silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Video ini berisi tentang bagaimana guru mengatur siswa agar suasana belajar menjadi kondusif. Proses pembelajaran dikatakan kondusif jika seorang guru dapat menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondusif jika terjadi gangguan. Selanjutnya….
Pada saat belajar secara kelompok, anak dapat mendalami materi dan menjelaskan materi secara detail. Dengan menerapkan metode bermain peran tentang materi “Persiapan Kemerdekaan Indonesia”, siswa dapat mengambil hikmahnya serta berani mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi.
Apakah Anda pernah mengalami masalah seperti ini? Bagaimana cara Anda mengatasinya? Ayoo berbagi dengan guru-guru lain dengan cara menuliskan pengalaman atau komentar Anda mengenai masalah tersebut.!
Dra. Siti Rohmi Yuliati, M.Pd.
–
–
–
–
Nama: Alivia Nurfitri
NIM: 860027297
UPBJJ: Bandung
Berikut hasil analisis saya terkait video “Menciptakan Suasana Kelas Kondusif”:
1. Isi Video
Video tersebut menunjukkan seorang guru yang mencoba menciptakan suasana kelas yang tertib dan nyaman. Guru menyapa siswa dengan ramah dan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Namun, interaksi yang terjalin masih terbatas dan kegiatan diskusi belum melibatkan semua siswa secara aktif.
2. Masalah atau Kasus dalam Video
Tantangan yang terlihat adalah beberapa siswa terlihat kurang fokus dan pasif. Hal ini bisa terjadi karena metode pembelajaran kurang menarik dan belum memberi cukup ruang bagi siswa untuk aktif.
3. Pendekatan Pembelajaran yang Digunakan
Guru mencoba menerapkan pembelajaran partisipatif, tapi belum maksimal. Diskusi kelompok terasa formal, pertanyaan belum menggugah rasa ingin tahu, dan ice breaking kurang dikembangkan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mengajar
Kelebihan:
o Hubungan guru dan siswa cukup baik
o Guru sabar dan konsisten
o Ada usaha menciptakan kenyamanan
Kekurangan:
o Tidak semua siswa terlibat aktif
o Kurang mendorong kreativitas siswa
o Perlu persiapan metode yang lebih bervariasi
Saya menyadari bahwa peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana kelas yang mendorong siswa untuk aktif dan terlibat. Video ini mengingatkan saya bahwa guru tidak cukup hanya menyampaikan materi atau membuat aturan, tetapi juga perlu mengajak siswa berpikir, berpartisipasi, dan merasa nyaman saat belajar. Suasana kelas yang kondusif harus dibangun dengan pendekatan yang kreatif dan sesuai dengan karakter siswa.
Secara teori, pembelajaran sebaiknya mengikuti prinsip konstruktivisme, yaitu siswa belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi. Vygotsky menyatakan bahwa belajar akan lebih efektif melalui kerja sama sosial, seperti diskusi kelompok, meskipun dalam video penerapannya belum optimal. Dari pengalaman saya, saat menggunakan ice breaking dan melibatkan siswa secara aktif, suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan siswa lebih mudah memahami materi.
Nama : Maulida Dwi Kusuma Wati
NIM : 858919405
Pokjar : Wuluhan – Jember
Pada vidio diatas terlihat seorang guru tengah melangsungkan pembelajaran, yang dimana seorang guru tengah menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Guru melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran dengan mengadakan interaksi yang berupa tanya jawab antara guru dengan siswa. Pada vidio tersebut guru juga membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mengatur penenmpatan tempat duduk guna memudahkan siswa dalam melakukan sesi diskusi. Guru juga memberikan intruksi dengan jelas kepada siswa sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan kondusi. Di kesempatan lain guru memberikan kebebasan bagi murid untuk berpendapat yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung.
Hal yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu guru dapat memanfaatkan teknologi berupa vidio animasi guna memupuk semangat dan minat belajar siswa, serta guru juga dapat memberikan kesempatan merata bagi siswa untuk terlibat dalam setiap pembelajaran
NAMA : IIN STYANINGSIH
NPM : 858527267
KODE/ MAPEL : PDGK4501
POKJAR : KEDUNGWUNI
A. Hasil Refleksi Awal
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tampak bahwa guru telah berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Guru memulai dengan memberikan instruksi kepada siswa untuk mengambil dan membagikan buku, membentuk kelompok, serta membaca halaman tertentu pada buku. Selanjutnya, siswa diajak untuk mendiskusikan isi bacaan mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru juga melibatkan siswa dalam tanya jawab, dan merencanakan kegiatan bermain peran (role play) untuk memperdalam pemahaman siswa tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Namun, berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti:
