silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Program ini berisi gambaran tentang suasana kelas saat belajar matematika dimana guru menggunakan papan tulis untuk mengajarkan bilangan pecahan. Banyak siswa yang tidak mengerti bahkan tidak memperhatikan. Solusi yang ditawarkan dalam program ini adalah menggunakan benda-benda konkret seperti buah-buahan untuk pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik

Muchtar M Noor

Memanfaatkan lingkungan untuk mengajarkan konsep pecahan yang dilakukan oleh guru sudah baik, namun akan lebih baik jika guru memerintahkan kepada murid untuk membawa buah-buahan satu atau dua hari sebelum pelajaran materi pecahan dimulai. Menggambar persegi untuk mendeskripsikan pecahan sebaiknya dilakukan setelah murid praktek memotong buah-buahan. Murid hendaknya dibawa dari konkrit ke abstrak.

Guru juga tidak harus meminta murid membawa buah-buahan pisau dari rumah. Sebagai gantinya guru bisa meminta murid membeli roti atau kue yang mudah dipotong tanpa menggunakan pisau, disekitar sekolah.

Guru perlu berusaha agar murid tertarik untuk belajar bilangan pecahan; misalnya sebelum pelajaran dimulai didahului dengan cerita-cerita yang membuat murid tertib dan menyimak semua informasi dari guru.

Drs. Tarhadi, M.Si.

  1. Secara keseluruhan baik pembukaan maupun penutup sudah cukup baik.
  2. Media sudah tepat.
  3. Materi dan kurikulum sudah sesuai.

Taufik Ma’ruf

Similar Posts

745 Comments

  1. Nama: Ade Melvin Valentina
    Nim :857592071
    UPBJJ: UT PURWOKERTO
    Setelah menganalisis video belajar matematika dengan lingkungan sebagai media dapat disimpulkan dalam video tersebut guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang dilakukan menggunakan media lingkungan dengan baik, namun sebaiknya guru sudah mepersiapkan terlebih dahulu media untuk pembelajaran sehingga saat pembelajaran siswa sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
    Penggunaan media konkret sangatlah membantu pembelajaran karena melalui media konkret siswa akan mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.

  2. Nama : Millati Hanifah
    NIM : 856820731
    Pokjar : Kota Bengkulu

    Video yang menggambarkan suasana kelas saat pembelajaran matematika, khususnya tentang bilangan pecahan, menunjukkan realitas yang cukup umum dalam pembelajaran matematika di banyak sekolah. Dalam video ini, ada beberapa elemen yang bisa dianalisis untuk memahami lebih dalam mengapa pendekatan yang digunakan belum efektif, dan bagaimana solusi yang diajukan dapat lebih membantu siswa.

    Analisis Suasana Kelas:
    1. Metode yang Digunakan oleh Guru:
    Guru dalam video menggunakan papan tulis untuk menjelaskan konsep bilangan pecahan.
    Pendekatan ini mungkin terlalu abstrak bagi sebagian siswa, terutama bagi mereka yang lebih mudah mengerti melalui visualisasi atau pengalaman langsung.
    Banyak siswa yang tampak tidak mengerti atau bahkan tidak memperhatikan, yang menandakan bahwa metode yang digunakan tidak cukup menarik atau jelas bagi mereka.
    2. Kesulitan yang Dihadapi Siswa:
    Bilangan pecahan memang bisa menjadi konsep yang sulit untuk dipahami, terutama bagi siswa yang belum sepenuhnya menguasai dasar-dasar operasi matematika. Abstraksi angka-angka di papan tulis, tanpa adanya benda konkret yang bisa dipegang atau dilihat, membuat siswa kesulitan dalam menghubungkan konsep matematika dengan dunia nyata. Siswa yang tidak memperhatikan bisa jadi merasa bosan atau kehilangan minat karena pembelajaran terasa monoton dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
    3. Solusi yang Diajukan: Penggunaan Benda-Benda Konkret
    1.) Pendekatan yang Lebih Konkrit:
    Program ini menawarkan solusi untuk menggunakan benda-benda nyata, seperti buah-buahan, dalam pembelajaran bilangan pecahan.
    Menggunakan benda-benda konkret membuat konsep matematika menjadi lebih nyata dan mudah dipahami oleh siswa, terutama yang visual dan
    kinestetik dalam gaya belajar mereka.
    Misalnya, jika kita mengambil sepotong buah apel dan membaginya menjadi beberapa bagian, siswa dapat melihat dan langsung merasakan pembagian
    tersebut, yang membuat konsep bilangan pecahan menjadi lebih jelas dan terhubung dengan pengalaman sehari-hari.

