silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Video ini berisi tentang bagaimana seorang guru yang berusaha untuk menarik perhatian siswa untuk memperhatikan pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini guru melakukan beberapa cara diantaranya dengan cara :
- Mengajak mahasiswa untuk mengeksplorasi dengan membilang.
- Memberi penguatan ketika memberi respon terhadap apa yang kita contohkan.
- Meminta siswa menemukan benda lainnya dan menceritakan secara singkat tentang benda yang ditemukannya itu
Rusdianto
Dalam tampilan video materi pembelajarannya adalah penjumlahan dan pengurangan suatu bilangan. Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa dapat menjumlah dan mengurangkan suatu bilangan. Dalam mengawali pembelajaran guru kurang menggunakan prinsip apersepsi, padahal ini sangan penting dalam pembelajaran matematika. Seperti kita lihat waktu guru masuk kelas suasana masih gaduh karena mungkin ada waktu jeda pergantian mata pelajaran tertentu. Pentingnya apersepsi ini yang penting adalah untuk menyiapkan mental siswa untuk masuk ke mata pelajaran matematika, dan untuk menghubungkan materi pembelajaran yang lalu dengan mata pelajaran sekarang. Pemanfaatan metode sudah tepat yaitu tanya jawab dan demonstrasi, hanya seharusnya siswa disuruh kedepan untuk mencoba menjumlahkan atau mengurangkan benda tersebut, sehingga siswa akan lebih memperhatikan pembelajaran karena kemungkinan ada anak yang ingin mencoba. Disamping itu hasil pembelajaran anak akan lebih menjiwai materi yang kita berikan, dan kesan yang ada dalam benak siswa akan lebih tahan lama, sehingga akan mudah di reproduksi sewaktu-waktu diperlukan.
Kesan Umum dalam pembelajaran: Kami melihat penampilan guru kurang rapi, misalnya guru tersebut tidak memakai sepatu tetapi hanya menggunakan sepatu sandal yang terkesan kumuh. Didamping itu pakaiannya kurang rajin nampak ada sebagian bajunya yang lepas. Pembelajaran akan lebih berhasil jika guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan berpakaian yang rajin, dan metode yang dipergunakan banyak melibatkan siswa untuk mencoba.
Drs. Badjuri, M.Pd.
- Dalam pembukaan guru sebaiknya menjelaskan dulu tentang konsep ‘bertambah’ dan ‘berkurang’. Terkadang murid sulit untuk mengerti bila ada soal cerita yang menggunakan persamaan kata dari bertambah (diberi, membeli lagi, dsb), atau berkurang (rusak, pecah, hilang, dimakan, dsb).
- Pemakaian media sudah cukup tepat tapi hanya sebagai media visual saja.
- Materi sesuai dengan perserta didik cukup.
- Materi sudah sesuai dengan kurikulum.
Tri Ekowati
Nama : Nur Adillah
Nim : 857603396
Dalam video ini, guru berusaha menarik perhatian siswa dalam pelajaran matematika, terutama penjumlahan dan pengurangan. Untuk melibatkan siswa, guru telah menggunakan pendekatan langsung dengan menggunakan media konkret dan teknik tanya jawab. Namun, beberapa elemen penting masih perlu diperbaiki. Ini termasuk kurangnya apersepsi di awal pembelajaran, kurangnya keterlibatan aktif siswa, dan penggunaan istilah matematika yang tidak sesuai dengan pemahaman anak-anak. Untuk mencerminkan sikap profesionalisme, guru juga harus lebih memperhatikan bagaimana mereka terlihat. Secara umum, pendekatan aktif dalam pembelajaran sudah digunakan, tetapi ada yang perlu dilakukan agar belajar menjadi lebih efisien, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar.
