silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan seorang guru Taman Kanak-kanak yang sedang menangani anak yang tidak percaya diri atas hasil belajarnya. Tampak bahwa guru itu berupaya mendekati anak. Guru memberikan penguatan dengan cara memotivasi anak, menanyakan kepada anak jika masih ragu atau tak mengerti atas tugasnya, memberikan motivasi pada kreativitas anak dengan cara meminta anak untuk melakukan pilihan aktivitas lain yang dapat dilakukan, memberikan saran untuk menggambar sesuatu yang disukai anak yang masih berhubungan dengan tema awal dan mengeksplorasi hal lain yang bisa dibuat terkait dengan tema menggambar yang sedang ditugaskan kepada anak.
Dwi Astuti
–
–
Dalam tayangan tersebut, kegiatan belajar mengajar dalam sebuah kelas sudah terlihat jelas. Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran sudah bagus, guru aktif memberi motivasi dan stimulasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak dalam melakukan sesuatu. Media yang dipergunakan sebaiknya lebih diperkaya. Dan di akhir pembelajaran, evaluasi perlu ditambahkan untuk lebih menumbuhkan rasa percaya diri anak anak, dengan memberikan kesempatan anak bercerita tentang hasil karya yang dibuatnya sendiri.
Harimurti
1. jelaskan secara singkat isi video yang Anda analisis?setelah saya amati pada video tersebut durasi pada video tersebut 5.26. jumlah anak pada video tersebut terdapat 7 orang, dalam melakukan aktivitas menggambar mereka tidak percaya diri dari hasil belajarnya. suasana pada video tersebut tampak kondusif dan guru membantu anak anak yang kesulitan dalam aktifitas menggambar.
2. identifikasi tujuan kegiatan sosial yang terlihat dalam video tersebut? tujuan kegiatan sosial yang terlihat pada video tersebut yaitu anak dapat menyelesaikan masalahnya dari yang tidak bisa menggambar, menjadi bisa menggambar dengan stimulasi dan motivasi dari guru.pada video tersebut terdapat anak yang tidak percaya diri dalam melakukan kegiatan aktivitas menggambar karena anak tersebut belum bisa menggambar ataupun menggunakan pensil untuk menggambar maka agar anak-anak yang mempunyai kesulitan guru tersebut meminta anak untuk menggambar hal yang paling disukai dan bisa dilakukan.
3. apa saja perilaku sosial yang Anda amati dalam video?
perilaku sosial yang saya amati yaitu anak dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya yaitu aktivitas menggambarnya sesuai dengan instruksi dari guru. adapun pada video tersebut guru meminta anak yang bermasalah pada anak yang tidak bisa menggambar guru tidak memaksakan anak tersebut bisa menggambar tetapi guru tersebut meminta anak menggambar hal yang paling disukai dan bisa dilakukan oleh anak.
4. apakah ada konflik sosial yang terjadi jika ada bagaimana cara anak menyelesaikannya?
pada video tersebut tidak ada konflik sosial yang terjadi
5. menurut anda apakah kegiatan dalam video sudah efektif untuk mendukung pengembangan sosial anak? menurut saya kegiatan dalam video tersebut sudah efektif untuk mengembangkan sosial anak karena guru tersebut memberikan motivasi terhadap anak yang tidak percaya diri dari aktivitas menggambar dan hasil belajarnya,tetapi ada baiknya untuk mengembangkan sosial anak, agar tidak monoton maka dalam kegiatan pembelajaran lebih menambahkan media lain. ataupun kegiatan bermain lainnya agar anak lebih antusias dalam kegiatannyya
6. apa tantangan yang terlihat selama kegiatan berlangsung baik dari anak-anak maupun orang dewasa yang terlibat?
tantangan yang terlihat selama kegiatan berlangsung pada anak-anak yaitu anak-anak kesulitan dalam aktivitas menggambar.
Menurut saya, tayangan tersebut memberikan informasi yang baik dan relevan bagi guru dalam menangani anak yang kurang percaya diri, terutama di usia dini. Pendekatan yang disarankan, seperti memberikan kebebasan menggambar sesuatu yang disukai anak dan mendukung mereka melalui pujian serta dorongan positif, sangat efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Namun, materi ini dapat diperluas dengan memberikan contoh lebih beragam untuk menangani anak dengan kebutuhan yang berbeda. Misalnya, strategi untuk membantu anak yang cenderung terlalu perfeksionis atau terlalu bergantung pada guru. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan teknik ini dengan metode pembelajaran lain yang mendukung pengembangan sosial-emosi, seperti bermain peran atau diskusi kelompok, untuk membantu anak lebih percaya diri dalam konteks sosial yang lebih luas.
