silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing.
Dadang Sukirman
Dari tayangan yang ada, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tayangan ini lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan.
Drs. Hanafi, M.Pd.
- Tidak ada berdoa sebelum belajar dan penutup selesai belajar.
- Tidak ada evaluasi diakhir kegiatan belajar.
- Sesuai peserta didik.
- Sesuai kurikulum.
Ranny Indriany Syam S, S.Pd.
Nama : Ghina Zakiya Iskandar Putri
NIM : 501232406
Prodi : MPDr-Bandung
Di awal video, sepertinya kondisi sedang istirahat terlihat anak-anak bermain, makan, dan minum sambil berdiri sehingga tak sedikit anak-anak yang memainkan makanannya dengan melempar makanan pada teman-temannya. Lalu, guru menghampiri dan memberi pengetian jika sedang makan tidak boleh dibuang sembarangan karena akan membuat lingkungan sekitar menjadi kotor dan terkesan sampahnya berserakan. Tak lama, guru pun berinisiatif untuk memberi ruang atau kesempatan pada anak-anak untuk bertanggung jawab membersihkan sampah makanan yang terjatuh. Dengan ajakan “permainan dengan kelompok” guru meminta anak-anak membersihkan lapangan dari daun daun, sampah, dan makanan yang berserakan. Lalu, guru memberikan reward pada kelompok yang paling banyak mengumpulkan sampah pada plastik maka akan menjadi yang pertama masuk ke kelas, sehingga anak-anak termotivasi dengan cepat dan semangat, menumbuhkan jiwa konpetisi untuk menjadi yang pertama menyelesaikan misi tersebut.
Skema dalam pembelajaran ini, guru menggunakan strategi permainan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan prinsip pedagogis dan psikologis dengan membuat permainan secara berkelompok, siswa dapat belajar menemukan solusi dalam menjaga lingkungan, mengembangkan keterampilan sosial dan kerja sama dalam kelompok sehingga siswa memperoleh pembelajaran menarik, interaktif dan bermakna. Saran dari saya untuk model ini, seharusnya mengintegrasikan juga penilaian kerja sama antar siswa serta dorong siswa untuk berpartisipasi aktif dengan membuat strategi membersihkan lingkungan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Fathurrahman
Nim : 501362672
Dalam tayangan vidio itu terlihat guru menegur siswa yang tidak peduli pada lingkungan dengan membuang sampah sembarangan disekolah. Untuk mengatasi hal tersebut guru memberikan sebuah permainan yang bernama Kompetitif Area yaitu dengan membagikan beberapa kelompok untuk berlomba dalam membersihkan lingkungan dengan memberikan sebuah penghargaan. Menurut saya langkah atau tindakan guru tersebut sangat luar biasa dalam menjaga lingungan sekolah yang bersih dan nyaman, hal ini juga untuk menjaga kesehatan lebih baik, meningkatka konsentrasi belajar dan tentunya menumbuhkan rasa tanggung jawab.
Nama : Heri Susanto
NIM : 501172436
UPBJJ : UT PALEMBANG
Prodi : Magister Pendidikan Dasar
Sebelumnya Izin berkomentar menanggapi dari video diatas, yaitu tentang Pembelajaran Model Kompetitif yang dilakukan guru diluar kelas atau halaman sekolah, pembelajaran model kompetitif yaitu model dimana guru dapat mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok supaya kelompok tersebut bisa berkompetisi dan akan muncul motivasi siswa untuk memenangkannya. Guru dalam video tersebut menerapkannya dilapangan yaitu sebelum kegaiatan belajar di laksanakan dengan sebagai fokusnya yaitu mengambil sampah dan yang mendapatkan sampah terbanyak dipersilahkan memasuki kelas. Model kompetitif sebenarnya bisa digunakan di dalam kelas guna meningkatkan motivasi berkompetisi siswa dalam belajar siswa.
NAMA : DJEFRIDUS KLAU, S.Pd.
