silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada saat menggambar. Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
Badru Zaman
Secara umum tujuan tayangan video dalam pembelajaran sudah tercapai, yaitu menggambarkan kondisi anak yang sulit berimajinasi ketika diminta guru untuk menggambar serta alternatif pemecahan masalahnya. Kesulitan anak berimajinasi ini muncul terutama ketika guru terlebih dahulu memberikan contoh gambar kepada anak. Anak cenderung meniru apa yang digambar oleh guru.
Berdasarkan tayangan video, kegiatan yang dilakukan oleh guru terpotong (langsung kegiatan guru memberikan contoh gambar pada anak); sehingga tidak terlihat kegiatan pembukaan yang dilakukan oleh guru.
Pendekatan atau strategi yang digunakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan anak tersebut sudah tepat, yaitu meminta anak untuk melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga anak dapat menggambar sesuai apa yang dilihatnya.Usulan perbaikan: sebaiknya ditambahkan sedikit teori tentang tahapan perkembangan kognitif anak, khususnya mengenai tahap imitasi (meniru), sehingga penyampaian permasalahan dapat lebih diperkaya.
Della Raymena Jovanka, S.Pd., M.Si.
Secara keseluruhan dalam tayangan video pembelajaran, guru mengajak
anak-anak didiknya untuk melakukan kegiatan menggambar bebas serta anak
diberi kebebasan untuk menuangkan ide-ide cemerlangnya namun dalam isi
bembelajaran anak anak anak menemukan hambatan untuk mengambar, agar
anak anak dapat menuangkan ide ide cemerlang guru mengajak anak didik
untuk melihat benda –benda yang ada disekitar sekolah dengan begitu anak
didik dapat langsung melihat media yang akan dituangkan lewat
menggambar sesuai tingkat perkembangan anak didik dan kegiatan
pembelajaran menggambar bebas sesuai kurikulum yang berlaku..
–
Nama : Munawarah
Nim : 858330074
Judul vidio: anak sulit berimajinasi saat menggambar
Dalam vidio tersebut terlihat dengan jelas masalah yg di hadapi guru adalah sulitnya anak untuk berimajinasi dan strategi yang di terapkan guru sangat tepat dan relevan dengan tahap perkembangan anak usia dini.
Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
Saran :
Tidak ada karena guru tersebut mengajarkan kita untuk sabar menghadapi anak paud
Nama : Munawarah
Nim : 858330074
Judul vidio: anak sulit berimajinasi saat menggambar
Dalam vidio tersebut terlihat dengan jelas masalah yang di hadapi guru adalah sulitnya anak berimajinasi.
Anak.
Nama : Kornelia telik Bria
NIM : 858007275
Menurut pendapat saya, menonton video anak-anak yang menggambar pemandangan baik di kelas maupun di luar kelas sangat bermanfaat sebagai sumber inspirasi.Dengan pendekatan yang tepat anak-anak akan lebih terbuka untuk berimajinasi dan menimati proses menggambar sebagai bentuk ekspresi diri.
Nama : kokom komariah
Nim : 857276024
video tersebut pentingnya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk menuangkan ide-ide mereka dalam menggambar. Salah satu caranya adalah dengan mengajak anak-anak mengamati benda-benda di sekitar sekolah, sehingga mereka dapat menuangkan ide ke dalam gambar sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Tujuan pembelajaran dalam video ini pun dinilai telah tercapai, yaitu menggambarkan kondisi anak yang sulit berimajinasi serta menyajikan alternatif pemecahan masalahnya. Namun kegiatan pembukaan oleh guru tidak ditampilkan dalam video, sehingga konteks awal pembelajaran terasa kurang jelas.
