silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan kesulitan guru kelas V SD dalam mengajarkan keterampilan membaca peta buta. Pada program ini diperlihatkan seorang guru meminta siswa untuk melakukan tebakan nama dan posisi sebuah kota pada peta buta, yang sesungguhnya peta buta itu tidak pernah ada dalam kehidupan nyata sehari-hari, namun siswa kesulitan memasangkan kartu / nama kota atau nama sungai yang sudah disiapka dengan simbol yang sesuai yang terdapat dalam peta buta, dan kesulitan menyebutkan daerah apa yang ada dalam peta buta. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini adalah:
- Guru menyediakan beberapa set peta yang cukup besar dan model alat trasportasi,
- Siswa diminta melakukan simulasi perjalanan dengan menggunakan alat transportasi tertentu, berangkat dari satu kota yang satu ke kota yang lain dengan melewati beberapa kota yang diskenariokan guru dalam kartu ”rute perjalanan” dan siswa diminta menceritakan nama kota yang pernah dilalui dalam perjalanan yang dilakukannya. Sesungguhnya, keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah bagaimana membaca peta, bukan menebak peta.
Eded Tarmedi
–
–
- Seharusnya ketika membuka pembelajaran guru dapat merangsang anak dengan materi-materi lingkungan sekitar.
- Pembelajaran peta buta dapat dilakukan dengan strategi berkelompok/media yang digunakan harusnya lebih memudahkan anak dalam mengerjakan.
- Ya, untuk materi disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
- Sesuai Kesesuaian dengan kurikulum
Hendri Supriyadi S, S.Pd.
Pada video pembelajaran pertama tersebut, terlihat guru tersebut langsung memulai pembelajaran tanpa mengkondisikan siswa terlebih dahulu. kemudian seharusnya diawali dengan berdoa, memberi salam dan memberikan apersepsi namun hal ini tidak guru lakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa pada materi belajar peta buta yang akan disampaikan. Menggunakan pertanyaan atau diskusi untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa tentang topik yang akan dipelajari, membantu guru mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa tentang materi tersebut, menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, inklusif dan produktif. Guru harus mampu menguasai materi dan memahami kondisi kelas sebagai bahan untuk review materi sebelumnya yang bertujuan mengevaluasi pengetahuan siswa tentang topik yang akan dipelajari, memperjelas konsep yang telah dipelajari sebelumnya dan membantu siswa membuat koneksi antara materi baru dan yang sudah dikenal. Kegiatan-kegiatan ini membantu mempersiapkan siswa untuk belajar dengan efektif dan menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran yang mendalam.
Dalam menyampaikan materi belajar peta buta seharusnya perlu diberikan contoh atau penjelasan agar siswa dapat memahami apa yang diberikan oleh guru tersebut, Seorang guru perlu memberikan penjelasan materi yang akan diajarkannya agar siswa memiliki Gambaran terhadap materi yang akan dipelajari. Kemudian untuk kegiatan pembelajaran pada video kedua tersebut, guru merubah metode pembelajaran dengan melakukan pembagian kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan media belajar peta buta yang akan dipraktekkan siswa dan guru melakukan pendampingan dan penjelasan setiap kelompok tersebut. Pada akhir pembelajaran tersebut dengan adanya media bahan ajar yang diberikan oleh guru membuat siswa antusias belajar materi yang akan dipelajarinya, guru berusaha untuk memahami kebutuhan individu siswa dan menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dan minat mereka. dengan menggunakan alat peraga berupa mobil dan peta mampu menaikkan minat belajar siswa dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif.
Nama: Wulan Karmila
NIM: 501312306
1. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan yang dekat dengan siswa, membahas topik olah raga sepak bola
2. Melakukan assesmen awal dan memberikan konfirmasi untuk informasi yang dibahas
3. Kegiatan ini memberikan pemahaman tentang perbedaan menebak peta dan membaca peta
4. Dalam kehidupan sehari-hari siswa memerlukan kemampuan untuk membaca peta
5. Pembelajaran menjadi menyenangkan jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa
NAMA : DJEFRIDUS KLAU, S.Pd.
NIM : 501372279
PRODI : MPDR
Judul Video 2, “Belajar Peta Buta”.
Di awal video itu, menggambarkan kesulitan guru SD dalam mengajarkan keterampilan membaca peta buta. Pada video ini guru tidak menyebut nama siswa saat memanggil, guru langsung memvonis siswa tidak tahu serta guru meminta siswa untuk melakukan tebakan nama dan posisi sebuah kota pada peta buta. Masih dalam video itu, siswa kesulitan memasangkan kartu nama negara dalam peta buta. Saran saya, guru harus kenal nama siswa, tidak boleh memvonis siswa tidak tahu, menjelaskan terlebih dahulu tentang peta, guru harus menyiapkan media seperti globe, kartu nama dan beberapa peta. Intinya Guru harus menyiapkan alur pembelajaran peta buta termasuk teknik, metode dan skenario pembelajaran dengan tepat. Diakhir pembelajaran siswa riang dan semangat mengikuti pembelajaran di kelas. Sekian dan terima kasih.
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh 🙏🏻
Pada awal pembelajaran tidak ada persiapan kelas terlebih dahulu, seperti menyiapkan siswa untuk belajar (orientasi). Alangkah baiknya sebelum bertanya guru seharusnya memberikan pengantar materi terlebih dahulu untuk memantik pengetahuan peserta didik. Sehingga proses pembelajaran lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Sekian dan terimakasih.
