silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program video ini berisi strategi seorang guru Taman kanak-kanak yang mengalami masalah pada anak didiknya. Masalah tersebut adalah anak kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya. Cara yang dilakukan guru tersebut diantaranya adalah dengan melatih anak secara terus menerus dan perlahan untuk mengemukakan pendapatnya. Misalnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang disukai anak, memperlihatkan gambar kepada anak dan meminta anak menyampaikan pendapatnya tentang gambar tersebut. Cara lainnya adalah dengan meminta anak menggambar bebas, kemudian meminta anak untuk menceritakan gambar hasil karyanya di depan kelas. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meminta anak membawa mainan atau buku kesayangannya dari rumah dan memintanya menceritakan tentang mainan dan buku kesayangannya itu di depan teman-temannya, tentu saja tahap awal guru memancing dengan pertanyaan seputar mainan atau buku tersebut.
Ir. Melly Latifah , M.Si
–
–
Pada tayangan video tersebut, untuk pembukaan dan isi sudah sesuai dengan ilustrasi namun untuk penutup belum terlihat. Penggunaan strategi, pendekatan, metode dan media sudah ada dalam tayangan tersebut, namun untuk evaluasi belum terlihat. Untuk tingkat perkembangan anak sudah sesuai dengan materi pembelajarannya, demikian juga dengan kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku (anak memahami bahasa ekpresif).
Tri Ekawati
Nama : Isnaini Indrawuri
NIM : 857368086
Prodi : PGPAUD
Pokjar : Sawangan
Judul : “Anak Sulit Mengemukakan Pendapat”
Nama Pengembang, Penulis Naskah : Ir. Melly Latifah, M.Si
Terimakasih kepada para pengembang dan Universitas Terbuka yang telah membuat video pembelajaran ini. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas kami, kami telah melakukan beberapa tips yang diberikan dalam video dalam memotivasi anak didik agar mau mengungkapkan pendapatnya. Diantaranya adalah kami sering menanyakan tentang apa yang disukai anak didik dan kami minta anak tsb menceritakan apa yang disukainya. Selain itu, dalam kegiatan belajar juga kami banyak memberikan contoh gambar atau alat peraga untuk dapat anak didik amati yang kemudian kami minta anak didik untuk memberikan pendapatnya mengenai gambar tersebut. Kedua cara atau metode ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan anak didik kami dalam mengungkapkan pendapatnya.
Tips lainnya yang agak mirip dengan metode yang kami lakukan di sekolah adalah tips ketiga, anak diminta menggambar bebas kemudian menceritakan kembali di depan kelas. Kami sring melakukannya, tidak hanya saat memngambar bebas, ketika mempelajari sesuatu yang baru, misalnya tentang jenis sayuran yang dipelajari, kami minta anak didik untuk menceritakan pengalamannya, apakah ia sudah pernah mencoba sayuran tersebut, bagaimana rasanya dan apakah ia menyukainya. Tips yang keempat yaitu meminta pendapat anak didik tentang mainan kesayangannya yang ia bawa dari rumah, masih belum kami coba karena jujur saja kami tidak memperbolehkan anak didik membawa mainan ke sekolah. Hal ini kami lakukan untuk menghindari adanya kecemburuan anak didik lainnya yang melihat mainan tersebut lalu mengganggu dan membuat suasana belajar mengajar menjadi tidak kondusif. Mungkin setelah ini kami dapat melakukan tips yang keempat dengan cara meminta semua anak didik membawa mainan kesayangannya dan secara bergantian menceritakannya di depan teman-temannya.
Selain tips dari para pengembang pada video di atas, kami juga membuat jadwal giliran dimana anak didik diminta untuk memimpin suatu kegiatan di dalam kelas, misalnya meminta anak untuk memimpin barisan saat akan masuk kelas, meminta anak untuk memimpin doa dengan sekedar mengatakan “berdoa, dimulai..”, atau saat akan memberikan salam kepada guru “siap, memberi salam..”. Hal ini kami lakukan agar anak didik kami dapat memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengungkapkan pendapat. Karena menurut saya, anak didik bukannya tidak mampu mengungkapkan pendapat hanya saja ia malu dan mungkin tidak diberikan ruang yang cukup untuk dapat memberikan pendapatnya.
