silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Program ini menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing.

Dadang Sukirman

Dari tayangan yang ada, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tayangan ini lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan.

Drs. Hanafi, M.Pd.

  1. Tidak ada berdoa sebelum belajar dan penutup selesai belajar.
  2. Tidak ada evaluasi diakhir kegiatan belajar.
  3. Sesuai peserta didik.
  4. Sesuai kurikulum.

Ranny Indriany Syam S, S.Pd.

Similar Posts

175 Comments

  1. Nama : Erna Milosopa
    NIM : 501362619

    Melihat kondisi lingkungan kotor, guru timbul ide kreatif untuk membersihkan lingkungan dengan mengadakan permainan kompetitif area. Ide ini bisa dikembangkan dengan melibatkan banyak siswa lagi dan lakukan secara rutin. Menanamkan kebiasaan baik pada siswa butuh kerjasama dan komitmen semua guru. Jadi saran saya diskusikan dengan kepala sekolah dan rekan guru tentang penerapan kebersihan sekolah melalui permainan kompetitif area ini, setelah semua mendukung akan bergerak bersama dan jika dilakukansecara kontinyu akan jadi suatu kebiasaan.

  2. Nama : R. Fahmi Hadi Astuti
    NIM : 501192889

    Dari video tsb. menurut saya pembelajaran kompetetif baik dilaksanakan , tetapi agar lebih efektifnya sebelum siswa perbolehkan keluar, sebaiknya siswa masuk ke dalam kelas terlebih dahulu dan melalukan pembukaan kelas seperti berdoa , mengabsen dan memotivasi, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di lakukan serta guru memberikan arahan kepada siswa apa yang akan di lakukan ketika pembelajaran kompetetif di lakukan di luar ruangan serta tetap mengarahkan siswa keluar dengan memberikan instruksi sehingga siswa tetap disiplin dan mengikuti arahan dari guru.

  3. Menurut saya sudah baik dalam hal berkelompok dan bekerja sama dalam menjaga kebersihan sekolah, yang berdampak sekolah menjadi bersih. Namun, beberapa hal terlewatkan seperti pembukaan yang biasanya berisi informasi seputar materi yang akan dibahas. Sebenarnya niat guru tersebut bagus dalam memberikan kesadaran pada siswa dalam pentingnya menjaga lingkungan. Tetapi sebaiknya guru memberikan pelajaran terlebih dahulu di dalam kelas. Kegiatan bersih-bersih bisa dilakukan saat jam terakhir ataupun saat istirahat agar tidak mengganggu jam pelajaran.

  4. NAMA : ANGGI NUR AFIYAH
    PRODI : Magister Pendidikan Dasar
    NIM : 501282916

    Video “Pembelajaran Model Kompetitif” menekankan pembelajaran berbasis kompetisi yang membantu anak dalam beberapa aspek perkembangan:
    1) Kognitif: Melalui kompetisi kebersihan, anak belajar konsep kebersihan dan tanggung jawab dengan cara yang menyenangkan, memperkuat keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
    2) Bahasa: Kolaborasi dan diskusi dalam tim mengasah keterampilan komunikasi, memperkaya kosakata, dan melatih berbicara dengan baik.
    3) Fisik dan Motorik: Kegiatan membersihkan lingkungan mendorong aktivitas fisik yang mengembangkan motorik kasar dan halus anak.
    4) Sosial-Emosional: Kompetisi meningkatkan keterampilan sosial, mendorong kerja sama, dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap kebersihan.
    Berikut masukan/saran untuk video “Pembelajaran Model Kompetitif” agar lebih efektif:
    1) Guru dapat memberikan instruksi yang jelas agar anak lebih mudah memahami proses kegiatan, terutama jika mereka baru mengenal model kompetitif.
    2) Guru dapat menampilkan visual tambahan atau contoh nyata yang akan membantu anak memahami tujuan dan cara kerja kompetisi.
    3) Guru harus memastikan setiap anak memiliki peran spesifik meningkatkan kolaborasi dan keterlibatan.
    4) Guru dapat melakukan evaluasi dan memberikan umpan balik di akhir sesi agar anak tahu area yang perlu diperbaiki.

  5. Nama : Nahidatul Hasanah
    NIM : 877693381
    UPBJJ : Semarang

    Dari video yang diamati, tidak ada proses pembelajaran masuk kelas terlebih dahulu : berdo’a, absensi, menanyakan kabar, menyampaikan tujuan pembelajaran namun karena siswa langsung berada di luar kelas dan kebanyakan mereka bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan.