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama : Sripahanum Siregar
Nim : 824356802
Setelah melihat video diatas,saya menyadari bahwa penting seorang guru untuk melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran.pembuka saat pelajaran dapat menarik perhatian siswa untuk fokus dan rasa ingin tahu apa yang sedang dipelajari.guru juga harus mencari metode atau model pembelajaran yang menarik dan interaktif agar siswa dapat aktif saat proses pembelajaran.terutama kelas rendah yang sangat suka hal hal menarik seperti media pembelajaran langsung atau gambar, permainan edukatif atau nyanyian atau gerakan fisik ringan di sela-sela materi pembelajaran, dan membuat materi menjadi cerita dengan tokoh-tokoh yang mereka sukai.
Kelebihan
– materi yang diberikan jelas dan tepat
– media pembelajaran baik
Kekurangan
– tidak menguasai pembukaan kelas
– penampilan kurang rapi
Nama : Rizal Fahmi Nur Fauzi Yasim
Nim : 857388959
Setelah menyaksikan video tersebut, saya menyadari bahwa peran guru sangatlah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif di kelas. Guru dituntut untuk kreatif, memiliki banyak ide menarik, serta mampu menciptakan metode pembelajaran yang tidak monoton. Misalnya, dengan menyisipkan permainan edukatif atau kegiatan menyanyi sederhana, siswa akan lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti pelajaran.
nama : kurrotul ainiyah
NIM : 877309782
Video ini menampilkan praktik pembelajaran yang mengedepankan pendekatan student-centered learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga fasilitator yang membimbing siswa untuk aktif berpikir dan berpartisipasi. Oleh karena itu, siswa diharuskan untuk selalu fokus dan konsentrasi ketika KBM berlangsung, terlebih lagi dalam pembelajaran yang dianggap mata pelajaran yang mebosankan, contoh matematika. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru ketika siswa belum bisa fokus adalah:
1. Melakukan pendekatan eksploratif
Guru mengajak siswa untuk belajar melalui kegiatan eksplorasi seperti membilang benda-benda di sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa guru berusaha mengaitkan materi pelajaran dengan konteks nyata atau lingkungan sekitar siswa, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka dalam belajar.
2. Memberikan penguatan positif
Memberikan apresiasi terhadap respon siswa adalah salah satu bentuk positive reinforcement. Ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa, terutama dalam proses belajar yang membutuhkan keberanian untuk mencoba dan salah.
3. Melakukan pengembangan keterampilan berpikir dan berbicara
Ketika siswa diminta untuk menemukan benda lain dan menceritakannya, mereka secara tidak langsung dilatih untuk berpikir kritis dan menyampaikan ide dengan jelas. Ini sangat bermanfaat untuk membangun kemampuan komunikasi dan refleksi diri.
4. Memberikan pembelajaran yang aktif dan inklusif
Kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh siswa mendorong terjadinya partisipasi aktif. Hal ini penting agar siswa merasa dihargai dan terlibat dalam proses belajar, bukan sekadar pendengar pasif.
Secara keseluruhan, video ini menunjukkan contoh praktik baik dalam pembelajaran yang dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik untuk menciptakan kelas yang lebih hidup, partisipatif, dan bermakna bagi siswa.
NAMA : ANNY ILLA AGUSTINI
NIM : 858479736
UPBJJ UT : SAMARINDA
Menjawab soal pada Tugas Praktikum 1 untuk menganalisis video yang terdapat pada website https://gurupintar.ut.ac.id, maka berikut tanggapan saya :
1. Pendahuluan dan Pengantar Pembelajaran
Dalam tayangan video tersebut, tampak bahwa guru memulai pembelajaran tanpa menerapkan prinsip apersepsi secara optimal. Padahal, apersepsi merupakan tahap yang krusial dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran seperti Matematika yang menuntut kesiapan mental dan konsentrasi tinggi dari siswa. Guru terlihat langsung masuk ke materi inti tanpa membangun jembatan penghubung antara pengalaman belajar sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, yakni penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu, suasana kelas yang masih gaduh pada awal pembelajaran menunjukkan kurangnya pengelolaan transisi waktu antar pelajaran yang seharusnya dapat diantisipasi dengan kegiatan pengantar seperti ice breaking atau dialog ringan bertema materi.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan sudah cukup tepat, yakni kombinasi antara tanya jawab dan demonstrasi, yang jika dilaksanakan dengan baik dapat membantu membangun partisipasi aktif siswa. Namun, dari segi implementasi, guru masih belum maksimal dalam memanfaatkan metode tersebut. Siswa hanya diajak menjawab dari tempat duduk dan tidak diberi kesempatan secara langsung untuk berinteraksi dengan benda konkret di depan kelas. Hal ini menjadi kelemahan, sebab keterlibatan fisik siswa (melalui aktivitas langsung) sangat penting dalam pembelajaran matematika di tingkat dasar, karena dapat memperkuat pemahaman konsep secara konkret sebelum masuk ke tahap abstrak.
