silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini menggambarkan seorang guru Taman Kanak-kanak yang sedang menangani anak yang tidak percaya diri atas hasil belajarnya. Tampak bahwa guru itu berupaya mendekati anak. Guru memberikan penguatan dengan cara memotivasi anak, menanyakan kepada anak jika masih ragu atau tak mengerti atas tugasnya, memberikan motivasi pada kreativitas anak dengan cara meminta anak untuk melakukan pilihan aktivitas lain yang dapat dilakukan, memberikan saran untuk menggambar sesuatu yang disukai anak yang masih berhubungan dengan tema awal dan mengeksplorasi hal lain yang bisa dibuat terkait dengan tema menggambar yang sedang ditugaskan kepada anak.
Dwi Astuti
–
–
Dalam tayangan tersebut, kegiatan belajar mengajar dalam sebuah kelas sudah terlihat jelas. Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran sudah bagus, guru aktif memberi motivasi dan stimulasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak dalam melakukan sesuatu. Media yang dipergunakan sebaiknya lebih diperkaya. Dan di akhir pembelajaran, evaluasi perlu ditambahkan untuk lebih menumbuhkan rasa percaya diri anak anak, dengan memberikan kesempatan anak bercerita tentang hasil karya yang dibuatnya sendiri.
Harimurti
Assalamualaikum wr.wb
Nama : Dinda Karenina
Nim : 859520733
Hampir semua masalah kepercayaan diri terjadi pada anak usia dini terutama saat awal masuk sekolah atau awal semester. Dimana anak akan menghadapi serta menjumpai lingkungan dasn suasana yang baru. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran seorang guru atau pendidik dalam mengelola dan mengatur proses pembelajaran yang menyenangkan yang dapat merangsang dan menstimulasi anak agar dapat berbaur dengan lingkungan serta suasana yang baru agar anak terbiasa dan nyaman .
Dalam video juga memperlihatkan serta dijelaskan jenis kegiatan yang dapat digunakan atau diterapkan yang akan dapat meningkatnya rasa percaya diri pada anak-anak
Assalamualaikum wr.wb
Nama : Dinda Karenina
Nim : 859520733
Hampir semua masalah kepercayaan diri terjadi pada anak usia dini terutama saat awal masuk sekolah atau awal semester. Dimana anak akan menghadapi serta menjumpai lingkungan dasn suasana yang baru. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran seorang guru atau pendidik dalam mengelola dan mengatur proses pembelajaran yang menyenangkan yang dapat merangsang dan menstimulasi anak agar dapat berbaur dengan lingkungan serta suasana yang baru agar anak terbiasa dan nyaman .
Dalam video juga memperlihatkan serta dijelaskan jenis kegiatan yang dapat digunakan atau diterapkan yang akan dapat meningkatnya rasa percaya diri pada anak-anak
Nama: Siti Aisyah
NIM: 858294089
UPBJJ: Banjarmasin
Menurut saya mengenai anak yang tidak percaya diri karena ia merasa minder dengan hasil karyanya ketika melihat karya teman lainnya lebih bagus dari milik dia. lalu apa yang perlu guru lakukan? Guru harus terus selalu mendampingi, memberi saran, memotivasi, selalu memberikan semangat pada anak, memberikan apresiasi padanya agar anak selalu merasa dihargai.
jk
Kelas yang berpusat pada minat anak adalah lingkungan belajar yang mengutamakan kebutuhan, minat, dan rasa ingin tahu anak sebagai fokus utama. Dalam kelas seperti ini, anak-anak diberi ruang untuk mengeksplorasi dan belajar sesuai dengan apa yang menarik bagi mereka. Tujuannya adalah agar anak-anak merasa lebih termotivasi, terlibat, dan belajar dengan cara yang alami bagi mereka.
Berikut adalah beberapa karakteristik kelas yang berpusat pada minat anak untuk mengembangkan kemampuan dasar dan perilaku optimal:
1. Fleksibilitas dalam Pendekatan Pembelajaran
Guru memberikan pilihan pada anak dalam aktivitas atau proyek yang ingin mereka kerjakan. Metode ini memungkinkan anak untuk mendalami topik yang mereka sukai, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan rasa pencapaian dalam belajar.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, melakukan eksplorasi, atau menjalankan proyek yang memerlukan keterampilan dasar (seperti membaca, menulis, berhitung, dan bekerja sama). Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kognitif dan sosial.
3. Lingkungan yang Ramah dan Menarik
Kelas dirancang agar menarik dan merangsang rasa ingin tahu anak. Penggunaan alat bantu visual, pusat kegiatan (seperti pusat seni, pusat sains, atau pusat membaca), serta area bermain interaktif mendorong anak untuk belajar sambil bermain.