1. Siswa belum dapat menjelaskan isi bacaan secara rinci dan akurat.
2. Sebagian besar siswa memberikan jawaban yang kurang lengkap atau berulang.
3. Pemahaman siswa terhadap tokoh-tokoh penting dalam bacaan masih rendah.
4. Guru tampak masih dominan dalam memimpin jalannya diskusi, sementara keaktifan siswa belum merata.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal, maka masalah yang diidentifikasi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:
1. Siswa belum memahami isi bacaan secara mendalam.
2. Siswa belum mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam teks bacaan.
3. Aktivitas diskusi kelompok belum berjalan efektif karena siswa cenderung pasif dan tidak semua kelompok menunjukkan hasil diskusi yang berbeda atau mendalam.
C. Analisis Penyebab Masalah
Beberapa penyebab yang diduga menjadi akar dari masalah tersebut adalah:
1. Strategi pembelajaran belum sepenuhnya memfasilitasi pemahaman mendalam siswa. Guru lebih banyak memberikan instruksi daripada membimbing eksplorasi makna dalam teks.
2. Keterbatasan dalam penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Bacaan disajikan dalam bentuk teks tanpa penunjang visual atau aktivitas lanjutan yang menarik.
3. Kurangnya scaffolding atau dukungan awal untuk memahami isi bacaan. Misalnya dengan memberikan peta pikiran atau pertanyaan pemandu saat membaca.
4. Waktu diskusi kelompok kurang optimal dan belum difokuskan pada tujuan tertentu.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka beberapa alternatif pemecahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Menggunakan strategi pembelajaran berbasis aktivitas seperti bermain peran (role play) secara terstruktur agar siswa dapat memahami isi bacaan secara lebih mendalam.
2. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) atau panduan diskusi yang mengarahkan siswa untuk mencari informasi kunci dari teks bacaan.
3. Memberikan stimulus visual, seperti gambar tokoh atau peta konsep, untuk membantu pemahaman.
4. Meningkatkan teknik bertanya dan refleksi agar siswa terdorong berpikir kritis dan menyampaikan pendapat.
5. Mendorong kolaborasi aktif dalam diskusi kelompok dengan pembagian peran yang jelas.
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan sejarah melalui kegiatan yang aktif dan bermakna.
2. Membantu siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
3. Meningkatkan efektivitas diskusi kelompok sebagai sarana berpikir kritis dan kolaboratif.
4. Mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
5. Mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan melalui penerapan metode bermain peran.
NAMA : IIN STYANINGSIH
NPM : 858527267
KODE/ MAPEL : PDGK4501
POKJAR : KEDUNGWUNI
A. Hasil Refleksi Awal
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tampak bahwa guru telah berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Guru memulai dengan memberikan instruksi kepada siswa untuk mengambil dan membagikan buku, membentuk kelompok, serta membaca halaman tertentu pada buku. Selanjutnya, siswa diajak untuk mendiskusikan isi bacaan mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru juga melibatkan siswa dalam tanya jawab, dan merencanakan kegiatan bermain peran (role play) untuk memperdalam pemahaman siswa tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Namun, berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti:
1. Siswa belum dapat menjelaskan isi bacaan secara rinci dan akurat.
2. Sebagian besar siswa memberikan jawaban yang kurang lengkap atau berulang.
3. Pemahaman siswa terhadap tokoh-tokoh penting dalam bacaan masih rendah.
4. Guru tampak masih dominan dalam memimpin jalannya diskusi, sementara keaktifan siswa belum merata.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal, maka masalah yang diidentifikasi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:
1. Siswa belum memahami isi bacaan secara mendalam.
2. Siswa belum mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam teks bacaan.
3. Aktivitas diskusi kelompok belum berjalan efektif karena siswa cenderung pasif dan tidak semua kelompok menunjukkan hasil diskusi yang berbeda atau mendalam.
C. Analisis Penyebab Masalah
Beberapa penyebab yang diduga menjadi akar dari masalah tersebut adalah:
1. Strategi pembelajaran belum sepenuhnya memfasilitasi pemahaman mendalam siswa. Guru lebih banyak memberikan instruksi daripada membimbing
eksplorasi makna dalam teks.
2. Keterbatasan dalam penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Bacaan disajikan dalam bentuk teks tanpa penunjang visual atau aktivitas lanjutan yang
menarik.
3. Kurangnya scaffolding atau dukungan awal untuk memahami isi bacaan. Misalnya dengan memberikan peta pikiran atau pertanyaan pemandu saat membaca.
