silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini membahas bagaimana seorang guru mengajarkan perkalian dengan media karton yang dinamakan “Tulang Napier”. Dengan metode ini anak-anak jadi lebih mudah memahami perkalian dua buah bilangan.
Vera Maya Santi, M.Si.
Pakar Dosen
Video ini diawali dengan ungkapan guru yang akan menyajikan bilangan bulat. Ungkapan awal itu lebih tepat tentang perkalian bilangan bulat, karena operasi perkalian yang menjadi pokok pembicaraannya. Penggunaan Tulang Napier yang ditampilkan ini sudah berusaha menjelaskan perkalian bilangan bulat (puluhan dengan puluhan). Langkah penjelasan perkalian dengan bantuan alat peraga tersebut tergolong sulit, mengingat kurang terstruktur, tidak dimulai dengan cara-cara yang mudah dipahami terlebih dahulu, tetapi justru langsung pada perkalian antara dua bilangan besar (dalam bentuk puluhan) yang tidaklah begitu mudah dilakukan.
Idealnya pembelajaran tersebut diawali terebih dahulu dengan pengenalan Tulang Napier dan siswa dilibatkan pembuatannya (hands-on activity) untuk hasil perkalian bilangan dari mulai 0 sampai dengan 9. Langkah berikutnya adalah memberikan penjelasan tentang perkalian bilangan satuan dengan bilangan satuan, dan siswa sebaiknya diminta mempraktekkannya sendiri melalui beberapa contoh yang mereka buat sendiri. Selanjutnya guru bisa memberikan penjelasan tentang perkalian antara bilangan puluhan dengan sebuah bilangan (antara 2 dan 9). Kemudian diteruskan dengan memberi contoh bagaimana mengalikan bilangan ratusan dengan sebuah bilangan satuan, bilangan ribuan dengan bilangan satuan, dan bilangan puluh ribuan dengan bilangan satuan.
Segera setelah guru memberikan penjelasan, siswa sebaiknya mempraktekkannya, karena ketrampilan akan lahir dari praktek secara langsung di saat siswa mengalaminya sendiri. Setelah siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan perkalian bilangan-bilangan tersebut, barulah penjelasan guru bisa dilanjutkan dengan perkalian sebuah bilangan puluhan dengan sebuah bilangan puluhan lainnya. Dengan cara seperti itu, siswa diharapkan dapat melakukan perkalian bilangan yang lebih besar lagi melalui bantuan Tulang Napier.
Prof. H. Yaya S. Kusumah (UPI Bandung)
Pakar Guru
Udah sesuai, strategi , metode , pendekatan sudah sesuai dan media yang digunakan membuat siswa tertarik, Materi sesuai dengan perkembangan peserta didik, Materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Sugeng Wibowo, S.Pd.Mat.
Nama : Marsela Lamberti
NIM : 501312005
Saya izin memberi tanggapan terhadap video diatas,
Dalam video tersebut, murid mengalami kesulitan dalam pengerjaan sistem susun kebawah. Sistem perkalian lebih dari satu anggka dinilai cukup sulit bagi anak-anak di Tingkat Sekolah Dasar. Untuk mengatasi masalah ini, guru memberikan solusi berupa penggunaan alat peraga ‘’Tulang Navier’’. Dengan bantuan metode ini, diharapkan akan mempermudah guru dalam menjelaskan sistem perkalian dengan angka yg lebih besar, dan anak-anak lebih mudah memahami perkalian dua buah bilangan. Namun dalam penggunaannya dan bisa kita lihat dari video tersebut, perkalian menggunakan ‘’Tulang Navier’’ tidak memberikan Solusi yang signifikan, dimana terlihat jelas murid masih kurang aktif dan masih banyak yang diam karena bingung. Penggunaan alat peraga tersebut dilakukan oleh guru, dan murid hanya menyimak sehingga masih kurang efektif untuk membantu murid memahami perkalian dua angka.
Nama : Eka Wahyuni
NIM : 501142963
UPBJJ : UT Pangkalpinang
Menurut saya mengenai video pembelajaran tersebut, Guru sudah menguasai kelas, terlihat peserta didik belajar dalam suasana yang kondusif. Respon guru juga sangat menarik dengan menanyakan kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik disertai memberikan solusinya dengan menunjukkan alat peraga dan cara menggunakannya. Guru sangat kreatif dalam membuat alat peraga seperti tulang napier. Saran saya, sebaiknya guru membuat alat peraga lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan tidak perlu waktu lama dalam menjelaskan materi dengan alat peraga tersebut. Jika memang harus menggunakan alat peraga yang sedikit ribet dan susah dipahami peserta didik, ada baiknya guru melibatkan peserta didik untuk mencoba satu persatu alat peraga tersebut dalam menyelesaikan tugas atau soal. Alat peraga juga diusahakan dapat terlihat jelas sampai ke peserta didik yang duduk di bangku paling belakang. Sehingga pemahaman materi dapat tersampaikan secara merata.