4. Penguatan Sosial-Emosional
Kelas yang berpusat pada minat anak juga fokus pada perkembangan sosial dan emosional. Guru menyediakan waktu untuk diskusi, refleksi, dan interaksi yang mendukung anak belajar mengelola emosi, berkomunikasi, dan bekerja sama.
5. Pemberian Dukungan Individu dan Kelompok
Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bantuan sesuai kebutuhan anak, baik secara individu maupun kelompok. Dengan dukungan yang tepat, anak akan merasa didukung dan termotivasi untuk belajar.
6. Refleksi dan Umpan Balik Positif
Memberikan kesempatan bagi anak untuk merefleksikan proses belajar mereka membantu anak memahami kekuatan dan area pengembangan mereka. Umpan balik positif dari guru memberikan dorongan agar anak lebih percaya diri dan terus belajar.
Dengan fokus pada minat anak, kelas dapat membantu meningkatkan motivasi dan kedisiplinan diri anak dalam belajar, sehingga kemampuan dasar dan perilaku mereka dapat berkembang optimal.
Nama : Aef Syaeful Bahri
NIM : 859946372
UPBJJ : UT Jakarta
Mata Kuliah : Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Dari video yang sudah saya tonton ada hal-hal yang saya temui yaitu anak tidak percaya diri atas hasil karya yang mereka buat, jika anak tidak percaya diri maka anak tidak dapat mengembangkan kreativitasnya. hal yang dapat guru lakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak atas karya yang mereka buat adalah dengan melakukan kegiatan menggambar yang disukai anak walaupun tidak sesuai dengan tema, grur dapat memotivasi anak untuk menggambar sesuatu yang sangat ia sukai, mengeksplorasi potensi anak terkait tema yang sedang ditugaskan, melakukan pendekatan kepada anak bahwa anak pasti bisa melakukannya sendiri. pada tahun ajaran baru peserta didik belum dapat menggambar dengan baik karena fungsi motorik halusnya belum terlatih sehingga gambar yang dihasilkan berupa coretan, dalam hal ini guru dapat meminta anak untuk meceritakan/menerangkan coretannya dan menuliskan judul karya anak tersebut. dan bila perlu guru mengajak anak untuk menggambar diluar kelas atau lingkungan kelas sehingga anak dapat melihat dan menuangkan idenya kedalam gambar hal ini juga dapat mengantisipasi kebosanan.
Nama: Cristina Listiani Lesnussa NIM:859504097
UPBJJ: UT Jakarta
Program ini sangat baik untuk membantu anak yang kurang percaya diri di Taman Kanak-kanak dalam mengembangkan kepercayaan diri mereka melalui pendekatan yang suportif dan positif. Guru dalam program ini menggunakan berbagai strategi untuk memastikan anak merasa didukung dan berani mengekspresikan diri. Berikut adalah analisis langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam mendekati dan memotivasi anak yang tidak percaya diri terhadap hasil belajarnya:
1. Pendekatan Empatik dan Personal
– Guru mulai dengan pendekatan yang dekat dan personal , menempatkan diri sebagai sosok yang mendukung dan bukan menghakimi. Dengan mendekati anak secara fisik dan emosional, guru menciptakan suasana aman sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara tentang kebingungan atau ketidakpercayaan dirinya.
2. Penguatan Melalui Pertanyaan dan Dorongan
– Guru bertanya apakah anak masih merasa ragu atau tidak mengerti tugasnya. Pertanyaan seperti ini membuka ruang dialog sehingga anak dapat menyampaikan kekhawatirannya atau mengungkapkan kebingungan yang dirasakan. Ini juga memberi sinyal kepada anak bahwa guru siap membantu dan mendengarkan, yang sangat penting untuk membangun rasa aman dan dukungan dalam belajar.
3. Memotivasi Kreativitas Anak
– Guru memberikan motivasi dengan mendorong anak untuk mengeksplorasi pilihan aktivitas lain** yang masih relevan dengan tugas. Misalnya, guru dapat memberikan pilihan kepada anak untuk menggambar sesuatu yang mereka sukai atau berhubungan dengan tema. Dengan memberikan kebebasan untuk memilih, guru mendukung anak untuk menemukan cara mereka sendiri dalam mengekspresikan kreativitas.
4. Saran yang Mengarahkan Tanpa Mengontrol
– Guru memberikan saran untuk menggambar sesuatu yang disukai anak, dengan tetap mengaitkan dengan tema awal yang telah ditentukan. Pendekatan ini mendorong anak untuk melakukan tugas dalam batas tema, tetapi tetap memberi ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi ide yang lebih pribadi dan menarik bagi mereka. Ini sangat efektif untuk mengembangkan kepercayaan diri karena anak merasa memiliki kendali atas apa yang dikerjakannya.