Nama : Feni Migasari
NIM : 855764949
=> Dalam video tersebut upaya guru untuk memberikan penguatan kepada anak dengan cara memotivasi anak, menanyakan kepada anak jika masih ragu atau tak mengerti atas tugasnya, memberikan motivasi pada kreativitas anak dengan cara meminta anak untuk melakukan pilihan aktivitas lain yang dapat dilakukan, memberikan saran untuk menggambar sesuatu yang disukai anak sudah baik.
=> Akan tetapi media yang dipergunakan guru sebaiknya lebih diperkaya dan sebaiknya di akhir pembelajaran ada evaluasi menumbuhkan rasa percaya diri anak dengan memberikan kesempatan kepada anak seperti bercerita tentang hasil karya yang dibuatnya sendiri.
Nama : Idah
NIM : 877673319
Judul Video : Anak tidak percaya diri
Menurut saya, video tersebut memberikan gambaran tentang teknik yang bisa dilakukan seorang guru ketika menghadapi anak yang tidak percaya diri terhadap tugasnya di kelas, guru dapat melakukan tekinik sebagai berikut
1. Guru menanyakan pada anak yang menjadi masalah dalam mengerjakan tugasnya
2. Guru memberikan motivasi pada anak dengan memberikan pilihan aktivitas lain yang dapat dilakukan
3. Guru memberikan saran untuk melakukan aktivitas lain yang masih ada hubungannya dengan tema
4. Mengeksporasi hal lain yang bisa dilakukan anak terkait dengan tema yang sedang dibahas
Nama : Nela Sukma
Nim : 859178304
Mengajar Anak Usia Dini tidak semudah yang di bayangkan , dibutuhkan kesabaran yang dan kelembutan hati karena kita sebagai guru tidak bisa memaksakan kehendak kita . Vidio ini menginspirasi saya bagaimana memperlakukan anak-anak dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas .
Nama : Umu Maratus Sholihah
NIM : 857868194
UPBJJ : UT Surakarta
Setelah melihat video dengan judul, Anak tidak percaya diri upaya guru untuk memberikan motivasi dan
mengajarkan anak mengekspresikan perasaan.
Anak-anak layaknya orang dewasa memiliki perasaan, akan tetapi anak masih belum paham cara mengekspresikan perasaannya. Mami dan papi bisa memberikan pemahaman bahwa terdapat berbagai jenis perasaan mulai dari senang, sedih, kecewa dan marah. Mama bisa memberikan pemahaman bahwa anak bisa merasakan perasaan sedih, marah dan kecewa dan hal itu adalah normal. Lebih lanjut, ajarkan anak cara mengendalikan emosinya dengan baik.
Berikan Rasa Empati terhadap anak, umumnya anak-anak merasa takut dan tidak percaya diri dengan hal yang mereka belum tahu atau mengerti. Mama bisa mencari tahu apa yang si Kecil takutkan, kemudian Mama bisa berbicara dengan si Kecil mengenai hal tersebut. Cara memotivasi anak agar percaya diri. Berikan perhatian kepada anak dengan cara memotivasi anak agar percaya diri yang efektif adalah dengan cara memberikan si Kecil perhatian yang cukup. Perhatian orang tua akan meningkatkan rasa kepercayaan diri si Kecil. Si Kecil akan merasa bahwa mereka anak yang berharga dan penting karena diberikan waktu dan perhatian yang cukup.
Nama : Wijaya Dozen
NIM : 858098132
Judul Video : Anak tidak percaya diri
Pendekatan dalam video ini menunjukkan upaya yang baik dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan kreativitas pada anak, namun masih dapat disempurnakan agar lebih efektif. Guru sudah mengedepankan metode positif dengan memberikan dukungan personal, seperti menanyakan keraguan anak terkait tugas, memberikan saran fleksibel untuk menggambar apa yang mereka sukai, dan memotivasi anak untuk mencoba. Ini membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman, di mana anak merasa dihargai dan didengar, sehingga rasa percaya diri mereka perlahan tumbuh.
Selain itu, eksplorasi tema menggambar yang lebih luas adalah langkah baik untuk melatih kreativitas anak. Memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar sesuai minatnya, baik di dalam maupun di luar sekolah, mendorong mereka untuk berpikir secara mandiri dan mengekspresikan ide-ide tanpa rasa takut salah. Pendekatan langsung dari guru dengan motivasi seperti “kamu pasti bisa” juga penting untuk mengatasi rasa tidak percaya diri anak dan mendorong mereka untuk terus mencoba.