Nama = Kosiatul atik sri wahyuningsih
Nim = 858533246
judul = Anak sulit berimajinasi saat menggambar
Pada vidio diatas dengan kegiatan pembelajaran di luar anak dapat melihat benda di sekitar lingkungan,sehingga anak dapat berimajinasi sesuai apa yang dilihatnya.Anak dapat bercerita ketika melihat sesuatu atau benda-benda yang menarik perhatian anak.Dengan pembelajaran di luar kelas anak semangat dan menyenangkan.Selain pembelajaran di luar kelas guru dapat melihatkan gambar agar anak mau bercerita untuk meningkatkan imajinasinya.Vidio tersebut sangat bermanfaat dapat membantu para guru pemula untuk mengatasi permasalahan yang sama dan dalam pembelajaran guru memberi kebebasan pada anak.Anak dapat meningkatkan kemampuan sesuai kebutuhan anak masing-masing.
Nama : Ragil Dinda Liyana
NIM : 860045113
Dalam vidio pembelajaran ini mengenai memahami tantangan anak dalam berimajinasi.
Guru PAUD sering menemui anak-anak yang kesulitan mengekspresikan imajinasi atau ide mereka dalam bentuk gambar atau cerita. Anak-anak cenderung meniru gambar teman atau gambar yang sudah ada, yang menunjukkan bahwa mereka belum terbiasa menggali dan mengekspresikan kreativitasnya sendiri. Berikut poin poin yang saya dapat:
1.Strategi Mengembangkan Imajinasi Anak:
a. Memberi Kebebasan dalam Berkarya: Guru dianjurkan untuk membiarkan anak menggambar apapun yang mereka inginkan, berdasarkan minat dan imajinasi mereka sendiri.
b. Menggunakan Lingkungan Sekitar: Mengajak anak keluar kelas, misalnya ke halaman sekolah, untuk mengamati dan mengamati hal-hal yang ada di sekitar mereka (tanaman, pohon, binatang, dll), lalu memintanya menceritakan dan menggambar apa yang mereka lihat.
c. Dialog Interaktif: Setelah anak menggambar, guru bisa mengajak anak berdiskusi tentang hasil karya mereka. Ini membantu anak mengembangkan kemampuan bercerita.
d. Menyesuaikan dengan Konteks Lingkungan: Guru didorong untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan lingkungan belajar masing-masing. Kreativitas guru dalam memanfaatkan ruang dan suasana sekitar sangat membantu dalam menumbuhkan daya imajinasi anak.
Nama : Ni Putu Febi Pebrina
NIM : 859023154
1. Bagaimana Reaksi Anak Terhadap Kegiatan Pembelajaran yang Dilakukan Guru?
Reaksi anak terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru terlihat pasif dan cenderung mengikuti arahan secara langsung tanpa menunjukkan inisiatif pribadi. Ketika guru memberikan contoh gambar dalam kegiatan menggambar bebas, anak-anak langsung meniru gambar tersebut tanpa mencoba menggambar sesuai ide atau imajinasi mereka sendiri.
Anak-anak tampak fokus pada tugas, tetapi kreativitas mereka tidak tergali secara optimal karena mereka merasa bahwa contoh dari guru adalah “jawaban yang benar”. Tidak terlihat ekspresi eksplorasi, variasi gambar, atau keberagaman ide yang biasanya muncul dalam kegiatan menggambar bebas. Reaksi ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih memilih bermain aman dengan menyalin daripada mencoba sesuatu yang baru atau berbeda.
Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun anak-anak mengikuti kegiatan dengan tertib, pembelajaran yang seharusnya bersifat eksploratif dan ekspresif justru berubah menjadi kegiatan meniru, yang tidak sepenuhnya mencerminkan perkembangan kemampuan imajinatif dan kreatif mereka.
2. Secara Keseluruhan apa saja kelemahan dalam melakukan pembelajaran ?
– Guru Terlalu Memberikan Contoh Visual Langsung
Dalam kegiatan menggambar bebas, guru langsung memberikan contoh gambar. Hal ini menyebabkan anak-anak meniru gambar tersebut dan tidak menggali imajinasi atau ide mereka sendiri. Pemberian contoh yang terlalu eksplisit justru membatasi kreativitas anak.
– Kurangnya Stimulus Imajinatif
Guru belum menggunakan pendekatan yang mendorong imajinasi anak, seperti bercerita, memberikan pertanyaan terbuka, atau mengaitkan dengan pengalaman anak sehari-hari. Pembelajaran menjadi instruktif, bukan eksploratif.