Terimakasih.
nama : milatun anifah
nim : 857604223
prodi : PGPAUD
dari vidio tersebut kita jadi tahu langkah-langkah yang tepat agar cerita kita disimak oleh anak dengan baik,bercerita kepada anak memang membutuhkan tehnik yang tepat karena anak terkadang cepat merasa bosan apalagi jika kegiatan tersebut tidak menarik bagi anak .
seorang anak yang tidak bisa mengulang cerita kembali bisa disebabkan karena anak kurang memperhatikan ceritanya disebabkan bermain/bercerita dengan teman,
mungkin tipe anak yang pemalu mengungkapkan pendapat .oleh karena itu kita harus menumbuhkan sikap percaya diri anak dengan selalu memberikan motivasi kepada anak
Nama : Trisna Sartika
NIM : 856821149
Prodi : S1 PG PAUD
Video diatas sangat sinkron dengan profesi saya sebagai guru TK. saya pun menerapkan praktik-praktik dalam video di atas untuk memancing murid-murid saya yang sulit untuk mengungkapkan pendapatnya. dan cara-cara di atas sangat efektif menurut saya. namun sebaiknya ada guru pendamping, sehingga keadaan lebih bisa kondusif. dengan seringnya anak-anak di ajak untuk berkomunikasi dan bercerita akan memicu mereka untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan memberikan feedback positif di saat anak berbicara dan mengungkapkan pendapat akan menambah kepercayaan diri anak dalam berbicara serta bercerita. Stimulus lain yang dapat diberikan supaya anak mau mengungkapkan pendapatnya, saya juga akan memberikan reward berupa ucapan positif, semangat dan hadiah kecil serta tidak menyalahkan atau menjudge langsung anak-anak.
Nama : Sri Wulandari
NIM : 858738823
Prodi : PGPAUD BI
Judul video : Anak Sulit Mengungkapkan Pendapat
Dalam video diatas dipaparkan strategi guru PAUD dalam menghadapi anak-anak yang kesulitan dalam mengungkapkan pendapat. Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut;
1. Melatih anak secara perlahan dan terus menerus dalam mengungkapkan pendapatnya. Contohnya dengan melemparkan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang disukai anak,
2. Memperlihatkan gambar pada anak dan meminta anak menyampaikan pendapatnya tentang gambar tersebut.
3. Meminta anak menggambar bebas, kemudian meminta anak untuk menceritakan gambar hasil karyanya di depan kelas.
4. Meminta anak membawa mainan atau buku kesayangannya dari rumah dan memintanya menceritakan tentang mainan dan buku kesayangannya itu di depan teman-temannya, hal ini tentunya diawali dengan pertanyaan pancingan dari guru agar anak mau menceritakan lebih lanjut terkait mainan atau buku kesayangannnya tersebut.
Dari paparan video diatas diharapkan beberapa cara serta stimulus-stimulus yang telah diberikan oleh guru tersebut diharapkan dapat menambah perbendaharaan kosa kata anak dan mengatasi kesulitan anak serta anak lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya pada orang lain. Berkat video ini, saya juga bisa belajar dan mengadopsi cara-cara tersebut khususnya dalam mengatasi anak-anak yang kesulitan dalam mengungkapkan ide/pendapatnya.
Sekian dan terimakasih.
Nama : Sriah
NIM : 857712677
Prodi : PGPAUD
Pokjar : Permata Pati
Memang, ada juga anak yang masih mengalami kesulitan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Cirinya, saat diminta berkomentar tentang sesuatu, ada anak yang terbata-bata, bahkan tak bisa mengeluarkan kata-kata sama sekali. Ada beberapa hal yang memengaruhinya, seperti:
1. Sifat introvert. Anak berkarakter pendiam cenderung jarang bicara.
2. Sulit bicara (gagap/cadel) Jika rasa percaya dirinya tumbuh dengan baik, ia pun akan mudah memberikan pendapat.
3. Mungkin anak berpikir, jika ia memberikan pendapat, ia akan mengalami dampak yang tidak mengenakkan. Seperti, jika ia mengemukakan pendapat, guru akan mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan berikut, sementara anak belum siap.
4. Adaptasi lebih lama.
5. Kurang stimulasi. Mungkin di rumah atau sekolah anak tidak terstimulasi dengan baik sehingga ia kerap takut, malu-malu, ragu, untuk berpendapat.
Dalam video yang saya tonton seorang guru Taman kanak-kanak yang mengalami masalah pada anak didiknya yang kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya. Tindakan yang dilakukan guru tersebut sangat bagus untuk merangsang kemampuan anak untuk dapat berpendapat. Diantaranya dengan :
1. Melontarkan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang disukai anak,
2. Memperlihatkan gambar kepada anak dan meminta anak menyampaikan pendapatnya tentang gambar tersebut.
3. Meminta anak menggambar bebas, kemudian meminta anak untuk menceritakan gambar hasil karyanya di depan kelas.
4. Meminta anak membawa mainan atau buku kesayangannya dari rumah dan memintanya menceritakan tentang mainan dan buku kesayangannya itu di depan teman-temannya.
