Sinopsis
Dalam program ini digambarkan video pembelajaran tentang sikap berontak siswa. Ada beberapa diantara mereka yang berpandangan bahwa tidak ada kaitan antara kecerdasan dengan prilaku tertentu, seperti masalah rambut solusi, diperlakukan pendekatan yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini secara arif dan bijaksana.
Asnah Limbong
Penayangan Video ini bertujuan agar Guru dengan bantuan Guru BK, dapat menerapkan aturan sekolah. Dimulai dengan mengajak siswa untuk mematuhi aturan sekolah hingga mendapatkan surat peringatan.
Materi-Video GPO disampaikan tanpa guru mengajar. Penyajian disampaikan melalui penayangan video pendek dan presenter.
Pendekatan menggunakan penayangan video sangat baik bagi para guru yang melihat program ini karena semua lebih nyata.
Program ini sangat sesuai dengan perkembangan peserta didik dengan memberi contoh mengenai rambut.
Program ini juga telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Sebaik materi ini diletakan untuk umum jangan diletakan pada seri Pembelajaran Matematika SMP. Di akhir penayangan sebaiknya dilihatkan siswa ybs telah menyadari kesalahannya.
Drs. Edy Sjarif, M.Pd.
Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 042055467
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris
UPBJJ UT : Bogor
Kenakalan siswa / pemberontakan siswa terhadap aturan sekolah merupakan hal yang kerap kali di lakukan oleh siswa, tidak sedikit siswa yang menyepelekan akan aturan yang di buat sekolah. Saya sering menemukan anak yang seperti itu, tidak hanya di peraturan masalah rambut gondrong, tapi ada juga siswa yang menyepelekan kedisiplinan sekolah yang di buat, contohnya saja dalam hal datang ke sekolah, masih da beberapa siswa yang menganggap jam sekolah tidak terlalu penting untuk mereka ikuti. Ada juga siswa yang melanggar aturan sekolah dalam hal menggunakan alat komunikasi (handphone), saya kerap kali memergoki siswa yang mengobrol bahkan bermain game di pinselnya secara terang-terangan ketika pembelajaran berlangsung. Menurut saya, solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut, dapat kita lakukan peng rajiaan secara rutin, atau tegoran langsung dengan menyebutkan nama siswa nya, memang hal ini hanya dapat di terapkan di waktu singkat, namanya juga anak anak yang masih harus di didik, mereka akan menuruti aturan sekolah paling lama beberapa minggu kedepan, ke sananya ketika mereka merasa guru atau pembimbing mereka lengah, dan peraturan berjalan normal kembali, mereka akan mengulangi kembali hal tersebut yaitu melanggar dan berontak kembali. Karena mereka merasa hal itu wajar mereka lakukan di usia mereka yang memang labil apalagi usia usia anak SMP.
Sebagai seorang guru harus memahami karakteristik anak muridnya terutama yang suka melanggar aturan aturan sekolah,pendekatan secara langsng saya rasa harus sering dilakukan terhadap siswa tsb,guru tidak harus menjadi seorang pendidik setiap saat,ada kalanya kita harus menjadi teman yang bisa di ajak berbicara secara santai dengan murid tsb,sehingga sang murid juga merasa lebih leluasa untuk di ajak bicara,sehingga guru juga bisa memberikan nasehat nasehat yang membuat murid tsb menjadi tidak merasa tertekan .
