Similar Posts
Mendeskripsikan Benda Secara Tepat
silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar Sinopsis Geometri sebagai bagian dari kajian matematika perlu diperkenalkan dan dipahami siswa sejak awal sekolah. Teori Van Hiele mengungkapkan bahwa tingkat berpikir geometri siswa berawal pada tahap visualisasi. Visualisasi bangun geometri melalui benda-benda representasi di sekitar siswa akan mempermudah siswa membangun pengetahuan geometrinya. Tayangan video ini…
Kurang Mengetahui Perkalian Dasar
Sinopsis Pada program ini digambarkan guru yang sedang mengajar perkalian dasar (matematika) menggunakan papan tulis. Sebagian besar siswa gaduh, tidak konsentrasi dan tampak malas mengikuti. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengerti, tidak bisa dan tulisan guru juga kurang jelas.Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menggunakan chart. Dalam program ini juga diberikan beberapa tips bagi…
Belajar Mudah Menentukan Arah Mata Angin
silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar Sinopsis Program ini menggambarkan anak kelas III SD yang tidak bisa menunjukkan arah mata angin dengan tepat, dan tidak bisa membaca peta lokasi di sekitar lingkungannya. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah: Meminta siswa untuk mengamati posisi matahari terbit atau terbenam, Meminta siswa…
Pemahaman dan Penanaman Makna Konsep Pembagian
silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar Sinopsis Video ini berisi tentang pemecahan masalah dalam strategi pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Pada Penggalan Pertama, bercerita tentang pembelajaran matematika SD dengan topik “Pembagian”.Pada topik ini guru sering mengalami kesulitan dalam memberikan pemahaman yang tepat dan benar tentang konsep pembagian kepada siswa. Pada penggalan kedua,…
Metode Pembelajaran Menyimak di Kelas I SD
silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar Sinopsis Video ini berisi tentang pemecahan kesulitan siswa dalam menjawab pertanyaan isi dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD, beserta alternatif pemecahan masalahnya. Dra. Yetty Morelent, M.Hum. & Dra. Benedicta Esti Pramuki Sri Karyati, Mpd. Pakar Dosen – – Pakar Guru – –
Belajar Membuat Pantun
silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar Sinopsis Video ini berisi tentang pemecahan masalah kesulitan siswa dalam belajar membuat pantun, beserta alternatif pemecahan masalahnya, dengan tujuan untuk mempercepat pemahaman siswa mengenai cara membuat pantun. Solusi yang diberikan dalam program ini adalah dengan pembelajaran secara berkelompok. Dengan belajar berkelompok, selain mempercepat pemahaman siswa bagaimana…
Didalam video tersebut berlangsungnya proses yang dibuka dengan ice breaking bernyanyi, membuat siswa bersemangat memulai pelajaran tersebut. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dibahas dengan lagu ice breaking tersebut. Suasana kelas siswa tampak antusias karena guru membawakan media alat praga yang untuk membantu anak-anak membaca.
Nama : FITRIYAH
Nim : 877302693
Prodi : PGSD
Dari video tersebut guru menggunakan media yang sangat tepat dan bagus.
Penggunaan media kartu, baik itu bergambar maupun kartu yang berupa tulisan huruf, sangat membantu dan cocok untuk siswa yang kesulitan membaca maupun mengenal huruf. karena media kartu memiliki berbagai kelebihan seperti :
1. Menyenangkan
2. meningkatkan kemampuan membaca
3. mengembangkan daya ingat
4. memperbanyak perbendaharaan kata
5. meningkatkan motivasi belajar
6. bahan pembuatan mudah dicari
7. praktis
8. dapat melibatkan semua siswa.
Campaka Latta_857024752_
Pokjar: Banjar Agung
Tanggapan terhadap Video “Kesulitan Membaca Huruf, Suku Kata, Kata, dan Kalimat”:
1. Reaksi Siswa:
Sebelum proses pembelajaran dimulai, dilakukan ice breaking untuk membangkitkan semangat dan fokus siswa.
2. Kelebihan:
Guru melakukan pendekatan dengan baik terhadap siswa.
Bahasa yang digunakan guru mudah dipahami oleh siswa.
Media pembelajaran yang digunakan menarik dan membantu siswa memahami cara merangkai kata.
Guru membimbing siswa dengan sabar.
Guru melakukan blocking kelas yang merata dengan menghampiri setiap siswa untuk menanyakan bacaan pada gambar.
3. Kelemahan:
Guru tidak menyadari bahwa tidak semua siswa sudah pandai membaca.
Guru langsung meminta siswa membaca tulisan pada gambar tanpa memastikan kemampuan siswa terlebih dahulu.
4. Hal Unik:
Guru mengajak seluruh siswa bernyanyi sebagai bagian dari pembelajaran.