– Minimnya Ruang Ekspresi Bebas Anak
Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk bereksplorasi sesuai keinginan dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini menghambat perkembangan ekspresi diri, yang seharusnya menjadi salah satu fokus dalam pembelajaran usia dini.
– Pendekatan Pembelajaran Kurang Berpusat pada Anak
Pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher-centered), bukan pada anak (child-centered). Anak mengikuti arahan guru secara kaku tanpa diberi ruang untuk mengambil keputusan sendiri dalam berkarya.
– Tidak Adanya Diferensiasi Kemampuan
Guru tidak tampak menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing anak. Semua anak diberi perlakuan yang sama tanpa memperhatikan bahwa kemampuan imajinatif tiap anak bisa berbeda-beda.
3. Secara Keseluruhan apa saja kelebihan dalam melakukan pembelajaran ?
– Guru Responsif terhadap Hasil Karya Anak
Guru menunjukkan kepekaan terhadap hasil pembelajaran. Setelah menyadari bahwa karya anak kurang imajinatif, guru segera mengambil langkah perbaikan dengan mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah untuk menstimulasi ide dan imajinasi mereka.
– Penerapan Strategi Belajar Kontekstual
Dengan mengajak anak mengamati langsung lingkungan sekolah, guru memberikan pengalaman konkret yang merangsang kreativitas. Ini adalah bentuk pembelajaran kontekstual yang sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
– Mendorong Anak untuk Menggambar Berdasarkan Imajinasi Sendiri
Setelah eksplorasi lingkungan, anak diberi kesempatan untuk menggambar ulang sesuai pengamatan dan imajinasi masing-masing, bukan berdasarkan contoh guru. Hal ini membantu anak mengekspresikan ide mereka secara bebas dan orisinal.
– Kemampuan Guru Melakukan Refleksi dan Penyesuaian Strategi
Guru tidak terpaku pada rencana awal, tetapi mampu merefleksikan kekurangan dan segera menyesuaikan metode pembelajaran demi mendukung tumbuh kembang kreativitas anak.
– Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu dan Daya Cipta Anak
Kegiatan observasi langsung mendorong anak untuk mengamati, bertanya, dan membayangkan hal-hal yang mereka lihat di lingkungan sekolah, yang kemudian dituangkan ke dalam gambar. Ini memperkuat aspek kognitif, bahasa, dan seni anak.
4. Hal – hal unik apa saja yang Anda temukan dalam video tersebut dari guru saat melaksanakan pembelajaran
– Guru Cepat Menyadari dan Menanggapi Situasi di Lapangan
Hal unik yang tampak dalam video adalah kepekaan guru terhadap hasil karya anak. Saat guru melihat bahwa anak-anak menggambar dengan cara yang sama dan kurang imajinatif, guru tidak melanjutkan kegiatan begitu saja, melainkan segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
– Guru Mengajak Anak Keluar Kelas untuk Meningkatkan Imajinasi
Langkah mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah adalah strategi yang tidak umum dilakukan dalam kegiatan menggambar, tetapi sangat efektif untuk merangsang kreativitas. Ini menunjukkan bahwa guru mampu berpikir fleksibel dan tidak terpaku pada kegiatan di dalam kelas.
– Pembelajaran Menjadi Lebih Bermakna dan Kontekstual
Guru secara tidak langsung menerapkan prinsip belajar dari lingkungan sekitar, yang membuat pembelajaran lebih hidup, nyata, dan menyenangkan bagi anak. Anak belajar menggambar bukan dari meniru, tetapi dari mengalami langsung dan mengekspresikannya dalam karya.
– Guru Menciptakan Ruang Ekspresi Tanpa Paksaan
Setelah kegiatan eksplorasi, guru tidak memberikan contoh baru, tetapi mendorong anak untuk menuangkan pengamatan dan perasaannya ke dalam gambar mereka. Ini menunjukkan kemampuan guru dalam memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk mengekspresikan diri.