4. Waktu diskusi kelompok kurang optimal dan belum difokuskan pada tujuan tertentu.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka beberapa alternatif pemecahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Menggunakan strategi pembelajaran berbasis aktivitas seperti bermain peran (role play) secara terstruktur agar siswa dapat memahami isi bacaan secara lebih mendalam.
2. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) atau panduan diskusi yang mengarahkan siswa untuk mencari informasi kunci dari teks bacaan.
3. Memberikan stimulus visual, seperti gambar tokoh atau peta konsep, untuk membantu pemahaman.
4. Meningkatkan teknik bertanya dan refleksi agar siswa terdorong berpikir kritis dan menyampaikan pendapat.
5. Mendorong kolaborasi aktif dalam diskusi kelompok dengan pembagian peran yang jelas.
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan sejarah melalui kegiatan yang aktif dan bermakna.
2. Membantu siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
3. Meningkatkan efektivitas diskusi kelompok sebagai sarana berpikir kritis dan kolaboratif.
4. Mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
5. Mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan melalui penerapan metode bermain peran.
Nama : Jesika Risni Utami
NIM : 856825597
Pokjar : Curup
Video Menciptakan Suasana Kelas Kondusif dari Guru Pintar UT membahas pentingnya peran guru dalam menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang optimal di kelas. Berdasarkan artikel tersebut, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
1. Mengidentifikasi Masalah
Guru perlu mengenali situasi yang mengganggu proses belajar, seperti siswa yang tidak fokus, suasana kelas yang gaduh, atau kurangnya partisipasi siswa. Misalnya, dalam pembelajaran kelompok, siswa mungkin kurang aktif berdiskusi atau tidak memahami materi dengan baik.
2. Menganalisis Penyebab Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, guru harus mencari tahu penyebabnya. Penyebab bisa berasal dari metode pengajaran yang kurang menarik, materi yang sulit dipahami, atau kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar.
3. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Guru dapat mencoba berbagai strategi untuk mengatasi masalah, seperti:
– Menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti bermain peran atau diskusi kelompok.
– Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang menarik.
– Memberikan tugas yang menantang namun sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Menentukan Tujuan Perbaikan
Tujuan dari perbaikan adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif, di mana siswa dapat belajar dengan nyaman, aktif, dan memahami materi dengan baik. Guru juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan menjaga konsentrasi mereka selama proses belajar.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa secara optimal.
NAMA : IIN STYANINGSIH
NPM : 858527267
KODE/ MAPEL : PDGK4501
POKJAR : KEDUNGWUNI
A. Hasil Refleksi Awal
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tampak bahwa guru telah berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Guru memulai dengan memberikan instruksi kepada siswa untuk mengambil dan membagikan buku, membentuk kelompok, serta membaca halaman tertentu pada buku. Selanjutnya, siswa diajak untuk mendiskusikan isi bacaan mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru juga melibatkan siswa dalam tanya jawab, dan merencanakan kegiatan bermain peran (role play) untuk memperdalam pemahaman siswa tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Namun, berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti:
1. Siswa belum dapat menjelaskan isi bacaan secara rinci dan akurat.
2. Sebagian besar siswa memberikan jawaban yang kurang lengkap atau berulang.
3. Pemahaman siswa terhadap tokoh-tokoh penting dalam bacaan masih rendah.
4. Guru tampak masih dominan dalam memimpin jalannya diskusi, sementara keaktifan siswa belum merata.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal, maka masalah yang diidentifikasi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:
1. Siswa belum memahami isi bacaan secara mendalam.
2. Siswa belum mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam teks bacaan.
3. Aktivitas diskusi kelompok belum berjalan efektif karena siswa cenderung pasif dan tidak semua kelompok menunjukkan hasil diskusi yang berbeda atau mendalam.
C. Analisis Penyebab Masalah
Beberapa penyebab yang diduga menjadi akar dari masalah tersebut adalah:
1. Strategi pembelajaran belum sepenuhnya memfasilitasi pemahaman mendalam siswa. Guru lebih banyak memberikan instruksi dari pada membimbing
eksplorasi makna dalam teks.
2. Keterbatasan dalam penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Bacaan disajikan dalam bentuk teks tanpa penunjang visual atau aktivitas lanjutan yang
menarik.
3. Kurangnya scaffolding atau dukungan awal untuk memahami isi bacaan. Misalnya dengan memberikan peta pikiran atau pertanyaan pemandu saat membaca.