Pemberontakan Siswa terhadap Aturan yang ada di sekolah sering kita jumpai, banyak siswa yang menyepelekan peraturan sekolah yang ada. Bahkan ada juga siswa yang sudah membuat perjanjian akan masalah yang dia lakukan supaya tidak mengulangi nya lagi, ketika kita lengah terhadap nya dia dapat mengulangi sikap menyepelekan peraturan yang ada. Solusi nya menurut saya jika seperti itu maka sebagai Guru yang memahami Sifat nya bermusyawarah terhadap guru yang lainnya supaya ikut membantu memberi nya nasehat dan teguran, supaya saat dia melanggar aturan, dia ingat kalau dia banyak yang memperhatikannya, dan dia berfikir dia telah diberi kesempatan terkhir dan telah membuat perjanjian tidak akan melanggar peraturan apapun disekolah, maka dia akan malu untuk melakukan kesalahannya
Nama : La Ode Maharudin
NIM : 023704782
Prodi : Pendidikan Fisika S1
Solusi yang diberikan secara berurutan pada video tersebut saya setuju. Dan menurut saya, sangat baik bila permasalahan berontak ini selesai di wali kelas saja.
Sikap berontak biasanya karena sang siswa masih membawa ego individualisnya dari rumah ke sekolah. Dia belum sadar bahwa kehidupan sosial di sekolah bukan mengutamakan dirinya saja, melainkan untuk kenyamanan bersama. Untuk itulah aturan sekolah dibuat agar kenyamanan ini terwujud. Siswa harus memahami hal ini.
Dan juga memang harus ada penyampaian bahwa ketika siswa masuk di sekolah ini, maka aturan yang dipakai adalah aturan sekolah yang harus di taati.
Siswa juga harus memahami bahwa ukuran kepandaian bukan hanya dilihat dari nilai-nilai ujian saja, melainkan menempatkan diri yang sesuai pada kondisi tertentu adalah kepandaian juga, yaitu kepandaian bersikap. Keterpaduan ini membuat siswa akan mudah dihargai dan disenangi banyak orang.
Di sekolah sering kita jumpai pemberontakan siswa terhadap peraturan yang ada, banyak siswa yang menyepelekan peraturan sekolah yang ada. Bahkan ada siswa yang sudah menyetujui soal tersebut tidak akan mengulanginya lagi. Jika kita acuh tak acuh terhadap hal ini, mereka mungkin mengulangi sikap meremehkan aturan yang ada. Menurut saya, solusinya jika demikian, sebagai guru yang memahami karakter Anda, berkonsultasilah dengan guru lain saat memberikan nasihat dan teguran, agar Anda ingat untuk sangat berhati-hati saat melanggar peraturan. kepadanya dan dia pikir dia mendapat kesempatan terakhirnya dan berjanji tidak akan melanggar peraturan di sekolah sehingga dia malu melakukan kesalahan.
Saya sebagai seorang guru harus dapat memahami karakteristik peserta didik terutama yang suka melanggar aturan sekolah.
Pendekatan secara langsng saya rasa harus sering dilakukan terhadap siswa yang sering bermasalah itu.
Sebagai guru kita harus menjadi teman yang bisa di ajak berbicara secara santai dengan murid tsb,jadi tidak hanya sedekar mendidik dan mengajar sehingga sang murid juga merasa lebih leluasa untuk di ajak bicara,sehingga guru juga bisa memberikan nasehat .
Nama : Glagah Wijaya
Nim : 049550124
Prodi : Pendidikan Fisika
Video di atas memperlihatkan seorang siswa pandai yang senang memberontak aturan sekolah. Saya setuju guru harus mencari akar masalah mengapa siswa tersebut suka memberontak aturan sekolah, apakah karena kebiasaannya di rumah, atau pengaruh teman , lingkungan dan lain-lain.
Untuk langkah awal, sebaiknya guru memberikan pengertian bahwa selain kemampuan dalam mata pelajaran siswa juga harus beradab, memiliki sikap yang baik adalah hal penting, selain itu mengikuti aturan sekolah adalah konsekuensi siswa tersebut masuk ke sekolah tersebut. Jika melanggar maka aka nada hukuman yang berlaku sesuai peraturan sekolah tidak melihat siswa tersebut berprestasi atau tidak, pintar atau tidak.