– Adanya Perpaduan Strategi Motorik dan Imajinatif
Kegiatan ini menggabungkan aktivitas fisik (berkeliling), observasi lingkungan, dan kegiatan menggambar, yang menjadikan pembelajaran lebih menyeluruh: menyentuh aspek motorik, kognitif, bahasa, dan seni.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan guru yang diamati dari tayangan video, upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya?
– Mengurangi Pemberian Contoh Visual yang Spesifik
Guru sebaiknya tidak langsung memberikan contoh gambar secara visual di awal kegiatan, agar anak tidak terdorong untuk meniru. Sebagai gantinya, guru dapat menggunakan pertanyaan terbuka, cerita pendek, atau dialog ringan untuk memancing ide anak.
– Meningkatkan Strategi Stimulus Imajinatif
Guru dapat menggunakan media gambar, buku cerita bergambar, atau pengalaman anak sehari-hari sebagai pemicu ide menggambar. Misalnya, guru bisa bertanya: “Pernah lihat hewan apa tadi pagi?” atau “Kalau kamu punya rumah pohon, akan seperti apa bentuknya?”
– Menerapkan Kegiatan Observasi dan Eksplorasi Lebih Sering
Upaya yang dilakukan guru dengan mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah sangat baik dan dapat dijadikan kebiasaan atau metode rutin sebelum kegiatan menggambar bebas, agar anak terbiasa mengamati dan berpikir kreatif.
– Memberikan Penguatan Positif terhadap Hasil Karya Anak yang Unik
Guru bisa memberi apresiasi khusus pada gambar anak yang berbeda dan orisinal, agar anak merasa percaya diri dengan imajinasinya dan tidak takut berbeda dari teman-temannya.
– Mendokumentasikan dan Mendiskusikan Karya Anak Bersama-sama
Setelah kegiatan menggambar, guru bisa mengajak anak untuk bercerita tentang gambar mereka di depan teman-teman. Ini akan menumbuhkan keberanian, rasa bangga, dan kemampuan verbal anak sekaligus memperkaya inspirasi teman lainnya.
– Melakukan Refleksi Rutin terhadap Kegiatan yang Telah Dilaksanakan
Guru bisa membiasakan diri melakukan refleksi sederhana setelah kegiatan, misalnya melalui catatan harian pembelajaran atau diskusi dengan sesama guru, untuk mengevaluasi pendekatan yang efektif dan yang perlu diperbaiki.
1. Bagaimana Reaksi Anak Terhadap Kegiatan Pembelajaran yang Dilakukan Guru?
Reaksi anak terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru terlihat pasif dan cenderung mengikuti arahan secara langsung tanpa menunjukkan inisiatif pribadi. Ketika guru memberikan contoh gambar dalam kegiatan menggambar bebas, anak-anak langsung meniru gambar tersebut tanpa mencoba menggambar sesuai ide atau imajinasi mereka sendiri.
Anak-anak tampak fokus pada tugas, tetapi kreativitas mereka tidak tergali secara optimal karena mereka merasa bahwa contoh dari guru adalah “jawaban yang benar”. Tidak terlihat ekspresi eksplorasi, variasi gambar, atau keberagaman ide yang biasanya muncul dalam kegiatan menggambar bebas. Reaksi ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih memilih bermain aman dengan menyalin daripada mencoba sesuatu yang baru atau berbeda.
Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun anak-anak mengikuti kegiatan dengan tertib, pembelajaran yang seharusnya bersifat eksploratif dan ekspresif justru berubah menjadi kegiatan meniru, yang tidak sepenuhnya mencerminkan perkembangan kemampuan imajinatif dan kreatif mereka.
2. Secara Keseluruhan apa saja kelemahan dalam melakukan pembelajaran ?
– Guru Terlalu Memberikan Contoh Visual Langsung
Dalam kegiatan menggambar bebas, guru langsung memberikan contoh gambar. Hal ini menyebabkan anak-anak meniru gambar tersebut dan tidak menggali imajinasi atau ide mereka sendiri. Pemberian contoh yang terlalu eksplisit justru membatasi kreativitas anak.