    2.) Peningkatan Pemahaman:
    Pembelajaran dengan benda nyata dapat membantu siswa melihat dan merasakan langsung bagaimana bilangan pecahan bekerja dalam konteks yang
    lebih praktis.
    Sebagai contoh, ketika menggunakan buah-buahan, guru bisa memotong buah menjadi beberapa bagian untuk menunjukkan konsep setengah,
    seperempat, atau sepertiga, yang memberikan pemahaman visual yang lebih kuat.
    Hal ini tidak hanya membantu siswa memahami, tetapi juga dapat meningkatkan perhatian mereka, karena metode ini lebih interaktif dan menarik
    daripada hanya mendengarkan penjelasan di papan tulis.

    3.) Keterlibatan Siswa:
    Menggunakan benda-benda konkret membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mereka bisa terlibat langsung dalam percakapan, mengamati,
    dan berinteraksi dengan bahan ajar yang digunakan, yang secara otomatis meningkatkan motivasi dan minat mereka.
    Pendekatan ini juga memungkinkan untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa, terutama mereka yang lebih mudah belajar melalui pengalaman
    langsung (kinestetik) atau pengamatan (visual).

    Kesimpulan:
    Video ini memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan dalam mengajar bilangan pecahan menggunakan metode konvensional. Solusi yang ditawarkan dalam program ini, yaitu penggunaan benda-benda konkret, merupakan langkah yang positif dan relevan dalam meningkatkan pemahaman siswa. Dengan mengganti pendekatan yang lebih abstrak dengan pembelajaran yang melibatkan objek nyata, siswa dapat lebih mudah mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perhatian, pemahaman, dan minat belajar mereka.

  3. Nama : DEWi. EM. SORMIN
    NIM : 878251955
    Belajar matematika dengan lingkungan sebagai media.
    dari vidio diatas dapat kita lihat ketika guru menjelaskan pelajaran didepan kelas semua siswa terlihat asyik sendiri ada beberapa faktor yang mungkin dihadapi siswa yaitu tidak mengetahui apa yang dipelajari sehingga pelajaran terasa bosan dan metode pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa tidak semangat untuk belajar. dan ketika guru menyadari dan mengubah metode pembelajaran dengan menggunakan buah apel sebagai media sehingga di pelajaran berikutnya siswa bisa mengikuti dan memahami pelajaran dengan baik dan menyenangkan.

  4. Dimas Luthfiandi_NIM 858058178
    UPBJJ : PONTIANAK

    Dari video tersebut dapat dilihat Gambaran situasi umum yang sering terjadi pada Pelajaran matematika. Metode pengajaran dengan papan tulis sering kali menghasilkan pemahaman yang kurang dan ketidakterarikan siswa.
    Maka Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menggunakan benda konkret seperti buah – buahan. Metode ini dapat membantu siswa mengvisualisasikan konsep pecahan dengan baik sehingga pembelajaran lebih relevan dan interaktif dengan kehidupan sehari hari.

  5. Nama : Salma Maulida Fitria
    NIM : 857130292

    Video tersebut sangat menginspirasi! Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sarana belajar membuat konsep matematika menjadi lebih nyata dan mudah dipahami oleh siswa. Saya suka bagaimana guru mengajak anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan objek di sekitar mereka, seperti menghitung pohon atau mengukur jarak. Ini tidak hanya membuat pelajaran menjadi lebih menarik, tetapi juga mengajarkan siswa untuk menghargai lingkungan mereka. Pendekatan ini pasti akan meningkatkan pemahaman dan kecintaan mereka terhadap matematika. Kerja yang luar biasa!

  6. Astri Nurita Berlianti (857638667)

    Dalam video pembelajaran dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama mata pelajaran Matematika siswa siswi yang berada didalam kelas tersebut banyak yang asyik bermain dengan teman-temannya dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan didepan kelas, faktor ini mungkin disebabkan oleh metode yang digunakan guru pada saat pembelajaran kurang tepat karena guru hanya memakai metode ceramah atau metode konvensional sehingga siswa siswi yang berada didalam kelas kurang tertarik pada pelajaran matematika dan cepat merasa bosan karena proses pengajaran hanya berfokus pada pengertian kata-kata saja.
    Kemudian untuk pertemuan selanjutnya semua siswa diminta untuk membawa buah-buahan dari rumah sebagai media pembelajaran. Saat pertemuan kedua berlangsung dapat dilihat bahwa semua siswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti pelajaran matematika karena pembelajaran yang menggunakan bantuan alat peraga cenderung lebih menarik perhatian siswa, penggunaan media mampu membuat pembelajaran lebih interaktif karena siswa bisa mempraktikkan secara langsung media yang sudah tersedia. Dengan memanfaatkan media yang berada dilingkungan sekitar akan mendukung terjadinya komunikasi dua arah secara aktif antara guru dan murid sehingga murid tidak pasif pada saat pembelajaran berlangsung.

