silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Program ini berisi gambaran tentang suasana kelas saat belajar matematika dimana guru menggunakan papan tulis untuk mengajarkan bilangan pecahan. Banyak siswa yang tidak mengerti bahkan tidak memperhatikan. Solusi yang ditawarkan dalam program ini adalah menggunakan benda-benda konkret seperti buah-buahan untuk pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik

Muchtar M Noor

Memanfaatkan lingkungan untuk mengajarkan konsep pecahan yang dilakukan oleh guru sudah baik, namun akan lebih baik jika guru memerintahkan kepada murid untuk membawa buah-buahan satu atau dua hari sebelum pelajaran materi pecahan dimulai. Menggambar persegi untuk mendeskripsikan pecahan sebaiknya dilakukan setelah murid praktek memotong buah-buahan. Murid hendaknya dibawa dari konkrit ke abstrak.

Guru juga tidak harus meminta murid membawa buah-buahan pisau dari rumah. Sebagai gantinya guru bisa meminta murid membeli roti atau kue yang mudah dipotong tanpa menggunakan pisau, disekitar sekolah.

Guru perlu berusaha agar murid tertarik untuk belajar bilangan pecahan; misalnya sebelum pelajaran dimulai didahului dengan cerita-cerita yang membuat murid tertib dan menyimak semua informasi dari guru.

Drs. Tarhadi, M.Si.

  1. Secara keseluruhan baik pembukaan maupun penutup sudah cukup baik.
  2. Media sudah tepat.
  3. Materi dan kurikulum sudah sesuai.

Taufik Ma’ruf

Similar Posts

909 Comments

  1. Nama : Depimasria zendato
    Nim : 856057299

    Berdasarkan video yang di sajikan , di hari pertama guru mengajar tanpa ada kegiata inti. Guru langsung pada kegiatan inti pembelajaran. Disaat guru sedang menjelaskan materi pelajaran terlihat siswa tidak memperhatikan dan bermain-main dengan temannya, ada juga siswa yang mengantuk. Selain itu guru mengajar tidak menggunakan media pembelajaran.
    Dihari berikutnya, Guru mengajar dengan baik dan terlihat siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran karena Guru menggunakan media pembelajaran.

  2. Nama : AHMAD GHUFRON
    Nim :856982507
    Pokjar : Banjar Agung
    Prodi : PGSD-S1

    Setelah saya mengamati video mengenai pembelajaran tersebut saya menemukan beberapa hal baik itu kelemahan maupun kelebihan dalam pembelajaran.
    Kekurangan yang ada dalam video tersebut yaitu:
    1. Guru Tidak melakukan kegiatan pra pembelajaran atau kegiatan pendahuluan seperti mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
    2. Untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar guru dapat memberikan kegiatan ice breaking seperti bernyanyi atau mengajak siswa untuk tepuk semangat sehingga pada awal pembelajaran terlihat menyenangkan.
    3. Guru juga tidak melakukan kegiatan apersepsi, artinya guru tidak mengaitkan apa yang telah diketahui atau dialami dengan apa yang akan dipelajari.
    4. Guru tidak meyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan disampaikan.
    5. Penguasaan kelas yang kurang, sehingga kodisi kelas tidak kondusif yang mengakibatkan siswa tidak konsentrasi dalam belajar.
    6. Dalam penggunaan media yang digunakan seperti halnya guru tersebut menyuruh siswa untuk membawa buah dan pisau menurut saya itu tidak dilakukan. Dikarenakan pisau yang digunakan itu sangat berbahaya, apalagi mengingat siswa sering melakukan hal-hal yang diluar dugaan kita. Seperti memainkan pisau didalam kelas yang dapat membahayakan diri mereka sendiri maupun temannya yang ada dikelas.
    7. sebelum memberikan soal guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan dan memberikan contoh sebelum siswa mempraktekkan.
    8. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa, itu terlihat guru hanya memperhatikan siswa yang berada didekatnya saja, seharusnya guru memperhatikan siswa satu persatu. Sehingga guru dapat mengetahui perkembangan siswa tersebut.
    9. Tidak adanya kegiatan evaluasi yang dapat mengukur kemampuan siswa seperti memberikan soal mengenai pecahan. dengan adanya evaluasi guru dapat mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

    Selain kelemahan, terdapat kelebihan dalam pembelajaran:
    Guru menyadari bahwa saat menjelaskan materi terlihat kondisi kelas yang tidak kondusif, sehingga ia menggunakan media pembelajaran yaitu benda konkret (nyata) seperti buah-buahan atau yang lainnya. Hal itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Guru menyadari bahwa penggunaan metode ceramah saja tidaklah efektif dikarenakan tidak ada hal yang menarik dari pembelejaran tersebut. dengan menggunakan media dalam pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan.

  3. Nama : Fina Amalia Sholikhah
    Nim : 858909894
    Pokjar : Purwoharjo
    Prodi : PGSD S1

    Berdasarkan vidio tersebut pada hari pertama awal pembelajaran guru tidak memberikan salam kepada siswa,beberapa siswa tidak memeperhatikan guru ketika menyampaikan materi dan sebaiknya sebelum materi pembelajaran guru harus menyiapkan media pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang disampaiakn.

    Pada vidio tersebut dihari berikutnya guru memahami pada pembelajaran sebelumnya siswa kurang memperhatikan,sehingga guru menggunakan media belajar berupa buah untuk mempelajari materi pecahan.Dengan memanfaatkan media pebelajaran guru dan siswa saling berinteraksi sehingga menciptakan suasa yang menyenangkan serta kondusif pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa lebih mudah untuk memahami materi pecahan.