4. Waktu diskusi kelompok kurang optimal dan belum difokuskan pada tujuan tertentu.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka beberapa alternatif pemecahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Menggunakan strategi pembelajaran berbasis aktivitas seperti bermain peran (role play) secara terstruktur agar siswa dapat memahami isi bacaan secara lebih mendalam.
2. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) atau panduan diskusi yang mengarahkan siswa untuk mencari informasi kunci dari teks bacaan.
3. Memberikan stimulus visual, seperti gambar tokoh atau peta konsep, untuk membantu pemahaman.
4. Meningkatkan teknik bertanya dan refleksi agar siswa terdorong berpikir kritis dan menyampaikan pendapat.
5. Mendorong kolaborasi aktif dalam diskusi kelompok dengan pembagian peran yang jelas.
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan sejarah melalui kegiatan yang aktif dan bermakna.
2. Membantu siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
3. Meningkatkan efektivitas diskusi kelompok sebagai sarana berpikir kritis dan kolaboratif.
4. Mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
5. Mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan melalui penerapan metode bermain peran.
NAMA : IIN STYANINGSIH
NPM : 858527267
KODE/ MAPEL : PDGK4501
POKJAR : KEDUNGWUNI
A. Hasil Refleksi Awal
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tampak bahwa guru telah berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Guru memulai dengan memberikan instruksi kepada siswa untuk mengambil dan membagikan buku, membentuk kelompok, serta membaca halaman tertentu pada buku. Selanjutnya, siswa diajak untuk mendiskusikan isi bacaan mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru juga melibatkan siswa dalam tanya jawab, dan merencanakan kegiatan bermain peran (role play) untuk memperdalam pemahaman siswa tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Namun, berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti:
1. Siswa belum dapat menjelaskan isi bacaan secara rinci dan akurat.
2. Sebagian besar siswa memberikan jawaban yang kurang lengkap atau berulang.
3. Pemahaman siswa terhadap tokoh-tokoh penting dalam bacaan masih rendah.
4. Guru tampak masih dominan dalam memimpin jalannya diskusi, sementara keaktifan siswa belum merata.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal, maka masalah yang diidentifikasi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:
1. Siswa belum memahami isi bacaan secara mendalam.
2. Siswa belum mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam teks bacaan.
3. Aktivitas diskusi kelompok belum berjalan efektif karena siswa cenderung pasif dan tidak semua kelompok menunjukkan hasil diskusi yang berbeda atau mendalam.
C. Analisis Penyebab Masalah
Beberapa penyebab yang diduga menjadi akar dari masalah tersebut adalah:
1. Strategi pembelajaran belum sepenuhnya memfasilitasi pemahaman mendalam siswa. Guru lebih banyak memberikan instruksi dari pada membimbing eksplorasi makna dalam teks.
2. Keterbatasan dalam penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Bacaan disajikan dalam bentuk teks tanpa penunjang visual atau aktivitas lanjutan yang menarik.
3. Kurangnya scaffolding atau dukungan awal untuk memahami isi bacaan. Misalnya dengan memberikan peta pikiran atau pertanyaan pemandu saat membaca.
4. Waktu diskusi kelompok kurang optimal dan belum difokuskan pada tujuan tertentu.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka beberapa alternatif pemecahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Menggunakan strategi pembelajaran berbasis aktivitas seperti bermain peran (role play) secara terstruktur agar siswa dapat memahami isi bacaan secara lebih mendalam.
2. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) atau panduan diskusi yang mengarahkan siswa untuk mencari informasi kunci dari teks bacaan.
3. Memberikan stimulus visual, seperti gambar tokoh atau peta konsep, untuk membantu pemahaman.
4. Meningkatkan teknik bertanya dan refleksi agar siswa terdorong berpikir kritis dan menyampaikan pendapat.
5. Mendorong kolaborasi aktif dalam diskusi kelompok dengan pembagian peran yang jelas.
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan sejarah melalui kegiatan yang aktif dan bermakna.
2. Membantu siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
3. Meningkatkan efektivitas diskusi kelompok sebagai sarana berpikir kritis dan kolaboratif.
4. Mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
5. Mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan melalui penerapan metode bermain peran.
Nama : Mochammad Agus Wahyudi
Nim : 858946079
Seorang guru sekolah dasar dijelaskan dalam video di atas sedang mengajar di kelas. Sementara suasana kelas sangat aktif, tetap terkendali . Guru menggunakan pendekatan interaktif; dia mengajak siswa untuk berbicara dan memberikan pujian atas jawaban mereka.