  7. ALISARDO DIMASTORO _ 858058257 UPBJJ UT PONTIANAK Video tersebut merupakan gambaran situasi yang sering terjadi di kelas saat proses pembeljaran matematika berlangsung, dimana sangat sulit untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika, di dalam video tersebut tergambar jelas bahwa fokus siswa sangat tidak terkonsentrasi pada pembelajaran, hal ini mungkin dikarenakan minat siswa dalam pembelajaran tersebut sangat kurang. maka dengan hal tersebut guru di dalam video memberikan solusi untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran , contoh yang digunakan oleh guru di dalam video adalah buah buahan , hal tersebut terbuktik dapat menambah minat dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran , dengan ini terlihat bahwa guru di tuntut untuk dapat berinovasi dan kreatif dalam pembelajaran lewat berbagai macam cara dengan memanfaatkan lingkungan kehidupan sehari hari sebagai media pembelajaran yang ada.

  8. Nama : Nur Wahyudi
    NIM : 877684454
    UPBJJ : Purwokerto ( Pokjar Slawi )
    Judul : Matematika dengan lingkungan sebagai media

    Sumber Link : https://gurupintar.ut.ac.id/index.php/2023/02/07/belajar-matematika-dengan-lingkungan-sebagai-media/comment-page-57/?unapproved=49974&moderation-hash=3a3a27ce030a054538828505e19300f7#comment-49974

    Berdasarkan pengamatan saya :
    1. Kondisi awal pembelajaran siswa main dan ngobrol sendiri, guru sibuk menerangkan materi didepan dan kurang diperhatikan oleh siswanya
    2. Kelemahan guru, diawal pembelajaran guru tidak mengalirkan pijakan awal tentang apersepsi materi yang akan disampaikan langsung ke pokok bahasan
    3. kelebihan guru : dividio kedua guru mulai mengaplikasikan teori pecahan ke praktek pemotongan buah menjadi berapa bagian (aplikatif)
    4. Uniknya : Anak dapat menemukan sendiri konsep pecahan dari memotong buah dan sayuran yang dibawa
    5. Guru perlu memberikan pijakan awal terkait materi yang akan disampaikan, di vidio kedua sih sudah aplikatif untuk keamanan mungkin bisa menggunakan media lain yang ada dilingkungan yang tidak harus menggunakan benda tajam ( misalnya: Roti tawar, kertas dll )

  9. Nama : Nur Wahyudi
    NIM : 877684454
    UPBJJ : Purwokerto ( Pokjar Slawi )
    Judul : Matematika dengan lingkungan sebagai media
    Sumber Link : https://gurupintar.ut.ac.id/index.php/2023/02/07/belajar-matematika-dengan-lingkungan-sebagai-media/comment-page-57/?unapproved=49974&moderation-hash=3a3a27ce030a054538828505e19300f7#comment-49974

    Berdasarkan pengamatan saya :
    1. Kondisi awal pembelajaran siswa main dan ngobrol sendiri, guru sibuk menerangkan materi didepan dan kurang diperhatikan oleh siswanya
    2. Kelemahan guru, diawal pembelajaran guru tidak mengalirkan pijakan awal tentang apersepsi materi yang akan disampaikan langsung ke pokok bahasan 3. kelebihan guru : dividio kedua guru mulai mengaplikasikan teori pecahan ke praktek pemotongan buah menjadi berapa bagian (aplikatif)
    4. Uniknya : Anak dapat menemukan sendiri konsep pecahan dari memotong buah dan sayuran yang dibawa
    5. Guru perlu memberikan pijakan awal terkait materi yang akan disampaikan, di vidio kedua sih sudah aplikatif untuk keamanan mungkin bisa menggunakan media lain yang ada dilingkungan yang tidak harus menggunakan benda tajam ( misalnya: Roti tawar, kertas dll )

Leave a Reply