Disarankan agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan aktivitas menjumlahkan atau mengurangkan benda secara langsung. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan daya ingat siswa, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
3. Penggunaan Media dan Alat Peraga
Guru telah memanfaatkan media pembelajaran secara visual, namun penggunaannya masih bersifat satu arah. Media tersebut tidak secara aktif melibatkan siswa, melainkan hanya sebagai alat bantu visual yang ditampilkan oleh guru. Padahal, media yang ideal dalam pembelajaran Matematika di tingkat dasar adalah media yang manipulatif dan interaktif, di mana siswa dapat memegang, menghitung, serta mengkaitkan langsung dengan simbol-simbol bilangan.
4. Pemberian Penguatan dan Respon
Guru sudah berusaha memberikan penguatan terhadap respon siswa, namun dalam praktiknya penguatan tersebut masih bersifat umum dan kurang variatif. Penguatan sebaiknya tidak hanya berupa pujian verbal seperti “bagus” atau “benar”, tetapi bisa juga dalam bentuk isyarat non-verbal (seperti tepuk tangan, senyuman, acungan jempol), atau penguatan tertunda seperti mencatat jawaban siswa pada papan tulis untuk dijadikan bahan diskusi bersama. Hal ini penting agar motivasi siswa tetap terjaga dan merasa dihargai atas kontribusinya.
5. Penampilan dan Etika Profesional Guru
Aspek ini merupakan elemen penting dalam menciptakan kesan pertama yang positif terhadap siswa. Penampilan guru dalam video tersebut terlihat kurang rapi—misalnya penggunaan sandal yang tidak sesuai standar etika profesional guru, serta pakaian yang tampak tidak tertata. Penampilan guru memiliki pengaruh terhadap persepsi siswa terhadap pembelajaran. Guru seharusnya menjadi contoh teladan dalam hal kerapian dan profesionalisme, karena ini berkontribusi terhadap pembentukan sikap disiplin siswa secara tidak langsung.
6. Penyampaian Konsep Abstrak secara Kontekstual
Dalam penyampaian materi penjumlahan dan pengurangan, guru belum mengaitkannya dengan situasi sehari-hari yang relevan bagi siswa. Padahal, salah satu pendekatan yang efektif dalam pembelajaran Matematika adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Misalnya, ketika menjelaskan konsep “bertambah”, guru bisa menggunakan contoh seperti “kamu membeli 2 buah kue, lalu diberi lagi 3 buah kue oleh temanmu”, sehingga siswa memahami bahwa “bertambah” tidak selalu dinyatakan secara eksplisit, tetapi bisa menggunakan padanan kata lain seperti “mendapat”, “diberi”, atau “membeli lagi”.
7. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum
Materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum dan tingkat perkembangan siswa, baik secara kognitif maupun afektif. Guru telah mencoba menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa usia dini, meskipun dalam praktiknya masih perlu ditingkatkan kualitas pelaksanaan dan kedalaman pendekatannya.
KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN
Kesimpulan: Video ini menampilkan upaya seorang guru dalam menerapkan pembelajaran aktif melalui media konkret dan interaksi verbal. Namun, implementasinya masih perlu ditingkatkan terutama dalam aspek apersepsi, keterlibatan siswa secara langsung, dan penampilan profesional guru.