Nama: Selvister Jenny Rosmiati Tobe
NIM : 501372136
UPBJJ : Kupang_NTT
Melakukan Perkaian dengan Metode Napier. Menurut saya
Kelebihannya; siswa dilatih untuk mencari hasil perkalian dengan mudah tanpa menghafal dan menyusun dengan rumit.
Kekurangannya; guru belum melakukan percobaan dengan bilangan ratusan dan seterusnya, teknik penyampaian guru terlalu formal terkesan kaku, karena siswa tidak diberi kesempatan untuk menggunakan alat peraga tersebut secara langsung. Seharusnya guru menggunakan teknik yang mudah dipahami siswa seperti membuat gambar di papan tulis bagian-bagian yang dicopot sehingga pada saat siswa diberi tugas, mereka dapat menggunakan gambar bagian tulang napir pada buku tulis. Terima Kasih.
Nama : Dwinisari Triutami
NIM : 501332512
Prodi : MPDr
Assalamualaikum Wr.Wb.
Menurut saya video pembelajaran ini cukup menarik karena menggunakan cara baru dalam mengajarkan perkalian kepada peserta didik. Cara ini membuat peserta didik yang awalnya malas dan takut belajar Matematika bahkan tidak tertarik mengerjakan soal menjadi antusias untuk bisa mengerjakannya. Dengan adanya alat peraga berupa Tulang Napier, membuat peserta didik yang kesulitan melakukan perkalian bersusun panjang menjadi lebih mudah dan cepat dalam mengerjakannya. Guru sudah bagus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya, mungkin apabila masih ada waktu yang lebih banyak, peserta didik diberikan kesempatan untuk mempraktekkan alat peraga tersebut secara berkelompok maupun individu, selain lebih paham tentang cara kerja Tulang Napier, mereka akan memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan ketika belajar Matematika.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Nama : Reni Septiana
NIM : 501192746
Prodi : Magister Pendidikan Dasar
Menurut saya setelah melihat video tesrebut, pembelajaran dengan menggunakan metode tulang napier memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut :
– memudahkan siswa dalam memahami operasi perkalian dan pembagian, terutama bagi mereka yang kesulitan dengan metode konvensional.
– Dengan metode ini, perkalian angka besar bisa diselesaikan lebih cepat tanpa harus menghafal tabel perkalian.
– Metode ini cukup sederhana dan mudah diterapkan oleh siswa dari berbagai jenjang, bahkan siswa yang baru mulai belajar perkalian.
– dapat digunakan sebagai alat bantu konkret, yang bisa membantu siswa lebih fokus dan aktif selama proses belajar.
Namun, kekuranganya dari metode ini yaitu :
– Meskipun metode ini efektif untuk perkalian dan pembagian, untuk operasi matematika lain seperti penjumlahan, pengurangan, atau persamaan aljabar, metode ini tidak terlalu membantu.
– Metode ini memerlukan alat fisik (batang atau kartu Napier), yang bisa membatasi penggunaannya dalam situasi tanpa alat tersebut, seperti saat mengerjakan ujian atau ketika alat tidak tersedia.
Sehingga saran saya dengan melihat kelebihan dan kekurangan itu yaitu sebagai berikut :
– Meskipun alat ini membantu, pastikan siswa memahami konsep perkalian dan pembagian di balik metode ini sehingga mereka tidak hanya menghafal prosedur tetapi juga mengerti logikanya.
– Selain menggunakan metode Tulang Napier, berikan variasi latihan dengan cara-cara lain agar siswa tidak terlalu bergantung pada satu metode saja.
Sehingga kesimpulannya bahwa Dengan pendekatan yang seimbang, metode Tulang Napier bisa menjadi salah satu alat yang bermanfaat dalam memperkaya pembelajaran matematika, khususnya dalam tahap awal.
Anizah Solikatin (501332433)
Prodi: MPDr
Video membahas cara mengajarkan perkalian dengan media karton yang dinamakan Tulang Napier. Tidak dijelaskan dari akronim apa. Dengan metode ini diharapkan anak-anak jadi lebih mudah memahami perkalian dua buah bilangan. Namun, Langkah penjelasan perkalian dengan bantuan alat peraga tersebut tergolong sulit (menurut saya), tidak dimulai dengan cara-cara yang mudah dipahami terlebih dahulu, tetapi langsung pada perkalian antara dua bilangan besar dalam bentuk yang tidaklah begitu mudah dilakukan.