  4. Nama : Marchella C. Manossoh
    NIM : 859860647
    Prodi : S1-PGSD

    Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa pesan, orang, alat, bahan, teknik, dan lingkungan. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan pembelajar sehingga mendorong kegiatan belajar mengajar. Pengadaan media belajar sangat berpengaruh penuh terhadap mata pelajaran matematika, dimana pelajaran ini memerluan benda kongret yang dapat menjelaskan materi bilangan pecahan pada mata pelajaran matematika. Namun dari video diatas menurut saya agak berbahaya karena guru meminta siswa untuk menggunakan pisau untuk membelah buah, sebagaimana yang kita tahu pisau tidak direkomendasikan untuk dipakai anak-anak. Masih ada media belajar lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan, seperti Media Papan Pecahan, atau Puzzle Pecahan, yang dapat dibuat sendiri oleh siswa. Dengan menggunakan media belajar yang dibuat sendiri, dapat menambah kreatifitas siswa di kelas.

  5. Nama : Nuraini
    NIM : 859150687
    Program Studi: 118 PPGSD – S1

    Beberapa catatan pengamatan saya dari video yang berjudul ““Belajar Matematika dengan Lingkungan Sebagai Media” sebagai berikut:
    Kelebihan:
    1. Penggunaan media buah, siswa lebih aktif dibanding dengan tanpa media ((pembelajaran 1)
    2. Dengan media lingkungan, buah apel dan buah mentimun, siswa dapat memahami secara visual
    bagaimana pecahan dibentuk. Sehingga siswa punya gambaran 1/2 lebih kecil dari 1; 1/4 lebih kecil dari
    setengah.
    3. Siswa mengetahui manfaat belajar bilangan peccahan dalam kehidupan sehari-hari.
    Kekurangan:
    1. Penggunaan buah apel yang keras, membuat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam membelah.
    2. Guru tidak menjelaskan alaternatif cara membelah, membagi buah, sehingga seluruh siswa membelah
    buah dengan cara yang sama, namuun hasil belahannya tidak sama besar.
    3. Guru tidak menjelaskan hubungan membelah buah dengan operasi pecahan, sehingga konsep peccahan
    belum jelas.
    Hal yang unik:
    Seluruh siswa aktif, dan cara membelah buah siswa menariik untuk disimak demikian juga hasil belahannya tidak sama antar siswa satu dengan yang lain.
    Saran-saran:
    1. Dalam memberikan perintah guru harus jelas siswa harus membawa buah apa… dalam video guru
    mememriintahkan membawa buah dengan kata-kata: mungkin….
    2. Guru perlu menjelaskan keterkaitan pembelahan buah dengan bilangan pecahan, sehngga konsep
    pecahan juga menjadi jelas bagi siswa.

  6. Tutor : Gunawan Wijanarko, S.Pd., M.Pd.
    Pokjar : Bangsri, Jepara

    Iya setuju, media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Media benda konkret sangat cocok digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah. Dengan menggunakan media benda konkret akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tahap operasi konkret dimulai sekitar umur 7 tahun sampai sekitar umur 11 tahun, yaitu anak memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret dan anak sudah memiliki sudut pandang yang berbeda secara objektif dalam mengamati suatu objek. kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD kelas rendah masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu dalam mempelajari suatu konsep diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.

  7. Tutor : Gunawan Wijanarko, S.Pd., M.Pd.
    Pokjar : Bangsri, Jepara

    Iya setuju, media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Media benda konkret sangat cocok digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah. Dengan menggunakan media benda konkret akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tahap operasi konkret dimulai sekitar umur 7 tahun sampai sekitar umur 11 tahun, yaitu anak memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret dan anak sudah memiliki sudut pandang yang berbeda secara objektif dalam mengamati suatu objek. kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD kelas rendah masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu dalam mempelajari suatu konsep diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.

  8. Tutor : Gunawan Wijanarko, S.Pd., M.Pd.
    Pokjar : Bangsri, Jepara

    Iya setuju, guru dalam video tersebut banyak melewatkan tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang seharusnya ada, Disamping itu guru juga perlu menhadirkan media benda konkret di kelas karena media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Media benda konkret sangat cocok digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah. Dengan menggunakan media benda konkret akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tahap operasi konkret dimulai sekitar umur 7 tahun sampai sekitar umur 11 tahun, yaitu anak memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret dan anak sudah memiliki sudut pandang yang berbeda secara objektif dalam mengamati suatu objek. kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD kelas rendah masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu dalam mempelajari suatu konsep diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.

  9. Tutor : Gunawan Wijanarko, S.Pd., M.Pd.
    Pokjar : Bangsri, Jepara

    Iya setuju, guru dalam video tersebut banyak melewatkan tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang seharusnya ada, Disamping itu guru juga perlu menhadirkan media benda konkret di kelas karena media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Media benda konkret sangat cocok digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah. Dengan menggunakan media benda konkret akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tahap operasi konkret dimulai sekitar umur 7 tahun sampai sekitar umur 11 tahun, yaitu anak memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret dan anak sudah memiliki sudut pandang yang berbeda secara objektif dalam mengamati suatu objek. kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD kelas rendah masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu dalam mempelajari suatu konsep diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.

  10. Tutor : Gunawan Wijanarko, S.Pd., M.Pd.
    Pokjar : Bangsri, Jepara
    Iya setuju, guru dalam video tersebut banyak melewatkan tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang seharusnya ada, Disamping itu guru juga perlu menhadirkan media benda konkret di kelas karena media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Media benda konkret sangat cocok digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah. Dengan menggunakan media benda konkret akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tahap operasi konkret dimulai sekitar umur 7 tahun sampai sekitar umur 11 tahun, yaitu anak memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret dan anak sudah memiliki sudut pandang yang berbeda secara objektif dalam mengamati suatu objek. kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD kelas rendah masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu dalam mempelajari suatu konsep diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.

Leave a Reply