Namun, agar metode ini lebih efektif, guru dapat menambahkan aktivitas yang melibatkan kelompok kecil untuk membantu anak saling mendukung dan berbagi ide. Selain itu, memberikan penguatan positif melalui pujian konkret, seperti “bagus sekali, gambarmu unik karena…”, dapat membantu anak memahami kelebihan mereka. Guru juga dapat menyediakan contoh karya sederhana yang relevan dengan tema, tanpa mengurangi kebebasan anak untuk berkreasi. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya merasa didukung tetapi juga lebih percaya diri dalam mengembangkan kreativitasnya.
Assalamualaikum
Nama. : Prihatin
NIM. : 858754914
Judul video : Anak tidak percaya diri
Pendekatan dalam mendukung anak yang kurang percaya diri terhadap hasil belajarnya, seperti yang ditunjukkan dalam video ini, sangat inspiratif. Memberikan motivasi, menanyakan minat anak, memberikan kebebasan dalam memilih aktivitas, dan menyarankan kegiatan seperti menggambar sesuatu yang mereka sukai sesuai tema adalah langkah-langkah yang efektif. Cara ini tidak hanya membantu anak merasa dihargai, tetapi juga mendorong kreativitas dan membangun rasa percaya diri mereka secara bertahap. Yang terpenting, pendekatan ini mengajarkan anak bahwa proses belajar adalah perjalanan yang penuh eksplorasi, bukan hanya tentang hasil akhir. Terima kasih sudah membagikan metode yang bermanfaat seperti ini—semoga lebih banyak orang tua dan pendidik terinspirasi untuk menerapkannya!”
Berdasarkan video di atas, strategi, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah bagus, guru aktif memberi motivasi dan stimulasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak dalam melakukan suatu kegiatan. Untuk mengatasi anak yang tidak percaya diri terhadap hasil belajar, kita bisa mencoba beberapa cara berikut: a. Ajarkan anak untuk belajar dari kesalahan: Sampaikan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses, dan bahwa yang terpenting adalah evaluasi. Ajak anak untuk mengidentifikasi kesalahan dan mencari cara untuk melakukan hal yang sama dengan hasil yang lebih baik. b. Berikan apresiasi: Berikan pujian atau apresiasi kepada anak untuk menghargai kerja kerasnya. c. Berikan ruang untuk berekspresi: Berikan anak kesempatan untuk berkreasi dan memamerkan karyanya. d. Dengarkan anak: Dengarkan saat anak meluapkan perasaannya. e. Ajarkan anak untuk berpikir positif: Ajarkan anak untuk berpikir positif dan menghindari membandingkan diri dengan orang lain. f. Ajarkan anak untuk mengambil keputusan: Biarkan anak mengambil keputusan sendiri. g. Ajarkan anak untuk menyelesaikan masalah: Ajarkan anak cara menyelesaikan masalah. h. Ajari anak untuk menghargai ide-idenya: Hargai ide-ide yang disampaikan anak. i. Ajarkan anak untuk tidak larut dalam ketidakpercayaan diri: Bantu anak agar tidak larut dalam ketidakpercayaan diri.
Menurut saya program ini menunjukkan upaya baik dari guru dalam membangun rasa percaya diri anak melalui pendekatan yang empatik dan fleksibel. Guru terlihat berusaha memahami kebutuhan emosional anak dengan bertanya tentang kesulitan yang dialami serta memberikan dukungan verbal yang memotivasi. Selain itu, guru juga menunjukkan kreativitas dalam membimbing anak untuk mengeksplorasi minatnya melalui aktivitas lain yang tetap relevan dengan tema awal. Strategi ini membantu anak merasa dihargai dan diberdayakan dalam memilih serta menyelesaikan tugasnya, yang penting dalam membangun kepercayaan diri. Namun, pendekatan ini dapat ditingkatkan dengan menambahkan elemen penghargaan terhadap usaha anak, seperti memberikan pujian atas langkah kecil yang berhasil dilakukan.
Untuk peningkatan program, guru juga dapat menerapkan strategi tambahan seperti menyusun target belajar yang bertahap dan memberikan aktivitas kelompok kecil untuk mendorong interaksi sosial. Anak-anak yang kurang percaya diri sering merasa lebih nyaman saat bekerja bersama teman, sehingga kegiatan kolaboratif dapat membantu mereka melihat bahwa mereka juga mampu berkontribusi. Selain itu, menyediakan ruang untuk anak mempresentasikan hasil kerja mereka kepada kelompok kecil dengan dorongan positif dari guru dapat membantu membangun keberanian berbicara dan mengekspresikan diri. Langkah-langkah ini harapannya dapat membuat anak merasa lebih diterima dan termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya dengan keyakinan diri yang lebih besar.