Saran Perbaikan:
1. Gunakan apersepsi untuk membangun koneksi antara materi sebelumnya dan materi baru.
2. Libatkan siswa secara aktif dalam demonstrasi fisik.
3. Kembangkan media pembelajaran yang interaktif dan dapat dimanipulasi oleh siswa.
4. Tingkatkan variasi penguatan dan penghargaan terhadap partisipasi siswa.
5. Jaga penampilan profesional sebagai bentuk etika dan teladan.
6. Gunakan pendekatan kontekstual agar siswa lebih mudah memahami konsep abstrak.
Sekian tanggapan saya dan terimakasih.
NAMA : ANNY ILLA AGUSTINI
NIM : 858479736
UPBJJ UT : SAMARINDA
PRODI : S1 PGSD
Berikut tanggapan saya terhadap video di website https://gurupintaronline.ut.ac.id dengan video pilihan saya yaitu : “SD1 – MENARIK PERHATIAN SISWA” yang merupakan tugas analisis video pada tugas 1 praktikum sebagai berikut :
1. Pendahuluan dan Pengantar Pembelajaran
Dalam tayangan video tersebut, tampak bahwa guru memulai pembelajaran tanpa menerapkan prinsip apersepsi secara optimal. Padahal, apersepsi merupakan tahap yang krusial dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran seperti Matematika yang menuntut kesiapan mental dan konsentrasi tinggi dari siswa. Guru terlihat langsung masuk ke materi inti tanpa membangun jembatan penghubung antara pengalaman belajar sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, yakni penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu, suasana kelas yang masih gaduh pada awal pembelajaran menunjukkan kurangnya pengelolaan transisi waktu antar pelajaran yang seharusnya dapat diantisipasi dengan kegiatan pengantar seperti ice breaking atau dialog ringan bertema materi.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan sudah cukup tepat, yakni kombinasi antara tanya jawab dan demonstrasi, yang jika dilaksanakan dengan baik dapat membantu membangun partisipasi aktif siswa. Namun, dari segi implementasi, guru masih belum maksimal dalam memanfaatkan metode tersebut. Siswa hanya diajak menjawab dari tempat duduk dan tidak diberi kesempatan secara langsung untuk berinteraksi dengan benda konkret di depan kelas. Hal ini menjadi kelemahan, sebab keterlibatan fisik siswa (melalui aktivitas langsung) sangat penting dalam pembelajaran matematika di tingkat dasar, karena dapat memperkuat pemahaman konsep secara konkret sebelum masuk ke tahap abstrak.
Disarankan agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan aktivitas menjumlahkan atau mengurangkan benda secara langsung. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan daya ingat siswa, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
3. Penggunaan Media dan Alat Peraga
Guru telah memanfaatkan media pembelajaran secara visual, namun penggunaannya masih bersifat satu arah. Media tersebut tidak secara aktif melibatkan siswa, melainkan hanya sebagai alat bantu visual yang ditampilkan oleh guru. Padahal, media yang ideal dalam pembelajaran Matematika di tingkat dasar adalah media yang manipulatif dan interaktif, di mana siswa dapat memegang, menghitung, serta mengkaitkan langsung dengan simbol-simbol bilangan.
4. Pemberian Penguatan dan Respon
Guru sudah berusaha memberikan penguatan terhadap respon siswa, namun dalam praktiknya penguatan tersebut masih bersifat umum dan kurang variatif. Penguatan sebaiknya tidak hanya berupa pujian verbal seperti “bagus” atau “benar”, tetapi bisa juga dalam bentuk isyarat non-verbal (seperti tepuk tangan, senyuman, acungan jempol), atau penguatan tertunda seperti mencatat jawaban siswa pada papan tulis untuk dijadikan bahan diskusi bersama. Hal ini penting agar motivasi siswa tetap terjaga dan merasa dihargai atas kontribusinya.
