TK ketahui diantaranya yaitu mengetahui kesukaan dari anak tersebut, menstimulasi anak dengan cara berkomunikasi secara aktif tentang hal atau benda yang disukainya, meminta kepada anak untuk menceritakan tentang hal-hal yang menarik yang dialaminya, serta meminta kepada anak untuk menjawab gambar yang ditunjukan oleh pengajar.
Nama : Arba’atun Nurhidayati
NIM : 859940396
Video tersebut telah menjelaskan dengan detail berkaitan kasus anak yang kesulitan mengungkapkan pendapat dan sudah diberikan tips nya dalam menanganinya. Saya setuju sekali dengan tips-tips tersebut. Hanya ingin menambahkan bahwa kesulitan berpendapat bukan hanya disebabkan oleh faktor kurangnya stimulus bahasa tetapi juga aspek sosial emosional yaitu rasa percaya diri. Maka alangkah baiknya anak sering diberikan kesempatan untuk berbicara, bercerita yang ia suka, dimotivasi untuk tampil di depan guru dan teman-temannya. Selain itu, untuk membuka wawasan anak-anak. sering-seringlah ibu guru memberikan pertanyaan terbuka saat bercerita atau menjelaskan suatu materi. Ajak anak untuk berpikir dan terus berpikir dalam mempelajari sesuatu. Berikan stimulus bagi anak supaya ketrampilan berbicaranya terasah dengan disertai rasa percaya diri.
nama : nadia prasetyawati
nim : 858755195
Menurut saya penyampaian materi dengan video tersebut bisa memudahkan kita untuk memahami materi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena dalam video tersebut telah di contohkan permasalahan yang kerap kita temui dalam proses pembelajaran dan juga cara untuk mengatasi permasalahan tersebut beserta contoh penerapannya. Hal ini membuat kita dengan mudah menerapkan materi tersebut ketika kita menemui permasalahan yang sama