Akan lebih menarik bila diawali terebih dahulu dengan pengenalan Tulang Napier dengan mencoba untuk hasil perkalian bilangan dari mulai 0 sampai dengan 9. Langkah berikutnya adalah memberikan penjelasan tentang perkalian bilangan satuan dengan bilangan satuan. Segera setelah guru memberikan penjelasan, siswa sebaiknya mempraktekkannya, karena ketrampilan akan berttahan lama dengan praktek secara langsung di saat siswa mengalaminya sendiri. Setelah siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan perkalian bilangan-bilangan tersebut, barulah penjelasan guru bisa dilanjutkan dengan perkalian sebuah bilangan puluhan dengan sebuah bilangan puluhan lainnya.
Nama : Desy Yana
NIM : 858158324
UPBJJ : Palangka Raya
Tugas Mata Kuliah : PDGK4501 PKP
Pada video yang berjudul ”Asyiknya Melakukan Perkalian dengan Tulang Napier” menurut saya pembelajaran matematika materi perkalian bersusun kebawah yang telah dilakukan guru tersebut terdapat kelebihan dan kekuragan.
Kelebihan dari pembelajaran tersebut adalah guru yang kreatif dan inovatif menggunakan media tulang napier sehingga mendengar namanya saja siswa akan tertarik dan penasaran untuk mengikuti pembelajaran. Guru menjelaskan secara terperinci penggunaan media tersebut bahkan guru menjelaskan sambil menggunakan contoh soal. Guru memberikan perhatian kepada seluruh siswa dengan menanyakan dan menggali apa kesulitan yang siswa hadapi pada materi perkalian bersusun bawah.
Namun pada pembelajaran ini juga terdapat kekurangan diantaranya media yang digunakan guru memerlukan wakttu yang lebih lama untuk menjelaskan sehingga tidak efisien. Media yang dipilih guru menurut saya kurang praktis digunakan dan guru juga tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba menggunakan media tulang napier tersebut secara langsung, siswa juga tidak diberikan latihan soal, mereka hanya menyimak dan melihat penjelasan guru, sehingga keaktifan siswa kurang.
Hal yang unik pada pembelajaran tersbeut adalah pemilihan nama tulang napier, yang terdengar kurang familiar atau asing sehingga memantik rasa penasaran siswa sehingga mereka anak menyimak dengan sungguh-sungguh.
Menurut saya masalah yang dihadapi guru tersebut adalah kurangnya pemahaman siswa dalam menyelesaikan masalah terkait perkalian dengan bersusun kebawah, sehingga guru memilih menggunakan media tulang napier. Penyebab masalah tersbeut metode pembelajaran yang kurang menarik dan bervariasi serta tidak adanya media yang digunakan saat pembelajaran.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah menonton video tersebut saya mengetahui cara mengatasi peserta didik yang kesulitan dalam berhitung perkalian. Guru tersebut memberikan solusi dengan menggunakan alat peraga tulang napier. Berikut hasil analisis saya mengenai video pembelajaran tersebut.
Praktik pembelajaran tersebut mempunyai kelebihan yaitu :
– Guru sangat kreatif untuk membuat peserta didik tertarik terhadap pelajaran /materi yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga Tulang Napier.
– Guru menjelaskan dengan detail cara menggunakan alat peraga tersebut.
– Guru menanyakan kesulitan siswa dalam materi perkalian bersusun.
– Guru memberikan timbal balik (solusi) atas kesulitan siswa tersebut dengan menggunakan metode lain yaitu menggunakan alat peraga Tulang Napier.
Namun, pembelajaran tersebut juga memiliki kekurangan meliputi:
-Guru menggunakan alat peraga yang memerlukan waktu lebih lama dalam menjelaskan.
-Guru tidak menggunakan alat peraga yang praktis.
-Guru tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk praktik menggunakan alat peraga tersebut.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
NAMA: HENDI SUDARDI
NIM: 857008876
POKJAR: SIDOMULYO
Menurut saya,
Reaksi anak dalam vidio tersebut pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran tersebut sehingga membuat suasana kelas tersebut tidak aktif, ada siswa yang terlihat kebingungan ketika guru menjelaskan pelajaran menggunakan alat peraga.
kelebihan
Guru memberikan pemahaman kepada siswa melalui alat peraga tulang napier sehingga membuat siswa dapat berpikir kritis. guru memberikan kesempatan kepada siswa apakah telah memahami materi matematika dengan menggunakan alat peraga tulang napier.
Kelemahan
Guru tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk praktik menggunakan alat peraga tersebut.
Sarannya
Agar guru memilih alat peraga yang lebih praktis, yang dapat diterima siswa dengan jelas dan mudah.