5. Penampilan dan Etika Profesional Guru
Aspek ini merupakan elemen penting dalam menciptakan kesan pertama yang positif terhadap siswa. Penampilan guru dalam video tersebut terlihat kurang rapi—misalnya penggunaan sandal yang tidak sesuai standar etika profesional guru, serta pakaian yang tampak tidak tertata. Penampilan guru memiliki pengaruh terhadap persepsi siswa terhadap pembelajaran. Guru seharusnya menjadi contoh teladan dalam hal kerapian dan profesionalisme, karena ini berkontribusi terhadap pembentukan sikap disiplin siswa secara tidak langsung.
6. Penyampaian Konsep Abstrak secara Kontekstual
Dalam penyampaian materi penjumlahan dan pengurangan, guru belum mengaitkannya dengan situasi sehari-hari yang relevan bagi siswa. Padahal, salah satu pendekatan yang efektif dalam pembelajaran Matematika adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Misalnya, ketika menjelaskan konsep “bertambah”, guru bisa menggunakan contoh seperti “kamu membeli 2 buah kue, lalu diberi lagi 3 buah kue oleh temanmu”, sehingga siswa memahami bahwa “bertambah” tidak selalu dinyatakan secara eksplisit, tetapi bisa menggunakan padanan kata lain seperti “mendapat”, “diberi”, atau “membeli lagi”.
7. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum
Materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum dan tingkat perkembangan siswa, baik secara kognitif maupun afektif. Guru telah mencoba menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa usia dini, meskipun dalam praktiknya masih perlu ditingkatkan kualitas pelaksanaan dan kedalaman pendekatannya.
KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN
Kesimpulan: Video ini menampilkan upaya seorang guru dalam menerapkan pembelajaran aktif melalui media konkret dan interaksi verbal. Namun, implementasinya masih perlu ditingkatkan terutama dalam aspek apersepsi, keterlibatan siswa secara langsung, dan penampilan profesional guru.
Saran Perbaikan:
1. Gunakan apersepsi untuk membangun koneksi antara materi sebelumnya dan materi baru.
2. Libatkan siswa secara aktif dalam demonstrasi fisik.
3. Kembangkan media pembelajaran yang interaktif dan dapat dimanipulasi oleh siswa.
4. Tingkatkan variasi penguatan dan penghargaan terhadap partisipasi siswa.
5. Jaga penampilan profesional sebagai bentuk etika dan teladan.
6. Gunakan pendekatan kontekstual agar siswa lebih mudah memahami konsep abstrak.
Sekian tanggapan saya dan Terimakasih
Nama : Al Husna Sari
Prodi : PGSD
UPBJJ : Medan
guru menggunakan metode interaktif seperti eksplorasi denganmembilang, memberikan penguatan terhadap respon siswa serta meminta siswa menemukan dan menceritakan benda yang mereka temukan.
meskipun metode yang digunakan cukup tepat, seperti tanya jawab dan demonstrasi, terdapat beberapa catatan penting misalnya guru kurang menggunakan prinsip apersepsi di awal pembelajaran yang penting untuk menghubungkan materi sebelumnya dengan yang akan di ajarkan. selain itu penampilan guru yang kurang rapi juga menjadi perhatian, karena dapat memengaruhi kesan dan efektivitas pembelajaran
secara keseluruhan, video ini memberikan wawasan berharga tentang pentingnya interaksi aktif dan penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. namun perhatian terhadap aspek-aspek seperti apersepsi dan penampilan guru juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
NAMA : ANNY ILLA AGUSTINI
NIM : 858479736
UPBJJ UT : SAMARINDA
PRODI : S1 PGSD
Berikut tanggapan saya terhadap video di website https://gurupintaronline.ut.ac.id dengan video pilihan saya yaitu : “SD1 – MENARIK PERHATIAN SISWA” yang merupakan tugas analisis video pada tugas 1 praktikum sebagai berikut :
1. Pendahuluan dan Pengantar Pembelajaran