Metode yang digunakan guru:
1. Menyediakan tempat duduk yang fleksibel
2. Memberikan instruksi yang jelas dan konsisten
3.penataan kursi melingkar saat diskusi agar siswa lebih mudah berinteraksi
4. Memberikan aturan kelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan ditegakkan dengan konsisten.
5. Kekuatan Guru dalam Menciptakan Suasana Kondusif
6.Mampu menjaga perhatian siswa tetap fokus
7. membangun komunikasi dua arah yang aktif
8.menerapkan disiplin yang positif tanpa membuat siswa tertekan
9. menerima berbagai gaya belajar siswa (visual, kinestetik, dan auditori).
Nama : Umi Hani Bandiasih
Nim : 857598864
UPBJJ : Purwokerto
Judul : Menciptakan Suasana Kelas Kondusif
1. Bagaimana reaksi anak /siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru?
Pada kegiatan pembelajaran kondisi siswa kurang Kondusif. Dan diawal kegiatan, guru tidak melakukan pemberian motivasi atau ice breaking yang dapat menarik minat belajar siswa dan membuat kelas tidak terlihat begitu kaku.
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan guru dalam pembelajaran?
Secara keseluruhan kelemahan guru dalam kegiatan pembelajaran dari awal pembelajaran guru tidak melakukan kegiatan awal dengan baik, tidak ada nya kegiatan menyapa siswa, kegiatan berdoa, memotivasi siswa, atau kegiatan apersepsi yang dapat membuat siswa tidak merasa terlalu tertekan, serta tidak adanya penyampaian tujuan pembelajaran.
3. Secara keseluruhan kelebihan guru dalam video tersebut dalam melakukan pembelajaran?
Dalam video tersebut guru terlihat sangat membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, dan dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka, serta membimbing pelajaran dengan cara bermain peran.
4. Hal hal unik apa saja yang ditemukan dalam video dari guru saat melaksanakan pembelajaran ?
Dalam video pembelajaran tersebut terlihat bahwa guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada ke aktif an siswa dalam belajar,seperti dengan memadukan antara diskusi kelompok dan bermain peran.
5. Upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya?
Menurut saya guru harus melakukan kegiatan awal yang baik pada proses pembelajaran dengan melakukan menyapa, mencek kehadiran, kegiatan berdoa sebelum belajar, kegiatan apersepsi, pemberian motivasi, serta dapat melakukan pemberian ice breaking kepada siswa dengan tujuan membuat siswa senang atau bahagia terlebih dahulu sehingga nantinya siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta siswa tidak akan merasa bahwa pembelajaran yang dilakukan kaku ataupun merasa tertekan selama proses pembelajaran berlangsung dan dapat menarik perhatian minat belajar siswa.
Tanggapan: Saya pernah mengalami masalah dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif saat pembelajaran kelompok atau metode bermain peran, beberapa cara yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya adalah:
1. Menetapkan Aturan yang Jelas
Sebelum memulai kegiatan, guru perlu menetapkan aturan main yang jelas dan disepakati oleh siswa, seperti:
2. Siswa harus menghormati pendapat teman.
Berbicara bergantian dan tidak mengganggu kelompok lain.
Mengikuti peran dan instruksi yang diberikan dengan serius.
3. Mengontrol Dinamika Kelompok
Jika ada siswa yang kurang aktif atau terlalu mendominasi, guru dapat:
a. Membagi peran secara adil agar setiap siswa memiliki tanggung jawab.
b. Berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan diskusi berjalan efektif.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa yang pemalu agar lebih percaya diri dalam berbicara.
4. Memberikan Bimbingan Secara Bertahap
Jika siswa kesulitan dalam memahami materi, guru bisa memberikan arahan atau contoh konkret sebelum diskusi dimulai. Jika kelompok terlalu pasif, guru bisa memancing dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
5. Mengatasi Gangguan dengan Tegas tapi Fleksibel
Jika ada siswa yang gaduh atau tidak fokus, guru bisa memberikan peringatan dengan cara yang tidak mengganggu jalannya diskusi. Jika ada konflik antaranggota kelompok, guru bisa memfasilitasi penyelesaian dengan cara yang bijak dan mendukung kolaborasi.
6. Memberikan Refleksi di Akhir Kegiatan
Setelah kegiatan selesai, guru bisa meminta siswa untuk berbagi pengalaman mereka, seperti:
a. Apa yang mereka pelajari dari kegiatan ini?
b. Bagaimana cara mereka mengatasi kesulitan saat diskusi?
c. Apa yang bisa diperbaiki untuk kegiatan berikutnya?
Dengan cara ini, siswa bisa lebih memahami pentingnya suasana belajar yang kondusif serta meningkatkan keterampilan bekerja sama dan berpikir kritis mereka.