NIM : 501372279
PRODI : MPDR
Setelah menonton video pembelajaran yang berjudul, “Pembelajaran Model Kompetitif” dapat Saya komentari bahwa diawal video pembelajaran ini, menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserahkan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan serta dengan rasa marah guru menasehati siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Saran saya, di awal masuk sekolah atau MOS pihak sekolah harus mensosialisasikan UKS, memasang rambu-rambu kebersihan di lingkungan sekolah serta menyediakan tempat sampah. Hal ini sebagai upaya pencegahan masalah sampah sejak dini dan pembentukan karakter dengan pembiasaan-pembiasaan sederhana hidup sehat. Selanjutnya guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan itu melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah. Dengan demikian pembiasaan pola hidup sehat dapat diterapkan secara terus menerus dan berkesinambungan. Sekian dan terima kasih.
Nama: Arindiya
NIM: 501200653
Setelah saya menyimak video tersebut, saya berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan secara berkelompok dan diumpamakan sebagai permainan untuk membersihkan lingkungan tersebut sudah sangat baik. Guru juga memberikan reward kepada kelompok yang mengumpulkan sampah terbanyak akan masuk ke dalam kelas lebih awal. Tetapi alangkah baiknya jika peserta didik diberikan penguatan yang lebih tentang lingkungan yang bersih agar tumbuh kesadaran untuk membersihkan lingkungan tanpa perlu diberikan instruksi.
Dari video Pembelajaran dengan Model Kompetitif di atas terlihat siswa lebih menyukai cara Belajar Kompetitif Area karena siswa bisa belajar sambil bermain, pada saat guru meminta siswa membagi kelompok dengan aturan main siapa yang mengumpulkan sampah lebih banyak maka mereka yang akan masuk ke kelas terlebih dahulu, karena sifat belajar kompetitif area yang satu ini bersifat persaingan yang diperlombaan jadi siswa ingin menang terlebih dahulu agar bisa masuk ke dalam kelas. Sedangkan, di video pertama pada saat guru menegur siswa yang membuang sampah pada halaman sekolah, siswa tidak langsung mengutip sampah yang mereka buang sembarangan hal ini dikarenakan guru hanya menegur lewat kata-kata saja bukan bukan tindakan langsung hal seperti itu sangat membosankan bagi siswa. Siswa suka dengan kebersihan tetapi mereka memiliki kebiasaan malas untuk membuang sampah pada tempatnya, oleh karena itu sebagai seorang guru kita harus lebih kreatif lagi dalam memberi pemahaman mengenai dampak positif dan negatif dari membuag sampah secara sembarangan dan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan siswa agar membuang sampah pada tempatnya secara konsisten.
NAMA : SHERLY KUSTURIKA ANDRIANI
Pada video tersebut tidak menunjukkan proses pembelajaran yang formal, seperti pembukaan, penjelasan materi, dan evaluasi di akhir kegiatan, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Dari tayangan tersebut lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan. Siswa antusias dengan aktifitas yang diberikan guru dengan permainan kompetitif area secara berkelompok, sehingga siswa aktif dan mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya, kegiatan ini sangat efektif untuk membuat anak peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Guru mengajarkan pembiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan melalui permainan yang menarik. Kebiasaan ini dapat dilakukan meskipun bukan di jam pelajaran, karena di video tersebut dilakukan pada waktu jam istirahat. Para siswa dapat bermain dan belajar peduli akan lingkungan sekitar mereka.
Konsep pembelajaran kompetitif yang diterapkan dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil untuk membersihkan lingkungan sekolah dianggap efektif dalam menanamkan nilai kerja sama dan disiplin di antara siswa, juga dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan. Metode ini dapat membuat siswa lebih bersemangat dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kompetitif cukup efektif pada video tersebut apalagi kegiatan tersebut dilakukan diluar kelas sehingga siswa menjadi semangat dan tidak merasa jenuh, kegiatannya pun cukup menarik seolah-olah siswa sedang bermain padahal mereka sedang melakukan proses pembelajaran
Nama : Ermawiyah B. Manalu. S.Pd
NIM : 501200417
Prodi : MPDR
Permainan kompetitif area yang dilakukan oleh guru untuk menanamkan pembiasaan kebersihan sudah sesuai dengan karakteristik siswa SD, karena usia anak SD masih suka belajar sambil bermain sehingga timbul minat siswa untuk mengkituti perintah guru. Guru sudah melakukan pendekatan psikologis dan pedagogik dalam mendidik. Saran saya setelah guru berhasil membuat siswa melakukan pembiasaan tersebut sebaiknya guru memberikan penguatan agar siswa terus melakukannya setiap hari dan semakin menyukai kebersihan.