silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing.
Dadang Sukirman
Dari tayangan yang ada, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tayangan ini lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan.
Drs. Hanafi, M.Pd.
- Tidak ada berdoa sebelum belajar dan penutup selesai belajar.
- Tidak ada evaluasi diakhir kegiatan belajar.
- Sesuai peserta didik.
- Sesuai kurikulum.
Ranny Indriany Syam S, S.Pd.
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Saya sangat setuju dengan model pembelajaran ini, selain untuk pembelajaran, hal ini juga berdampak pada kedisiplinan siswa agar tidak membuang sampah sembarangan, sehingga lingkungan sekolah akan lebih bersih dan nyaman.
Hal unik dari video tersebut adalah
Siswa mau melakukan kegiatan kebersihan bersama kelompok dengan semangat. Pembiasaan melakukan kegiatan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah harus dilakukan terus menerus. Di sisi lain tim kerjasama dalam kegiatan apapun yang sangat penting terutama membiasakan peduli dan kekompakan serta memicu keaktifan siswa secara menyeluruh.
Nama : Niluh Made Megawati
NIM : 501342807
Judul : Pembelajaran Model Kompetitif
Berdasarkan observasi pada video pembelajaran berbasis area, kegiatan belajar tidak terbatas pada ruang kelas. Guru berhasil memfasilitasi pengembangan keterampilan kolaborasi, kepemimpinan, serta pengambilan keputusan pada siswa melalui kompetisi yang berorientasi pada kebersihan lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya mendorong siswa untuk menjaga lingkungan, tetapi juga mengembangkan soft skills yang berguna dalam kehidupan. Dengan keseimbangan antara kompetisi dan pengembangan diri, pembelajaran ini memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa.
NAMA : ANGGI NUR AFIYAH
PRODI : Magister Pendidikan Dasar
NIM : 501282916
Dalam video ini pada bagian awal menggambarkan murid yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Guru juga sudah memberikan nasihat agar murid membuang sampah pada tempatnya. Guru menyadari bahwa murid-muridnya masih memiliki kesadaran rendah dan tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Dari hal ini, kemudian timbul ide guru agar dapat menanamkan kebiasaan dalam diri murid untuk mau dan terbiasa memungut dan membuang sampah pada tempatnya dengan permainan kompetitif area yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing. Video ini lebih mengutamakan kepada penguatan pendidikan karakter di mana murid melakukan pembiasaan disiplin positif dalam hal kebersihan.
Dengan strategi yang lebih kreatif dan lebih menyenangkan, kegiatan murid untuk memungut dan membersihkan sampah yang berserakan membuat proses lebih menyenangkan dan murid antusias dan tidak terbebani dengan tugasnya serta semua murid turut serta secara aktif, sehingga ide yang dilaksanakan guru dapat berhasil sesuai harapan yaitu murid memiliki kesadaran dan peduli terhadap lingkungannya. Proses yang paling penting dalam video tersebut adalah proses pembiasaan murid terhadap hal-hal positif yang harus dilakukan secara terus menerus, meskipun dengan cara atau strategi berbeda, namun tetap fokus kepada tujuannya, sehingga diharapkan proses pembiasaan ini menjadi budaya positif yang ada di sekolah dan tertanam dalam diri masing-masing murid.
Dalam video ini, guru sangat kreatif mengatasi permasalahan yang ada. Siswa membuang samaph sembarangan, jika hanya diingatkan kurang efektif dalam pelaksanaan. Dengan adanya model kompetitif area, siswa menjadi bersemangat dalam mengumpulkan sampah. Jika dilakukan terus menerus, akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik dalam menangani sampah berserakan di lingkungan sekolah.
