silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Pada program ini diperlihatkan upaya guru untuk mengatasi anak yang ribut di kelas, upaya tersebut diantaranya adalah dengan mencoba mengenali penyebab anak ribut di kelas. Setelah mengetahui penyebabnya maka solusi yang dilakukan oleh guru tersebut adalah menenangkan anak yang ribut dengan berbagai tepuk. Ketika anak teridentifikasi bosan dalam pembelajaran di kelas, guru dapat memindahkan pembelajaran di luar kelas (outdoor) agar kebosanan anak dapat teratasi dengan baik.
Megawati Simanjuntak, SP., M.Si.
Pada program ini diperlihatkan upaya guru untuk mengatasi anak yang ribut di kelas, upaya tersebut diantaranya adalah dengan mencoba mengenali penyebab anak ribut di kelas. Setelah mengetahui penyebabnya maka solusi yang dilakukan oleh guru tersebut adalah menenangkan anak yang ribut dengan berbagai tepuk. Ketika anak teridentifikasi bosan dalam pembelajaran di kelas, guru dapat memindahkan pembelajaran di luar kelas (outdoor) agar kebosanan anak dapat teratasi dengan baik.
Dr. Siti Aisyah, M.Pd.
Dalam tayangan video sudah terlihat dengan jelas saat guru membuka pembelajaran dan mengisi pembelajaran sedangkan untuk penutup pembelajaran belum terlihat jelas. Penggunaan strategi, pendekatan, metode, dan media sudah terlihat. Sedang untuk evaluasi belum terlihat. Guru mengajak anak untuk dapat duduk tenang dan tidak membuat keributan yang dapat mengganggu konsentrasi teman (taat pada peraturan) merupakan salah satu yang ada di kompetensi dasar pada kurikulum.
Tri Ekowati
Om Swastiastu,ijin memberi komentar pada video diatas.Perkenalkan nama saya : Ni Wayan Astiti,NIM:859044086
Berdasarkan video yang saya simak diatas tentang Anak Ribut di kelas saat PBM sangat sering terjadi di sekolah saya.Disini diperlukan
kesabaran guru yang ekstra terhadap anak.Karena setiap anak
memiliki karakter yang berbeda-beda.Dari upaya yang dilakukan guru di video diatas sangat bagus sekali
dan sangat bermanfaat bagi
saya.Untuk menenangkan anak-anak guru melakukan metode bertepuk
tangan dan sesekali menggunakan peluit.Selain teknik tersebut,saya di
sekolah juga mengajak anak untuk
membuat kesepakatan kelas
dengan membuat aturan bersama
anak mengenai tata tertib dikelas
seperti tidak boleh bersuara keras di
dalam kelas dan tidak mengobrol
pada saat belajar.Dari video
diatas,semoga dapat menjadi referensi untuk saya dalam mengajar dan mendidik anak-anak.Terimakasih.Om Shanti Shanti Shanti Om.
Menurut saya, video ini sangat menarik dan relevan dengan kondisi di kelas anak usia dini. Penyampaian strategi untuk mengatasi anak ribut, seperti menggunakan tepuk diam atau memberikan kesibukan lain pada anak ketika anak sudah selesai mengerjakan tugas, sangat aplikatif dan bisa membantu menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif. Sebagai mahasiswa PGPAUD, saya merasa ini menjadi pengingat penting bahwa guru harus peka terhadap kebutuhan anak dan mampu beradaptasi dengan situasi. Saya jadi terinspirasi untuk mencoba pendekatan seperti ini di kelas nantinya. Terima kasih atas video yang informatif ini!
Assalamualaikum wr.wb.
Ijin memberi komentar pada video ini, alhamdulillah dari video ini saya mendapat cara-cara baru menghadapi anak yang ribut di kelas saat PBM. Karena saya yakin kejadian itu ada di mana-mana termasuk di sekolah saya, insya allah cara ini bisa mengurangi cara-cara yang kurang sesuai di sekolah saya. Semoga kita semua selalu sabar dan kreatif dalam menghadapi ke unikan anak-anak dan terima kasih atas motivasi yang ada di video ini semoga bisa diterapkan demi kemajuan anak bangsa.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Izin menanggapi video diatas..
Anak-anak ribut dan aktif memang hampir dan kebanyakan seperti itu, tetapi kita sebagai guru dapat memberikan pemahaman dan edukasi yang baik agar mereka dapat menurut dan belajar dengan baik .
Dari video tersebut saya dapat mengambil pelajaran untuk bisa saya praktekkan di kelas saya mengajar, dengan cara yang pertama yaitu , mengondisikan anak dengan tepuk tangan , atau Pluit, kedua jika anak sedikit yang ribut didekati dan diajarkan untuk fokus dengan pekerjaannya dan yang ketiga memberikan anak kegiatan lain .
NAMA : WORO WULANDARI
NIM : 859660463
Dalam video yang diamati, terlihat upaya seorang guru Taman Kanak-Kanak dalam mengatasi situasi kelas yang kurang kondusif akibat perilaku anak-anak yang ribut. Kondisi ini merupakan tantangan umum dalam pendidikan anak usia dini, di mana anak-anak sedang berada pada tahap perkembangan sosial-emosional dan kognitif yang masih awal. Langkah pertama yang dilakukan guru adalah mengenali penyebab anak ribut di kelas. Ini menunjukkan pendekatan yang tidak reaktif, melainkan reflektif. Guru tidak langsung memarahi atau menghukum anak, tetapi mencoba memahami latar belakang perilaku tersebut. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, memahami akar masalah—seperti kejenuhan, kurangnya stimulasi, atau kebutuhan untuk bergerak—adalah langkah awal yang sangat tepat. Setelah mengetahui penyebabnya, guru menenangkan anak melalui berbagai teknik ‘tepuk’. Teknik ini merupakan bagian dari metode pengelolaan kelas yang positif. ‘Tepuk’ dalam pembelajaran anak usia dini tidak hanya menjadi alat untuk menarik perhatian, tetapi juga menciptakan ritme dan kebersamaan di dalam kelas. Penggunaan tepuk yang bervariasi dapat mengalihkan perhatian anak dari perilaku ribut ke aktivitas yang lebih terstruktur tanpa membuat anak merasa ditegur secara negatif.
Selanjutnya, ketika guru menyadari bahwa kebosanan adalah penyebab utama anak menjadi tidak fokus dan ribut, guru memilih untuk memindahkan kegiatan pembelajaran ke luar kelas (outdoor learning). Ini adalah langkah yang sangat bijak dan adaptif. Anak usia dini memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergerak dan bereksplorasi. Dengan memanfaatkan lingkungan luar kelas, guru memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual, menyenangkan, dan dinamis. Pembelajaran di luar kelas juga merangsang indera anak dan memberi ruang lebih luas bagi mereka untuk belajar melalui bermain.
Upaya guru ini menunjukkan pendekatan pedagogis yang humanis dan responsif. Guru tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga memperhatikan kebutuhan emosional dan perkembangan anak secara menyeluruh. Strategi ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yang menempatkan anak sebagai subjek pembelajaran aktif, serta mendorong fleksibilitas dan kreativitas dalam proses belajar-mengajar.