Nama : Reni Septiana
NIM : 501192746
Izin menanggapi, pada video pembelajaran peta buta tersebut seharusnya guru dapat menjelaskan terlebih dahulu cara membaca peta dengan benar, lalu dapat menggunakan peta berukuran besar dan bertuliskan nama nama tempatnya. Setelah menjelaskan barulah guru dapat membuat permainan tebak tebakan untuk peta dunia, sehingga siswa tidak kebingungan di awal.
Video ini menggambarkan kesulitan guru kelas V SD dalam mengajarkan keterampilan membaca peta buta. Pada program ini diperlihatkan seorang guru meminta siswa untuk melakukan tebakan nama dan posisi sebuah kota pada peta buta, yang sesungguhnya peta buta itu tidak pernah ada dalam kehidupan nyata sehari-hari, namun siswa kesulitan memasangkan kartu / nama kota atau nama sungai yang sudah disiapkan dengan simbol yang sesuai yang terdapat dalam peta buta, dan kesulitan menyebutkan daerah apa yang ada dalam peta buta. Saran saya untuk mengatasi masalah ini Guru menyediakan beberapa set peta yang cukup besar dan model alat trasportasi, kemudian membagi siswa tersebut dalam sebuah kelompok. Siswa melakukan simulasi perjalanan dengan menggunakan alat transportasi tertentu, berangkat dari satu kota yang satu ke kota yang lain dengan melewati beberapa kota yang diskenariokan guru dalam kartu ”rute perjalanan” dan siswa diminta menceritakan nama kota yang pernah dilalui dalam perjalanan yang dilakukannya. Sesungguhnya, keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah bagaimana membaca peta, bukan menebak peta.
Nama : Yenny Yuliati
NIM: 501232327
Pokjar : UT Bandung
Dari video yang telah saya lihat : terdapat 2 sesi pembelajaran IPS terkait peta, sebaiknya dalam kegiatan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan diawali dengan salam pembuka, menanyakan kabar, apersepsi mengaitkan materi lalu dengan materi yang akan dibahas, menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Jika tujuannya adalah peserta didik mampu membaca peta, bukan peta buta yang diajarkan sampai jauh ke benua Afrika tetapi peta suatu wilayah atau daerah yang dekat dengan mereka. Pada sesi kedua guru sudah menggunakan pembelajaran yang aktif dan menggunakan media pembelajaran , yaitu pembelajaran dengan menggunakan peta yang sebenarnya untuk membaca arah menuju daerah tertentu. Dengan menggunakan media pembelajaran Model Pembelajaran Transportasi (melakukan simulasi perjalanan), pembelajaran semakin menyenangkan dan tujuan pembelajaran pun semakin menarik. Peta yang digunakan adalah peta yang menggambarkan wilayah atau daerah disekitar mereka.Kegiatan membaca peta pun bisa dilanjutkan dengan memaparkan hasil yang mereka dapatkan untuk sharing dengan siswa yang lain. Dilanjutkan dengan Lembar kerja nya untuk memperkuat materi yang siswa peroleh.
Nama : Wina Wilani
Nim : 501232413
Prodi : Magister Pendidikan Dasar
Video ini memperkuat bahwa pendidik harus melakukan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari peserta didik. Pembelajaran membaca peta buta dengan menebak/menempelkan nama dan posisi sebuah kota/negara pada peta buta pada video tidak kontekstual dan tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran hal ini ditandai dengan peserta didik yang tidak tahu apa-apa setelah pembelajaran bahkan guru cenderung menyalahkan. Solusi pembelajaran dengan media peta yang cukup besar dan model alat trasportasi serta disimulasikan dalam kelompok sangat efektif. Peserta didik terlibat secara aktif dan lebih memahami materi membaca peta. Tentunya ini sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka sehari-hari.
Nama : Widiyaningrum Dewi
NIM : 501252762
Pengamatan saya terhadap video Belajar Peta Buta:
a. Secara keseluruhan tampak siswa sangat antusias dan senang mengikuti proses pembelajaran karena penggunaan media pembelajaran yang digunakan. Tetapi akan lebih maksimal lagi apabila disediakan alat peraga untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan pemahaman siswa seperti pemutaran video tentang peta suatu daerah yang didalamnya ada pengenalan kondisi daerah tersebut.
b. Guru aktif ketika proses pembelajaran berlangsung, Dimana Ketika siswa sedang melakukan kegiatan guru mengelilingi kelompok-kelompok siswa dan memberikan apresiasi kepada siswa.
Skema dalam video pembelajaran ini, guru menggunakan strategi visualisasi untuk membantu siswa memahami konsep membaca peta. Dengan menggunakan mobil-mobilan dan peta, siswa dapat memvisualisasikan perjalanan dari kota satu ke kota lainnya secara bekelompok. Dalam hal ini, berdasarkan perkembangan kognitif anak usia SD yaitu berada pada tahapan operasional konkret. Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui pengalaman langsung dengan benda-benda konkret. Dengan menggunakan mobil-mobilan dan peta, siswa dapat memanipulasi objek-objek tersebut dan menghubungkannya dengan konsep abstrak seperti jarak, arah, dan lokasi. Selain itu, Anak-anak usia SD cenderung lebih mudah belajar melalui pengalaman langsung. Dengan memvisualisasikan perjalanan menggunakan mobil-mobilan, siswa dapat merasakan sendiri bagaimana berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga konsep membaca peta menjadi lebih nyata dan berkesan serta dapat mengembangkan keterampilan spasial siswa, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengatur ruang.
Saran dari saya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan untuk memvariasikan berbagai jenis peta, seperti peta jalan, peta topografi, atau peta tematik, untuk memperluas pemahaman siswa tentang peta. Selain itu, guru dapat menghubungkan pembelajaran membaca peta dengan mata pelajaran lain, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa Indonesia, untuk memberikan konteks yang lebih luas serta melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami konsep membaca peta.