Nama: PUTRI KUSUMAWATI
NIM: 501200979
Prodi: Magister Pendidikan Dasar
Tayangan video memperlihatkan kondisi saat sedang istirahat yaitu dimana peserta didik sedang berada di luar kelas. Guru menemukan kejanggalan dalam perilaku peserta didik yang tidak mempedulikan kebersihan lingkungan sekitar kelas yaitu membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga berserakan. Oleh karena itu, guru dengan cekatan langsung mengajak peserta didik untuk membersihkan sampah tersebut dengan cara yang kreatif yaitu menerapkan pembelajaran pembiasaan melalui permainan kompetitif area dengan berlomba untuk membersihkan sampah secara berkelompok sehingga peserta didik termotivasi dalam membersihkan sampah. Menurut saya, pendekatan yang guru terapkan sangat bagus dan kreatif.
Nama : Yuliatin
Nim : 501332472
Menanamkan kebiasan sadar akan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan kepada peserta didik salah satunya dengan cara kompetitif area yang dilaksanakan pada video tersebut dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok terlihat para peserta didik sangat antusias mengambil sampah yang ada di halaman sekolah . pada kegiatan ini buguru memberikan reward berupa jika kelompok yang berhasil mengambil sampah paling banyak akan di perbolehkan masuk kelas terlebih dahulu atau paling awal. Hal seperti ini menurut saya akan efektif jika di lakukan di kelas bawah (kelas 1,2,3) tetapi jika di terapkan di kelas tinggi (4,5,6) mungkin ada beberapa anak yang tidak antusias mengikuti kegiatan ini mungkinkarena peserta didik beranngapan tidak mau masuk kelas dahulu,atau tidak mengiginkan adanya pelajaran ,sehingga ada beberapa kelompok atau peserta didik yang santai atau bermalas malasan dalam mengambil sampah dengan tujuan supaya paling akhir masuk kelas.
Nama: Ikbal Mirandani
NIM: 501222319
UPBJJ: UT Bogor
Setelah melihat vidio tsb, model kompetetif baik untuk dilakukan, karena mengandung unsur-unsur positive. Namun, harus diperhatikan proses dari awal, mengenai model pembelajaran kompetetif tsb, dan diberikan evaluasi di akhir pembelajaran. Sehingga siswa/i pun bisa mendapatkan pembelajaran dari model kompetitif
Nama : Alif Tulusiyah Anggraini
Nim : 501362515
Prodi : MPDr
Pembelajaran dilakukan di luar kelas. Melalui pembelajaran kompetitif area, Guru fokus pada ketrampilan siswa , dengan adanya kompetitif area siswa termotivasi dan memiliki pengalaman positif dalam menerapkan kebiasaan peduli lingkungan, selain itu siswa belajar kerja sama tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.
Nama : Marsela Lamberti
NIM : 501312005
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar
Dalam video Pembelajaran Model Kompetetitif, tidak ada dimulainya proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Saat guru melihat murid yang membuang sampah sembarangan di halaman sekolah, guru tersebut langsung memperingatkan murid tentang membuang sampah pada tempatnya. Kemudian guru berinisiatif untuk membuat permainan dengan tema ‘’Kompetitif Area’’ dengan tujuan menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan dalam diri murid sejak dini. Guru tidak ada memberikan pembukaan kegiatan belajar mengajar baik sapaan awal maupun doa pembuka. Guru langsung mengumpulkan murid di halaman sekolah/lapangan dan membagikan kelompok serta menjelaskan tentang permainan. Kemudian dalam video tersebut terlihat setiap siswa bersama kelompoknya sangat antusias dan bersemangat secara bersama-sama membersihkan area sekolah dengan memungut sampah yang ada dan memasukkan kedalam kantong kresek hitam yang sudah disediakan untuk menampung sampah. Tidak ada kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru ataupun menyampaikan kesimpulan/tujuan dari kegiatan yang telah murid lakukan. Dari video tersebut dapat kita ambil pelajaran, yaitu pentingnya kegiatan pembuka dalam pembelajaran, perhatian guru terhadap siswa selama proses pembelajaran serta kegiatan penutup dari pembelajaran. Tayangan tersebut juga lebih mengutamakan pendidikan karakter siswa seperti siswa diharapkan memiliki sikap kerja sama, disiplin, hormat dan menghargai guru, serta pembiasaan diri dalam hal kebersihan.