Jika memang wali kelas tidak dapat menangani siswa tersebut maka penanganannya harus naik ke tahap kurikulum, kita harus menegaskan dan mencontohkan siswa untuk selalu menaati peraturan sekolah sejak awal sehingga siswa tidak mencoba-coba untuk melanggar atau bahkan meracuni siswa lain untuk melanggar.
Demikian evaluasi dari saya, jika ada kesalahan mohon maaf. Terima kasih.
Nama : Mawita Simbolon
NIM : 859883343
Pokjar : Medan
Di dalam proses pembelajaran yang kita lakukan saat ini di dalam sekolah, tidak jarang kita temui perilaku anak yang suka memberontak, maupun menantang apa yagn dikatakan gurunya. pada awalnya kita sebagai guru memang merasa miris dengan perlakuan anak-anak tersebut, namun hal yang perlu kita tanamkan di dalam diri kita sebagai guru, kita harus mammpu mendidik anak-anak yagn seperti ini
adapun hal-hal yang perlu kita lakukan sebagai guru adalah:
1. Mencari tau latar belakang dari siswa tersebut, setelah kita mengetahui latar belakangnya kita akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan kepada siswa yang bermasalah tersebut.
2. Kita sebagi guru harus melakukan pendekatan kepada anak ini, biasanya dari pengalaman yagn saya temui anak-anak seperti ini kurang mendapat perhatian dari orang tua, selalu dibandingkan dengan orangtua terhadapa adiknya maupun kakaknya, jadi secara tidak disadari peranan orangtua juga turut membentuk karakter dari siswa kita ini.
3. Untuk saat ini kita sebagai guru juga harus memiliki pemikiran yang modern karena anak-anak yang kita didik ini sudah berada pada zaman millenial dimana mereka sangat melek dengan perkemabngan teknologi, jadi disetiap proses pembelajaran kita sebaiknya menggunakan berbasis teknologi untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
Terima Kasih
Nama : Annisa anggum Alamsyah
Nim : 856989832
Prodi :pgsd S1
Vidio di atas memperlihatkan seorang guru yang sedang mengajar di kelas, yang pertama agar siswa tertarik dalam apa yg kita sampaikan guru wajib berpakaian rapi , tegas dan guru harus pandai mencari solusi agar anak anak tertarik dan fokus pada kita sebagai guru, seperti yang di lakukan dalam Vidio guru tersebut mengarahkan perhatian anak anak dengan cara menanyakan naik apa dari rumah kesekolah hal hal seperti itu tentu nya membuat anak anak fokus dan tertarik untuk menjawab pertanyaan yg di ajukan guru, lalu saat belajar guru menggunakan metode suatu benda untuk menghitung pengurangan dan penjumlahan, tidak monoton hanya dengan menulis di papan tulis. Dengan begitu anak anak jadi lebih bersemangat dalam belajar,
Sekian dan terimakasih
Nama : Riadatul Mujahidah
NIM : 858161884
Bidang Study : S-1 PGSD-BI
Video di atas memperlihatkan seorang siswa pintar memberontak terhadap peraturan sekolah. Saya setuju bahwa guru harus mencari alasan mengapa siswa tersebut mau memberontak terhadap peraturan sekolah, entah karena kebiasaan rumahnya, atau karena pengaruh teman, lingkungan dan lain-lain.
Pada langkah pertama, guru harus memahami bahwa siswa siswa juga harus beradab, sikap yang baik itu penting, selain itu, pemenuhan tata tertib sekolah merupakan konsekuensi dari kedatangan siswa tersebut di sekolah. Jika melanggar, hukumannya mengikuti aturan sekolah, terlepas dari apakah siswa tersebut lulus atau gagal, pintar atau tidak.
Ketika pengajar ke rumah benar-benar tidak mampu menangani siswa, perlakuan harus dinaikkan ke tingkat kurikulum. Perlu ditekankan dan ditunjukkan kepada siswa contoh mentaati tata tertib sekolah sejak awal, agar siswa tidak berusaha untuk melanggar atau bahkan meracuni siswa lain untuk melanggarnya.