Dalam tayangan video tersebut, tampak bahwa guru memulai pembelajaran tanpa menerapkan prinsip apersepsi secara optimal. Padahal, apersepsi merupakan tahap yang krusial dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran seperti Matematika yang menuntut kesiapan mental dan konsentrasi tinggi dari siswa. Guru terlihat langsung masuk ke materi inti tanpa membangun jembatan penghubung antara pengalaman belajar sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, yakni penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu, suasana kelas yang masih gaduh pada awal pembelajaran menunjukkan kurangnya pengelolaan transisi waktu antar pelajaran yang seharusnya dapat diantisipasi dengan kegiatan pengantar seperti ice breaking atau dialog ringan bertema materi.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan sudah cukup tepat, yakni kombinasi antara tanya jawab dan demonstrasi, yang jika dilaksanakan dengan baik dapat membantu membangun partisipasi aktif siswa. Namun, dari segi implementasi, guru masih belum maksimal dalam memanfaatkan metode tersebut. Siswa hanya diajak menjawab dari tempat duduk dan tidak diberi kesempatan secara langsung untuk berinteraksi dengan benda konkret di depan kelas. Hal ini menjadi kelemahan, sebab keterlibatan fisik siswa (melalui aktivitas langsung) sangat penting dalam pembelajaran matematika di tingkat dasar, karena dapat memperkuat pemahaman konsep secara konkret sebelum masuk ke tahap abstrak.
Disarankan agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan aktivitas menjumlahkan atau mengurangkan benda secara langsung. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan daya ingat siswa, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
3. Penggunaan Media dan Alat Peraga
Guru telah memanfaatkan media pembelajaran secara visual, namun penggunaannya masih bersifat satu arah. Media tersebut tidak secara aktif melibatkan siswa, melainkan hanya sebagai alat bantu visual yang ditampilkan oleh guru. Padahal, media yang ideal dalam pembelajaran Matematika di tingkat dasar adalah media yang manipulatif dan interaktif, di mana siswa dapat memegang, menghitung, serta mengkaitkan langsung dengan simbol-simbol bilangan.
4. Pemberian Penguatan dan Respon
Guru sudah berusaha memberikan penguatan terhadap respon siswa, namun dalam praktiknya penguatan tersebut masih bersifat umum dan kurang variatif. Penguatan sebaiknya tidak hanya berupa pujian verbal seperti “bagus” atau “benar”, tetapi bisa juga dalam bentuk isyarat non-verbal (seperti tepuk tangan, senyuman, acungan jempol), atau penguatan tertunda seperti mencatat jawaban siswa pada papan tulis untuk dijadikan bahan diskusi bersama. Hal ini penting agar motivasi siswa tetap terjaga dan merasa dihargai atas kontribusinya.
5. Penampilan dan Etika Profesional Guru
Aspek ini merupakan elemen penting dalam menciptakan kesan pertama yang positif terhadap siswa. Penampilan guru dalam video tersebut terlihat kurang rapi—misalnya penggunaan sandal yang tidak sesuai standar etika profesional guru, serta pakaian yang tampak tidak tertata. Penampilan guru memiliki pengaruh terhadap persepsi siswa terhadap pembelajaran. Guru seharusnya menjadi contoh teladan dalam hal kerapian dan profesionalisme, karena ini berkontribusi terhadap pembentukan sikap disiplin siswa secara tidak langsung.
6. Penyampaian Konsep Abstrak secara Kontekstual
Dalam penyampaian materi penjumlahan dan pengurangan, guru belum mengaitkannya dengan situasi sehari-hari yang relevan bagi siswa. Padahal, salah satu pendekatan yang efektif dalam pembelajaran Matematika adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Misalnya, ketika menjelaskan konsep “bertambah”, guru bisa menggunakan contoh seperti “kamu membeli 2 buah kue, lalu diberi lagi 3 buah kue oleh temanmu”, sehingga siswa memahami bahwa “bertambah” tidak selalu dinyatakan secara eksplisit, tetapi bisa menggunakan padanan kata lain seperti “mendapat”, “diberi”, atau “membeli lagi”.
7. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum
Materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum dan tingkat perkembangan siswa, baik secara kognitif maupun afektif. Guru telah mencoba menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa usia dini, meskipun dalam praktiknya masih perlu ditingkatkan kualitas pelaksanaan dan kedalaman pendekatannya.
KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN
Kesimpulan: Video ini menampilkan upaya seorang guru dalam menerapkan pembelajaran aktif melalui media konkret dan interaksi verbal. Namun, implementasinya masih perlu ditingkatkan terutama dalam aspek apersepsi, keterlibatan siswa secara langsung, dan penampilan profesional guru.
Saran Perbaikan:
1. Gunakan apersepsi untuk membangun koneksi antara materi sebelumnya dan materi baru.
2. Libatkan siswa secara aktif dalam demonstrasi fisik.
3. Kembangkan media pembelajaran yang interaktif dan dapat dimanipulasi oleh siswa.
4. Tingkatkan variasi penguatan dan penghargaan terhadap partisipasi siswa.
5. Jaga penampilan profesional sebagai bentuk etika dan teladan.
6. Gunakan pendekatan kontekstual agar siswa lebih mudah memahami konsep abstrak.
Sekian tanggapan saya dan Terimakasih
Nama : Yanti Juniar Silalahi
Nim : 860178837
Prodi : PGSD
UPBJJ : Medan
Selamat Pagi
Menurut pandangan saya bahwa dalam video tersebut, bahwa guru harus memiliki hal yang menarik baik penampilan dan keterampilan, guru juga dituntut untuk selalu terampil dalam mengajar, dan guru harus pintar membawa suasana kelas dan penampilan guru dapat mempengaruhi persepsi siswa tentang profesionalisme guru. guru yang berpakaian rapi dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa tanggug jawab dan peduli dengan penampilan mereka. guru juga harus melibatkan siswa dalam setiap materi yang disampaikan dan membuat contoh yang siswa pahami, contoh dalam operasi penambahan dengan menggunakan benda misalnya tas perempuan + tas laki-laki dengan hal ini siswa akan aktif untuk menghitung langsung benda atau tas tersebut yang mereka lihat dan mereka mampu menghitung secara langsung. dan sebagai guru kita harus memberi respon yang positif atas setiap jawaban yang siswa sampaikan dan ketika jawaban siswa salah kita sebagai guru harus memberikan motivasi dan kepercayaan diri siswa bahwasannya siswa tersebut mampu untuk menyelesaikannya. jadi kita sebagai guru harus bisa melihat situasi atau kondisi setiap dan kita tidak boleh bersikap asing kepada siswa agar siswa nyaman saat mengikuti setiap peroses pembelajaran yang guru sampaikan.
Demikan pendapat saya mengenai video yang diatas. Terima kasih.
Nama : Iin Kurniasih
NIM : 857600566
UPBJJ : Purwokerto
Ijin menanggapi diskusi.
Penampilan guru yang kurang rapi menunjukkan guru tersebut tidak serius dalam memberikan pembelajaran, karena penampilan asal – asalan pasti akan dinilai juga oleh siswa. Penampilan guru juga mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pembelajaran. Saat guru berpenampilan rapi, perhatian siswa mulai terarah, ditambah variasi pembelajaran yang tidak monoton yaitu menggunakan buah sebagai peraga untuk menarik perhatian siswa dalam penjumlahan dan pengurangan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Guru juga menarik perhatian siswa dengan pertanyaan aktif tentang materi.
Yang harus diperhatikan guru antara lain :
1. Penampilan yang rapi menjadi standar awal penilaian. Guru adalah role model dan kerapian mempengaruhi kewibawaan dan fokus siswa.
2. Sebelum masuk ke materi, guru perlu menciptakan rutinitas pembuka misal, menyapa, berdoa atau ice breaking untuk memastikan siswa siap belajar.
3. Penggunaan media belajar sebagai alat peraga lebih mempermudah siswa memahami materi karena langsung dipraktekkan.
Demikian tanggapan diskusi dari saya.
Terimakasih.