– Kurangnya Stimulus Imajinatif
Guru belum menggunakan pendekatan yang mendorong imajinasi anak, seperti bercerita, memberikan pertanyaan terbuka, atau mengaitkan dengan pengalaman anak sehari-hari. Pembelajaran menjadi instruktif, bukan eksploratif.
– Minimnya Ruang Ekspresi Bebas Anak
Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk bereksplorasi sesuai keinginan dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini menghambat perkembangan ekspresi diri, yang seharusnya menjadi salah satu fokus dalam pembelajaran usia dini.
– Pendekatan Pembelajaran Kurang Berpusat pada Anak
Pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher-centered), bukan pada anak (child-centered). Anak mengikuti arahan guru secara kaku tanpa diberi ruang untuk mengambil keputusan sendiri dalam berkarya.
– Tidak Adanya Diferensiasi Kemampuan
Guru tidak tampak menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing anak. Semua anak diberi perlakuan yang sama tanpa memperhatikan bahwa kemampuan imajinatif tiap anak bisa berbeda-beda.
3. Secara Keseluruhan apa saja kelebihan dalam melakukan pembelajaran ?
– Guru Responsif terhadap Hasil Karya Anak
Guru menunjukkan kepekaan terhadap hasil pembelajaran. Setelah menyadari bahwa karya anak kurang imajinatif, guru segera mengambil langkah perbaikan dengan mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah untuk menstimulasi ide dan imajinasi mereka.
– Penerapan Strategi Belajar Kontekstual
Dengan mengajak anak mengamati langsung lingkungan sekolah, guru memberikan pengalaman konkret yang merangsang kreativitas. Ini adalah bentuk pembelajaran kontekstual yang sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
– Mendorong Anak untuk Menggambar Berdasarkan Imajinasi Sendiri
Setelah eksplorasi lingkungan, anak diberi kesempatan untuk menggambar ulang sesuai pengamatan dan imajinasi masing-masing, bukan berdasarkan contoh guru. Hal ini membantu anak mengekspresikan ide mereka secara bebas dan orisinal.
– Kemampuan Guru Melakukan Refleksi dan Penyesuaian Strategi
Guru tidak terpaku pada rencana awal, tetapi mampu merefleksikan kekurangan dan segera menyesuaikan metode pembelajaran demi mendukung tumbuh kembang kreativitas anak.
– Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu dan Daya Cipta Anak
Kegiatan observasi langsung mendorong anak untuk mengamati, bertanya, dan membayangkan hal-hal yang mereka lihat di lingkungan sekolah, yang kemudian dituangkan ke dalam gambar. Ini memperkuat aspek kognitif, bahasa, dan seni anak.
4. Hal – hal unik apa saja yang Anda temukan dalam video tersebut dari guru saat melaksanakan pembelajaran
– Guru Cepat Menyadari dan Menanggapi Situasi di Lapangan
Hal unik yang tampak dalam video adalah kepekaan guru terhadap hasil karya anak. Saat guru melihat bahwa anak-anak menggambar dengan cara yang sama dan kurang imajinatif, guru tidak melanjutkan kegiatan begitu saja, melainkan segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
– Guru Mengajak Anak Keluar Kelas untuk Meningkatkan Imajinasi
Langkah mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah adalah strategi yang tidak umum dilakukan dalam kegiatan menggambar, tetapi sangat efektif untuk merangsang kreativitas. Ini menunjukkan bahwa guru mampu berpikir fleksibel dan tidak terpaku pada kegiatan di dalam kelas.
– Pembelajaran Menjadi Lebih Bermakna dan Kontekstual
Guru secara tidak langsung menerapkan prinsip belajar dari lingkungan sekitar, yang membuat pembelajaran lebih hidup, nyata, dan menyenangkan bagi anak. Anak belajar menggambar bukan dari meniru, tetapi dari mengalami langsung dan mengekspresikannya dalam karya.
– Guru Menciptakan Ruang Ekspresi Tanpa Paksaan
Setelah kegiatan eksplorasi, guru tidak memberikan contoh baru, tetapi mendorong anak untuk menuangkan pengamatan dan perasaannya ke dalam gambar mereka. Ini menunjukkan kemampuan guru dalam memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk mengekspresikan diri.