  6. NAMA : ALINDA AZILIA
    NIM : 857029783
    POKJAR : SIDOMULYO
    UPBJJ : BANDAR LAMPUNG

    Dari video tersebut, menurut saya pembelajaran kompetetif baik dilaksanakan, tetapi agar lebih efektifnya sebelum siswa perbolehkan keluar, sebaiknya siswa masuk ke dalam kelas terlebih dahulu dan melalukan pembukaan kelas seperti berdoa, mengabsen dan memotivasi, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di lakukan serta guru memberikan arahan kepada siswa apa yang akan di lakukan ketika pembelajaran kompetetif di lakukan di luar ruangan serta tetap mengarahkan siswa keluar dengan memberikan instruksi sehingga siswa tetap disiplin dan mengikuti arahan dari guru.

  7. Nama: Muhammad Yusuf Maulana
    NIM : 857166447
    Masalah siswa yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah merupakan persoalan yang tidak bisa dibiarkan, karena akan berdampak pada sikap dan kebiasaan mereka di masa depan. Program ini menunjukkan solusi kreatif dan edukatif melalui metode “kompetitif area” yang sangat tepat untuk usia siswa sekolah dasar. Dengan membentuk kelompok dan menjadikan kegiatan bersih-bersih sebagai sebuah permainan yang seru dan menantang, siswa bisa belajar nilai tanggung jawab, kerja sama, dan cinta lingkungan secara alami. Ini adalah bentuk pendidikan karakter yang aplikatif dan menyenangkan. Kompetisi dalam kelompok kecil mampu membangun motivasi intrinsik dan memperkuat nilai tanggung jawab serta gotong royong. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip pembelajaran aktif dan kontekstual yang relevan dengan kehidupan nyata siswa.

  8. NAMA:EDAR MULIA WARUWU
    NIM:859880434
    POKJAR: IDANOGAWO

    Menurut saya sudah baik dalam hal berkelompok dan bekerja sama dalam menjaga kebersihan sekolah, yang berdampak sekolah menjadi bersih. Namun, beberapa hal terlewatkan seperti pembukaan yang biasanya berisi informasi seputar materi yang akan dibahas. Sebenarnya niat guru tersebut bagus dalam memberikan kesadaran pada siswa dalam pentingnya menjaga lingkungan.
    Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di lakukan serta guru memberikan arahan kepada siswa apa yang akan di lakukan ketika pembelajaran kompetetif di lakukan di luar ruangan serta tetap mengarahkan siswa keluar dengan memberikan instruksi sehingga siswa tetap disiplin dan mengikuti arahan dari guru.
    Terimakasih

  9. NAMA = APRILIA CAHYANINGTIAS
    NIM = 859542477
    PRODI = S1 – PGSD
    JUDUL = PEMBELAJARAN MODEL KOMPETITIF

    1. Saya reaksi anak-anak terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mereka merasa senang karena pembelajaran tersebut dilakukan secara berkelompok dan dengan seperti bermain game, siapa yang paling banyak mengumpulkan sampah maka kelompok tersebutlah yang akan menang

    2. Secara keseluruhan kelemahan dalam pembelajaran yang terdapat di video tersebut adalah tidak adanya kegiatan awal, guru langsung mengarahkan kepada anak-anak untuk mengumpulkan sampah. Padahal kegiatan awal atau pertanyaan pematik sangatlah penting pada kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan kemampuan nalar atau kognitif anak-anak.

    3. Secara keseluruhan kelebihan pembelajaran dalam video tersebut adalah guru mengemas pembelajaran secara menarik sehingga anak-anak merasa bersemangat dalam melakukan pembelajaran.

    4. Hal unik yang saya temukan dalam video tersebut adalah guru ikut serta dalam permainan dalam mengumpulkan sampah sehingga anak-anak jadi lebih bersemangat

    5. Melihat tayangan tersebut yang dapat saya usulkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yaitu
    – sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu kita mengawalinya dengan doa dan guru membuka kelas dengan yel-yel atau pertanyaan pematik agar anak-anak mengetahui gambaran awal tentang pelajaran mereka
    – kemudian di akhir pembelajaran guru memberikan penegasan atau kesimpulan tentang apa yang mereka lakukan. Sehingga kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di kelas tetapi berdampak juga di lingkungan masyarakat

  10. Dari vidio tersebut pembelajaran kompetetif sangat baik jika di ajarkan kepada siswa karna pembelajaran kompetetif bisa mebakitkan semangat siswa untuk berkontribusi baik dalam segi kebersihan maupun dalam hal belajar. Jadi dari hal tersebut kita sebagai guru haru bisa mempunyai metode dan berbagai strategi utuk membakitkan minat dan semangat siswa utuk belajar.

Leave a Reply