Sinopsis
Video ini bertujuan untuk menjelaskan secara singkat sejarah pembebasan Irian Barat pada masa demokrasi terpimpin. Materi ini diangkat berdasarkan kurikulum pengajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII. Kelebihan pembelajaran melalui video ini adalah adanya penjelasan singkat tentang sejarah pembebasan Irian Barat yang mudah dimengerti oleh siswa. Pada awal video siswa akan diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan sejarah pembebasan Irian Barat, kemudian pemateri akan menjabarkan materi dan diakhir video diharapkan siswa dapat menjawab pertanyaan, serta menjelaskan kembali bagaimana proses perkembangan politik pembebasan Irian Barat pada masa demokrasi terpimpin. Lalu bagaimana proses pembebasan Irian Barat?
Salah satu isu politik Indonesia yang belum selesai sejak Proklamasi 1945 adalah masalah status Irian Barat yang ditangguhkan penyerahannya pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1950. Akhirnya pada tahun 1956 tercapailah suatu kesepakatan dalam Piagam Penyerahan Kedaulatan yang isinya menyimpulkan bahwa akan dilakukan penyerahan Irian Barat kepada Indonesia dengan jalan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Setelah upaya bilateral kedua negara ini akhirnya mengalami kegagalan, Indonesia kembali mengajukan upaya diplomasi di PBB namun kembali gagal, kemudian Indonesia mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk mendapatkan kekuatan politik di tingkat internasional dan akhirnya Belanda melunak dan bersedia melakukan perundingan bilateral. Kembali gagal dalam perundingan bilateral, Indonesia mengambil jalan lain yakni melakukan aksi-aksi pembebasan Irian Barat dengan cara mengembalikan seluruh perusahaan Belanda kepada pemerintah, akhirnya usaha ini menimbulkan ketegangan dan pada 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda.
Setelah upaya diplomasi dengan konfrontasi politik-ekonomi tidak berhasil, Indonesia memilih jalur lain untuk mengambil Irian Barat dari Belanda, yakni melalui konfrontasi militer. Dalam rangka persiapannya, pemerintah Indonesia mencari bantuan senjata dari Blok Barat dan Blok Timur, namun Belanda menyadari hal itu kemudian mengajukan nota protes kepada PBB bahwa Indonesia akan melakukan agresi dan akhirnya Belanda kembali memperkuat kedudukannya di Irian Barat. Kemudian Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berisikan agar Bangsa Indonesia menggagalkan upaya Belanda untuk membentuk negara boneka Irian Barat, mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat, dan bersiap untuk mobilisasi dalam rangka mempertahankan Irian Barat. Akhirnya setelah aksi-aksi Trikora, Belanda terdesak untuk melakukan perundingan kembali terkait penyerahan Irian Barat, dan Irian Barat bisa kembali kepangkuan Republik Indonesia dalam Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962.
Risye Restu Musdama
1. Reaksi siswa terkesan pasif karena hanya mendengar dan menyimak guru selama penyampaian materi. Siswa terlihat aktif ketika sesi quiz saja.
2. Kelemahan akan lebih baik jika siswa di ajak lebih aktif bertukar pemikiran atau pendapat agar tidak bosan.
3. Kelebihan guru dalam menyampaikan materi dapat di pahami.
4. Hal unik nya ada reward bagi siswa yang bisa menjawab quiz dengan benar.
5. Solusi untuk meningkatkan pembelajaran mungkin selain metode bercerita, menambah metode diskusi juga bisa di terapkan untuk menggali minat siswa dan mereka bisa lebih aktif berpikir. Terimakasih
Materi yang diberikan cukup menarik, karena membahas sejarah yang mana banyak peserta didik yang belum mengetahuinya. Namun pembelajaran ini akan lebih menarik lagi jika dibawakan dengan suasana kelas ceria dengan lebih sering melibatkan peserta didik dalam penyampaian materi. dari yang saya lihat, pembelajarannya tersebut terkesan menjenuhkan.
Assalamu Alaikum Wr Wb
Pada Vidio tersebut diatas membahas mengenai kebebasan Irian Barata pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas XII pada pada pembahasantersebut guru melakukan dengan metode cerah dan bercerita tetntang kebeban irian Barat, masalah status Irian Barat yang menyerahkan penyerahannya pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1950. Akhirnya pada tahun 1956 tercapailah suatu kesepakatan dalam Piagam Penyerahan Kedaulatan yang isinya menyimpulkan bahwa akan dilakukan penyerahan Irian Barat kepada Indonesia dengan jalan konflik antara Indonesia dengan Belanda.
Guru sangat pasih dan sangat menarik membahas tentang Pembebasan Irian Barat tersebut, tetapi murid terkesan pasif dan mendengarkan secara sekasama, guru tidak memberi kesempatan kepada murid untuk terlebih dahulu membaca materi mengae Pembeban Irian barat tersebut agar terjadi koaborasi bersama Murid dan guru dan adanya umpan balik agar suasa kelas menjadi hidup tidak terkesan pasif.