Tindakan-tindakan yang dilakukan guru tersebut diharapkan dapat menumbuhkan keberanian pada diri anak untuk berpendapat.
Nama : Mar’atul Mufida
NIM : 858747048
Prodi : PG-PAUD
Judul :Anak sulit untuk mengungkapkan pendapatnya
Nama Pengembang : Ir . Melly Latifah, M.si
Dalam video tersebut menceritakan tentang anak yang belum mampu untuk mengungkapkan pendapatnya dikarenakan kurang nya stimulasi bicara aktif yang di berikan oleh guru dan orang tua kepada anak tersebut. Di dalam video juga di jelaskan strategi yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengatasi anak yang sulit untuk mengungkapkan pendapatnya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru dan orang tua :
1. Berikan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang di sukai oleh anak, misalnya suka makan apa, suka film apa dll.
2. Perlihatkan gambar kepada anak kemudian mintalah pendapat anak tentang gambar tersebut
3. Ajaklah anak untuk menggambar bebas, kemudian mintalah anak tersebut untuk menceritakan hasil gambarnya kepada teman-teman di depan kelas
4. Ajaklah anak untuk bercerita di depan kelas tentang hal yang di sukai dirumah, bisa juga bercerita menggunakan mainan kesukaan yang di bawa dari rumah.
Nama :Supatmi
NIM. :858741276
Assalamu’alaikum wr.wb.
Sering kali kita melihat anak didik kita seperti dalam Vidio tersebut. Anak di tanya Guru jawabnya tidak tahu, bahkan ada yang hanya diam saja&tidak memberikan respon sama sekali.
Dalam Vidio tersebut sudah menyajikan cara mengatasi anak yang sulit mengungkapkan pendapat.
Berikut cara untuk mengatasi anak yang sulit mengungkapkan pendapat:
1.Berikan pertanyaan yang disukai anak. Pertanyaan yang sederhana.
2.Memperlihatkan gambar dan minta pendapat tentang gambar tersebut.
3.Minta anak menggambar bebas&minta anak untuk menceritakan gambar tersebut didepan kelas.
4.Minta anak untuk menceritakan di depan kelas tentang mainan kesukaan yang dibawa dari rumah.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Nama : Ayu rosiani
NIM : 857845283
Prodi : PG-PAUD
Judul :Anak sulit untuk mengungkapkan pendapatnya
Nama Pengembang : Ir . Melly Latifah, M.si
Dalam video tersebut menceritakan tentang anak yang belum mampu untuk mengungkapkan pendapatnya.
Dalam video yang saya tonton seorang guru Taman kanak-kanak yang mengalami masalah pada anak didiknya yang kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya
dikarenakan kurang nya stimulasi bicara aktif yang di berikan oleh guru dan orang tua kepada anak tersebut. Di dalam video juga di jelaskan strategi.
Memang, ada juga anak yang masih mengalami kesulitan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Cirinya, saat diminta berkomentar tentang sesuatu, ada anak yang terbata-bata, bahkan tak bisa mengeluarkan kata-kata sama sekali. Kita sebaiknya tak keburu mencap anak tidak cerdas sebab ada beberapa hal yang memengaruhinya, seperti:
1. Sifat introvert. Anak berkarakter pendiam cenderung jarang bicara. Meski terbilang wajar, kita perlu merangsang anak untuk berani mengemukakan pendapat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memberi pertanyaan terbuka. Misalnya, “Menurutmu kita lebih asyik pergi ke mal atau tempat berenang, ya?” Anak biasanya akan menjawab berdasarkan alasan yang dimilikinya. Saat awal merangsang keberanian anak kita lakukan berdua saja dan minta anak untuk tidak takut bertanya. Selanjutnya bisa bersama kakak atau adik, hingga di sekolah.
2. Sulit bicara. Pada kasus gagap atau cadel, anak yang kerap diledek teman-temannya lama-kelamaan malu berbicara dan akhirnya ia menjadi sulit mengemukakan pendapat. Karena itu, beri motivasi kepada anak untuk percaya diri dan jangan pedulikan olokan orang-orang. Jika rasa percaya dirinya tumbuh dengan baik, ia pun akan mudah memberikan pendapat.