Guru menghampiri satu per satu siswa untuk mengecek pemahaman terkait bacaan.
5. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran:
Guru sebaiknya menggunakan picture cards terkait huruf abjad untuk membantu siswa yang belum bisa membaca atau memahami huruf.
6. Pengamatan Umum:
Membaca pada anak-anak kelas rendah adalah tantangan tersendiri. Metode yang digunakan dalam video, seperti media gambar, dapat membantu siswa lebih fokus dan mencegah kebosanan.
7. Faktor Penyebab Kesulitan Membaca:
Anak malas,Anak bosan,Anak kurang konsentrasi,Guru kurang memberikan perhatian,Tidak ada media pembelajaran.
Anak termasuk pembelajar lambat (slow learner).
8. Metode untuk Menangani Kesulitan Membaca:
Metode abjad,Metode eja,Metode suku kata,Metode kata,Metode kalimat,Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik).
Kegiatan awal dengan ice breaking yang menarik, kegiatan inti nya juga menarik terlihat dari siswa yang antusias mengikuti pembelajaran.Media berupa kartu huruf sangat membantu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa
Berdasarkan video “Kesulitan Membaca Huruf, Suku Kata, Kata dan Kalimat”, kekurangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dianalisis sebagai berikut:
1. **Kurangnya Strategi Pembelajaran yang Tepat**
Guru mungkin belum menggunakan strategi yang efektif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Pendekatan yang lebih bervariasi, seperti penggunaan metode fonetik atau pendekatan multisensori, bisa membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca.
2. **Minimnya Penggunaan Media Pembelajaran yang Interaktif**
Video tersebut mungkin menunjukkan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti gambar, video edukatif, atau aplikasi membaca yang dapat memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi.
3. **Kurang Memperhatikan Perbedaan Individu**
Guru mungkin belum memperhatikan kebutuhan belajar individu dari setiap siswa. Ada kemungkinan guru mengajar dengan cara yang terlalu umum, sehingga siswa yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal membaca tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan.
4. **Kurangnya Evaluasi dan Umpan Balik yang Berkelanjutan**
Guru mungkin tidak memberikan evaluasi yang berkelanjutan untuk memantau perkembangan siswa, sehingga kesulitan yang dialami siswa dalam membaca tidak teridentifikasi dengan baik.
5. **Kurangnya Motivasi dan Pendekatan Personal**
Guru mungkin kurang memberikan motivasi yang cukup atau pendekatan personal yang mendorong siswa untuk belajar membaca dengan lebih semangat. Pembelajaran yang kaku atau terlalu formal dapat membuat siswa kurang termotivasi.
Kekurangan ini perlu diperbaiki agar proses pembelajaran lebih efektif dan mampu membantu siswa mengatasi kesulitan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
1. **Masalah Fonologis**
Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca seringkali menghadapi masalah dalam mengenali bunyi huruf (fonem) dan menghubungkannya dengan simbol huruf (grafem). Hal ini menyebabkan kesulitan dalam membaca huruf satu per satu, yang kemudian berdampak pada kemampuan membaca kata dan kalimat.
2. **Kesulitan dalam Penggabungan Suku Kata**
Anak-anak yang belum menguasai penggabungan huruf menjadi suku kata sering kesulitan membaca suku kata dengan lancar. Mereka cenderung membaca huruf per huruf tanpa mampu merangkai bunyi menjadi satu kesatuan suku kata, yang pada akhirnya membuat proses membaca menjadi lambat dan tidak akurat.
3. **Kurangnya Kosakata**
Keterbatasan kosakata dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca kata dan kalimat. Anak-anak yang tidak terbiasa dengan kata-kata tertentu akan lebih sulit untuk mengenali kata secara cepat, sehingga menyebabkan mereka tersendat saat membaca.
4. **Kesulitan dalam Pemahaman Kalimat**
Anak yang kesulitan membaca kalimat cenderung berjuang dalam memahami struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya. Mereka mungkin bisa membaca kata per kata, tetapi seringkali gagal menghubungkan kata-kata tersebut dalam konteks kalimat yang utuh, sehingga pemahaman terhadap teks menjadi rendah.
5. **Gangguan Konsentrasi dan Perhatian**
Anak-anak yang memiliki gangguan konsentrasi atau rentang perhatian yang pendek sering mengalami kesulitan dalam membaca. Mereka mungkin kehilangan fokus saat mencoba membaca teks yang lebih panjang, yang menyebabkan kesulitan dalam memproses huruf, suku kata, kata, dan kalimat secara berkelanjutan.
6. **Kurangnya Paparan dan Latihan Membaca**
Paparan yang kurang terhadap bahan bacaan atau latihan membaca yang tidak cukup juga berkontribusi pada kesulitan ini. Anak-anak yang tidak sering berlatih membaca mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali huruf dan kata dengan cepat, serta menghubungkan kata-kata tersebut dalam kalimat.
