silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program video ini berisi gambaran upaya seorang guru yang berusaha membuat siswa-siswanya menyukai pelajaran matematika dan tidak lagi bermalas-malasan utuk belajar matematika. Dalam program ini guru menggunakan narasumber dari berbagai profesi untuk menjelaskan mafaat dan asyiknya belajar matematika.
Mulyadi
Cerita dalam video itu cukup menarik, walaupun hanya sekilas bahwa seorang arsitek yang menyatakan bahwa matematika itu sangat bagi seorang arsitek dengan harapan bahwa matematika menjadi disenangi siswa.
Prof. Dr. Wahyudin (UPI Bandung)
Alasan siswa tidak menyukai pembelajaran matematika dalam tayangan tersebut “mungkin” dikarenakan guru tidak menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika. Hal tersebut dimungkinkan karena mengajar matematika di kelas rendah harus menggunakan alat peraga. Selain untuk menarik perhatian siswa, alat peraga juga sangat berguna untuk membantu siswa dalam memahami konsep abstrak .
Dengan menghadirkan seorang arsitek dalam kelas tentunya menambah motivasi siswa mempelajari matematika. Arsitek memang tepat dijadikan contoh profesi yang berkaitan dengan bangun ruang. Profesi ini membutuhkan pemahaman yang baik konsep bangun ruang serta ketelitian yang tinggi dalam menghitung luar volume suatu bangun ruang pada saat merancang suatu bangunan.
Ade Kaesih (Guru SDN Malangbong Cimalaka)
- Dalam membuka, mengisi dan menutup pembelajaran sudah cukup baik. Hanya tidak ada sapa pada siswa agar menciptakan suasana yang nyaman, tidak langsung pada penyampaian materi.
- Penggunaan strategi metode masih ceramah.
- Media kurang evaluasi/kesimpulan tidak melibatkan siswa.
- Kesesuaian sudah, Masih teacher center.
Etty Misawati
Assalamualikum
Nama : Rafika Silvi
Nim : 858926758
Pokjar : Situbondo
Menurut pendapat saya, Video GPO ini memperlihatkan kenyataan yang sering kita temui dalam kelas, di mana banyak siswa kurang menyukai mata pelajaran matematika. Hal ini bisa diakibatkan oleh sejumlah alasan, mulai dari metode pengajaran yang monoton, materi yang bersifat terlalu abstrak, hingga minimnya pendekatan kontekstual yang membuat matematika terasa tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam video tersebut, terlihat bahwa siswa cenderung pasif, kurang antusias, bahkan menunjukkan ekspresi kebingungan saat guru menjelaskan. Ini menandakan bahwa pembelajaran belum sepenuhnya berpusat pada siswa. Siswa butuh lebih dari sekadar ceramah; mereka membutuhkan pengalaman belajar yang konkret, menyenangkan, dan bermakna.
Situasi inimenjadi cermin bagiguruuntuk meninjau kembali metode pengajaran yang telah diterapkannya.Matematika seharusnya diajarkan dengan cara yang kontekstual, melibatkan aktivitas praktis, permainan edukatif, diskusi kelompok, atau penggunaan teknologi interaktif agar lebih menarik perhatian siswa. Ketika siswa merasa terlibat dan mengalami “kesuksesan” dalam memahami konsep, maka sikap positif terhadap mata pelajaran matematika akan berkembang secara perlahan.