3. Memikirkan akibat. Mungkin anak berpikir, jika ia memberikan pendapat, ia akan mengalami dampak yang tidak mengenakkan. Seperti, jika ia mengemukakan pendapat, guru akan mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan berikut, sementara anak belum siap. Wajar jika anak enggan berpendapat. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan anak argumen dan data yang baik sehingga ketika ditanya kembali bisa menjawabnya.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video Terkini
4. Adaptasi lebih lama. Mungkin anak butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi di lingkungan baru. Ia kerap malu jika diminta pendapatnya. Tak perlu khawatir, hal ini akan berangsur hilang seiring anak bisa beradaptasi.
5. Kurang stimulasi. Mungkin di rumah atau sekolah anak tidak terstimulasi dengan baik sehingga ia kerap takut, malu-malu, ragu, untuk berpendapat. Biasanya terjadi pada anak yang mengalami pola asuh otoriter, semua yang sudah ditetapkan oleh orangtua tidak boleh dibantah dan orangtua memberlakukan aturan rumah yang sangat kaku. Bisa juga pendidikan formal di sekolahnya masih menganut sistem konvensional di mana anak hanya diam dan duduk manis kala guru sedang menerangkan.
Nama : Ayu rosiani
NIM : 857845283
Prodi : PG-PAUD
Judul :Anak sulit untuk mengungkapkan pendapatnya
Nama Pengembang : Ir . Melly Latifah, M.si
Dalam video tersebut menceritakan tentang anak yang belum mampu untuk mengungkapkan pendapatnya. Dalam video yang saya tonton seorang guru Taman kanak-kanak yang mengalami masalah pada anak didiknya yang kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya dikarenakan kurang nya stimulasi bicara aktif yang di berikan oleh guru dan orang tua kepada anak tersebut. Di dalam video juga di jelaskan strategi. Memang, ada juga anak yang masih mengalami kesulitan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Cirinya, saat diminta berkomentar tentang sesuatu, ada anak yang terbata-bata, bahkan tak bisa mengeluarkan kata-kata sama sekali.
Kita sebaiknya tak keburu mencap anak tidak cerdas sebab ada beberapa hal yang memengaruhinya, seperti:
1. Sifat introvert. Anak berkarakter pendiam cenderung jarang bicara. Meski terbilang wajar, kita perlu merangsang anak untuk berani mengemukakan pendapat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memberi pertanyaan terbuka.
2. Sulit bicara. Pada kasus gagap atau cadel, anak yang kerap diledek teman-temannya lama-kelamaan malu berbicara dan akhirnya ia menjadi sulit mengemukakan pendapat. Karena itu, beri motivasi kepada anak untuk percaya diri dan jangan pedulikan olokan orang-orang. Jika rasa percaya dirinya tumbuh dengan baik, ia pun akan mudah memberikan pendapat.
3. Memikirkan akibat. Mungkin anak berpikir, jika ia memberikan pendapat, ia akan mengalami dampak yang tidak mengenakkan. Seperti, jika ia mengemukakan pendapat, guru akan mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan berikut, sementara anak belum siap. Wajar jika anak enggan berpendapat. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan anak argumen dan data yang baik sehingga ketika ditanya kembali bisa menjawabnya.
4. Adaptasi lebih lama. Mungkin anak butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi di lingkungan baru. Ia kerap malu jika diminta pendapatnya. Tak perlu khawatir, hal ini akan berangsur hilang seiring anak bisa beradaptasi.
5. Kurang stimulasi. Mungkin di rumah atau sekolah anak tidak terstimulasi dengan baik sehingga ia kerap takut, malu-malu, ragu, untuk berpendapat. Biasanya terjadi pada anak yang mengalami pola asuh otoriter, semua yang sudah ditetapkan oleh orangtua tidak boleh dibantah dan orangtua memberlakukan aturan rumah yang sangat kaku. Bisa juga pendidikan formal di sekolahnya masih menganut sistem konvensional di mana anak hanya diam dan duduk manis kala guru sedang menerangkan
Nama: Anselmia Dua Dagedu
NIM: 859283849
Pokjar: SIKKA
Prodi: PGPAUD S1
Dalama video yang saya tonton anak terlihat kesulitan untuk mengungkapan pendapatnya. Hal tersebut banyak saya temui pada anak usia dini,yang belum terbiasa atau terlatih apa yang dia inginkan dalam pembelajaran di sekolah,seperti mainan apa yg dia inginkan. Sebagai seorang guru kita harus memberikan kesempatan pada anak untuk bisa memilih mainan atau hal apa yang mereka inginkan,dengan begitu mereka dapat bisa memberikan pendapatnya sesuai dengan apa yang mereka tau.