7. **Faktor Pengajaran**
Metode pengajaran yang tidak tepat atau kurang variatif juga bisa menjadi masalah. Guru yang tidak menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa dapat membuat anak-anak kesulitan mengikuti proses pembelajaran membaca.
8. **Masalah Perkembangan Bahasa**
Beberapa anak mungkin mengalami masalah dalam perkembangan bahasa, seperti gangguan bahasa ekspresif atau reseptif, yang memengaruhi kemampuan mereka dalam belajar membaca.
Dengan mengidentifikasi masalah-masalah ini, dapat diambil langkah-langkah yang lebih spesifik dan efektif untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
Nama : tamma Agustina Nurullah
Nim : 857307064
UT BOGOR
Berdasarkan video “Kesulitan Membaca Huruf, Suku Kata, Kata dan Kalimat”, kekurangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dianalisis sebagai berikut:
1. **Kurangnya Strategi Pembelajaran yang Tepat**
Guru mungkin belum menggunakan strategi yang efektif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Pendekatan yang lebih bervariasi, seperti penggunaan metode fonetik atau pendekatan multisensori, bisa membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca.
2. **Minimnya Penggunaan Media Pembelajaran yang Interaktif**
Video tersebut mungkin menunjukkan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti gambar, video edukatif, atau aplikasi membaca yang dapat memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi.
3. **Kurang Memperhatikan Perbedaan Individu**
Guru mungkin belum memperhatikan kebutuhan belajar individu dari setiap siswa. Ada kemungkinan guru mengajar dengan cara yang terlalu umum, sehingga siswa yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal membaca tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan.
4. **Kurangnya Evaluasi dan Umpan Balik yang Berkelanjutan**
Guru mungkin tidak memberikan evaluasi yang berkelanjutan untuk memantau perkembangan siswa, sehingga kesulitan yang dialami siswa dalam membaca tidak teridentifikasi dengan baik.
5. **Kurangnya Motivasi dan Pendekatan Personal**
Guru mungkin kurang memberikan motivasi yang cukup atau pendekatan personal yang mendorong siswa untuk belajar membaca dengan lebih semangat. Pembelajaran yang kaku atau terlalu formal dapat membuat siswa kurang termotivasi.
Kekurangan ini perlu diperbaiki agar proses pembelajaran lebih efektif dan mampu membantu siswa mengatasi kesulitan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
Identifikasi masalah terkait “kesulitan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat” dapat dibagi ke dalam beberapa aspek sebagai berikut:
1. **Masalah Fonologis**
Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca seringkali menghadapi masalah dalam mengenali bunyi huruf (fonem) dan menghubungkannya dengan simbol huruf (grafem). Hal ini menyebabkan kesulitan dalam membaca huruf satu per satu, yang kemudian berdampak pada kemampuan membaca kata dan kalimat.
2. **Kesulitan dalam Penggabungan Suku Kata**
Anak-anak yang belum menguasai penggabungan huruf menjadi suku kata sering kesulitan membaca suku kata dengan lancar. Mereka cenderung membaca huruf per huruf tanpa mampu merangkai bunyi menjadi satu kesatuan suku kata, yang pada akhirnya membuat proses membaca menjadi lambat dan tidak akurat.
3. **Kurangnya Kosakata**
Keterbatasan kosakata dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca kata dan kalimat. Anak-anak yang tidak terbiasa dengan kata-kata tertentu akan lebih sulit untuk mengenali kata secara cepat, sehingga menyebabkan mereka tersendat saat membaca.
4. **Kesulitan dalam Pemahaman Kalimat**
Anak yang kesulitan membaca kalimat cenderung berjuang dalam memahami struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya. Mereka mungkin bisa membaca kata per kata, tetapi seringkali gagal menghubungkan kata-kata tersebut dalam konteks kalimat yang utuh, sehingga pemahaman terhadap teks menjadi rendah.
5. **Gangguan Konsentrasi dan Perhatian**
Anak-anak yang memiliki gangguan konsentrasi atau rentang perhatian yang pendek sering mengalami kesulitan dalam membaca. Mereka mungkin kehilangan fokus saat mencoba membaca teks yang lebih panjang, yang menyebabkan kesulitan dalam memproses huruf, suku kata, kata, dan kalimat secara berkelanjutan.
6. **Kurangnya Paparan dan Latihan Membaca**
Paparan yang kurang terhadap bahan bacaan atau latihan membaca yang tidak cukup juga berkontribusi pada kesulitan ini. Anak-anak yang tidak sering berlatih membaca mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali huruf dan kata dengan cepat, serta menghubungkan kata-kata tersebut dalam kalimat.