5. Mendorong Eksplorasi Lebih Lanjut
– Guru juga mengajak anak untuk mengeksplorasi hal-hal lain yang bisa dibuat terkait dengan tema yang sedang ditugaskan. Hal ini mendorong anak untuk berpikir lebih luas dan melihat tugas sebagai kesempatan untuk mencoba berbagai ide, alih-alih hanya terpaku pada satu jawaban atau metode yang “benar.” Eksplorasi ini dapat meningkatkan kreativitas anak dan membuat mereka merasa lebih percaya diri karena mereka memiliki banyak pilihan.
6. Memberikan Penguatan Positif
– Saat anak memulai aktivitas sesuai dengan saran dan pilihannya, guru dapat memberikan pujian atau apresiasi atas usaha dan kreativitas anak. Penguatan positif ini akan membuat anak merasa bahwa usaha mereka dihargai dan diapresiasi, yang membantu membangun kepercayaan diri dan antusiasme terhadap tugas.
Dampak Positif Program
– Membangun Kepercayaan Diri : Dengan memberikan saran, motivasi, dan kebebasan dalam memilih, guru membantu anak merasa bahwa mereka mampu dan memiliki kontrol atas tugas yang dikerjakan.
– Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kemandirian : Anak belajar untuk memikirkan berbagai alternatif dalam menyelesaikan tugas, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan mandiri.
– Menguatkan Hubungan Guru-Anak: Pendekatan yang suportif dan penuh perhatian meningkatkan rasa kepercayaan anak terhadap guru, sehingga anak lebih nyaman untuk terbuka dan belajar dengan antusias.
Pendekatan ini adalah contoh yang baik dari praktik pendidikan yang empatik dan suportif, yang sangat efektif dalam membangun kepercayaan diri anak-anak usia dini.
Nama : Norhidayati Mif Tahul Zanah
NIM : 858939722
UPBJJ : UT Jember
Mata Kuliah : Metode Pengembangan Bahasa
pada video tersebut, guru melakukan cara pendekatan secara spesifik pada anak yang kurang percaya diri. terutama pada anak yang maish baru, dimana anak belum bisa mengerjakan tugas mengambar dengan baik. Guru membantu bagaimana cara memegang krayon dengan benar, bahkan guru juga memberikan penguatan motivasi pada anak bahwa anak mampu melakukan tugasnya. Untuk menghindarkan kebosanan anak, guru juga bisa mengajak anak belajar di luar kelas misalnya di depan kelas, diaman anak di berikan kebebasan mengambar sesuka hatinya meskipun ada anak yang hanya mengambar berupa coretan. hasil karya anak di pajang di papan dan guru meminta anak untuk bercerita tentang apa yang di gambarnya. Percaya diri anak akan muncul tanpa di sadari anak itu sendiri.
Nama :Ikka Zumdiyah
Nim : 859945159
UPBJJ: UT Jakarta
tretment guru yang membebaskan anak untuk mengambar bebas yang disukai sangat bagus .yang menyebabkan anak tidak percaya diri kerena anak takut untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru karena takut gagal Kurangnya kepercayaan diri dapat membuat anak kehilangan minat untuk terus menggambar Jika anak tidak suka menggambar, coba ajak anak untuk mencoba kegiatan seni lainnya seperti mewarnai, membuat kerajinan tangan, atau bermain musik. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Sebagai guru , kita perlu memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal
nama : Dewi Ratih
NIM : 858865098
UPBJJ : Malang – Jawa Timur
setelah saya menyimak video tersebut sampai selesai, saya menyimpulkan bahwa metode yang dilakukan guru tersebut untuk mengatasi anak yang kurang percaya diri sudah tepat yaitu dengan memberikan dorongan melalui kalimat positif, memberikan saran-saran untuk melakukan hal yang disukai oleh anak, serta memberikan apresiasi atas hasil karya anak.
namun menurut saya, guru tersebut terlalu sering memberikan pertanyaan pada anak ketika anak sedang mengerjakan hasil karya, yang kadang bisa membuat anak kebingungan, sebaiknya guru hanya memberikan saran dan dorongan di awal tanpa harus banyak bertanya namun tetap mendampingi, lalu guru dapat menanyakan tentang hasil karya anak setelah anak tersebut selesai mengerjakan, dengan begitu anak akan tetap konsentrasi menyelesaikan hasil karyanya secara maksimal sesuai imajinasi mereka sendiri.