– Adanya Perpaduan Strategi Motorik dan Imajinatif
Kegiatan ini menggabungkan aktivitas fisik (berkeliling), observasi lingkungan, dan kegiatan menggambar, yang menjadikan pembelajaran lebih menyeluruh: menyentuh aspek motorik, kognitif, bahasa, dan seni.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan guru yang diamati dari tayangan video, upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya?
– Mengurangi Pemberian Contoh Visual yang Spesifik
Guru sebaiknya tidak langsung memberikan contoh gambar secara visual di awal kegiatan, agar anak tidak terdorong untuk meniru. Sebagai gantinya, guru dapat menggunakan pertanyaan terbuka, cerita pendek, atau dialog ringan untuk memancing ide anak.
– Meningkatkan Strategi Stimulus Imajinatif
Guru dapat menggunakan media gambar, buku cerita bergambar, atau pengalaman anak sehari-hari sebagai pemicu ide menggambar. Misalnya, guru bisa bertanya: “Pernah lihat hewan apa tadi pagi?” atau “Kalau kamu punya rumah pohon, akan seperti apa bentuknya?”
– Menerapkan Kegiatan Observasi dan Eksplorasi Lebih Sering
Upaya yang dilakukan guru dengan mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah sangat baik dan dapat dijadikan kebiasaan atau metode rutin sebelum kegiatan menggambar bebas, agar anak terbiasa mengamati dan berpikir kreatif.
– Memberikan Penguatan Positif terhadap Hasil Karya Anak yang Unik
Guru bisa memberi apresiasi khusus pada gambar anak yang berbeda dan orisinal, agar anak merasa percaya diri dengan imajinasinya dan tidak takut berbeda dari teman-temannya.
– Mendokumentasikan dan Mendiskusikan Karya Anak Bersama-sama
Setelah kegiatan menggambar, guru bisa mengajak anak untuk bercerita tentang gambar mereka di depan teman-teman. Ini akan menumbuhkan keberanian, rasa bangga, dan kemampuan verbal anak sekaligus memperkaya inspirasi teman lainnya.
– Melakukan Refleksi Rutin terhadap Kegiatan yang Telah Dilaksanakan
Guru bisa membiasakan diri melakukan refleksi sederhana setelah kegiatan, misalnya melalui catatan harian pembelajaran atau diskusi dengan sesama guru, untuk mengevaluasi pendekatan yang efektif dan yang perlu diperbaiki.
Assalamualaikum wr wb,
Nama : Siti Arofah
Nim : 857649978
Izin menanggapi video yang berjudul Anak Sulit Berimajinasi saat menggambar
Menurut pendapat saya pada video tersebut upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu untuk mengembangkan imajinasi anak pada saat menggambar sangat menarik. Dengan mengajak anak untuk melihat benda secara langsung yang ada disekitar membantu anak untuk mengenali dan memahami benda sebelum digambar karena pada dasarnya anak memerlukan benda yang konkrit untuk memancing daya imajinasinya. kemudian dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar misal menggambar rumah nah peran guru disini yaitu untuk menggali ide / imajinasi anak untuk menceritakn apa saja yang digambar disitulah biasanya imajinasi anak akan muncul.
terima kasih
Wasaalamualaikum wr wb
Nama : MAYA DANA
Nim : 859406586
Berdasarkan video pembelajaran dengan judul Anak sulit berimajinasi saat menggambar kita dapat melihat bagaimana strategi guru untuk Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas Anak yaitu dengan cara :
1. Memberikan kesempatan kepada anak menggambar bebas :
Berikan anak kesempatan untuk menggambar bebas dan mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka.
2. Mengajarkan teknik menggambar :
Ajarkan anak teknik menggambar yang dasar dan biarkan mereka mengeksplorasi dan berkreasi sendiri.
3.Memperlihatkan Alam sekitar :
Dengan memperlihatkan Alam sekitar memicu imajinasi anak dan mengembangkan kreativitas mereka .
Terimakasih 🙏