7. **Faktor Pengajaran**
Metode pengajaran yang tidak tepat atau kurang variatif juga bisa menjadi masalah. Guru yang tidak menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa dapat membuat anak-anak kesulitan mengikuti proses pembelajaran membaca.
8. **Masalah Perkembangan Bahasa**
Beberapa anak mungkin mengalami masalah dalam perkembangan bahasa, seperti gangguan bahasa ekspresif atau reseptif, yang memengaruhi kemampuan mereka dalam belajar membaca.
Dengan mengidentifikasi masalah-masalah ini, dapat diambil langkah-langkah yang lebih spesifik dan efektif untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
Nama : Enjel Komala Sari
NIM : 825467835
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Setelah mencermati video terkait, saya mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai dampak metode Picture and Picture dalam pembelajaran di tingkat SD. Berikut ini adalah poin-poin yang saya simpulkan terkait kelebihan dan kekurangan metode ini:
Kelebihan Metode Picture and Picture
1. Visualisasi yang Menarik
Anak-anak sekolah dasar biasanya lebih mudah tertarik pada elemen visual. Metode ini mempermudah mereka dalam memahami konsep-konsep yang sulit melalui bantuan gambar.
2. Memperkuat Daya Ingat
Ilustrasi atau gambar cenderung lebih mudah diingat oleh siswa dibandingkan dengan teks biasa. Hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman sekaligus daya ingat mereka terhadap materi pembelajaran.
Kekurangan Metode Picture and Picture
1. Cocok untuk Materi Tertentu
Metode ini lebih efektif untuk pembelajaran yang bersifat naratif atau visual. Namun, untuk topik yang memerlukan pemahaman konsep abstrak atau penghitungan, metode ini kurang optimal.
2. Ketergantungan pada Visual
Penggunaan gambar secara berlebihan bisa membuat siswa terlalu bergantung pada elemen visual, sehingga kemampuan mereka dalam memahami konsep abstrak tanpa bantuan visual mungkin tidak berkembang dengan baik.
Nama : Kistiyo Rinijati
NIM : 857594004
Mohon izin memberi tanggapan
Mengenalkan Huruf dengan Cara Menyenangkan
Permainan huruf: Gunakan kartu huruf, permainan papan, atau aplikasi edukasi untuk membuat belajar huruf menjadi menyenangkan.
Lagu dan pantun: Nyanyikan lagu atau bacakan pantun yang mengandung huruf-huruf yang ingin diajarkan.
Hubungkan dengan kehidupan sehari-hari: Cari huruf-huruf di sekitar anak, misalnya pada kemasan makanan atau papan nama.
Latihan Membaca Suku Kata
Kartu suku kata: Buat kartu-kartu suku kata dan minta anak untuk membacanya berulang kali.
Gabungkan suku kata menjadi kata: Setelah anak mahir membaca suku kata, ajarkan cara menggabungkannya menjadi kata sederhana.
Bacakan cerita pendek: Pilih cerita yang menggunakan kosakata sederhana dan banyak pengulangan suku kata.
Membaca Kalimat Sederhana
Kalimat pendek dan bergambar: Gunakan buku cerita bergambar dengan kalimat-kalimat pendek dan sederhana.
Latihan membaca bersama: Bacakan kalimat bersama-sama dengan anak, lalu minta anak untuk mengulangi.
Buat kalimat sendiri: Ajak anak untuk membuat kalimat sederhana menggunakan kata-kata yang sudah diketahui.
Nama : Gita Ayu Indriyani
NIM : 877596288
UPBJJ : Palembang
POKJAR : Kayuagung
Kesulitan Membaca Huruf, Suku Kata, Kata dan Kalimat
Penyampaian materi serta cara mengajar guru sudah cukup bagus dan jelas. Penggunaan media gambar baiknya digunakan secara lebih variatif, agar anak lebih mudah untuk memahami isi dari gambar tersebut. Mungkin media yang digunakan ditambah dan bervariasi dan bisa di bagikan kepada anak di setiap meja. Dan pada setiap anak membaca media yang dipegangnya bisa terlihat dimana kesulitan setiap anak saat membaca. Pada tahap pembelajaran untuk mengenal huruf memiliki proses dan kesabaran, sehingga kita sebagai guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.
Nama: Lulu Lutufunnisa
Nim: 857150477
Video ini sangat menarik, Ibu guru sudah sangat baik mengajarnya, jelas sekali dan penyampaiannya sangat cocok sekali untuk anak-anak kelas rendah.
namun, kekurangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dianalisis sbb:
1. kurangnya strategi pembelajaran yang tepat
2 .Minimnya Penggunaan media pembelajaran yang interaktif
3.Kurang memperhatikan perbedaan individu
4.kurangnya Evaluasi dan umpan balik yang berkelanjutan
5.kurangnya motivasi dan pendekatan personal.