silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Pada program video ini diperlihatkan upaya guru untuk memberikan toleransi kepada orangtua untuk berada di kelas selama masa orientasi. Guru bekerjasama dengan orangtua untuk memotivasi anak dari agar mandiri dan tidak menangis saat ditinggalkan orangtuanya. Guru mempersilahkan orangtua untuk melepas anak secara bertahap. Kemudian guru mendekati anak dengan penuh kelembutan lalu memberikan sentuhan, belaian dan pelukan sehingga anak merasa nyaman berada dekat dengan guru. Selain itu guru juga dapat mengalihkan perhatian anak dengan berbagai kegiatan. Guru dapat juga mengenalkan anak dengan teman-temannya yang pandai bersosialisasi. Sebaiknya guru tetap berada dalam jangkauan anak sehingga manakala dibutuhkan guru siap memberikan pelayanan/perhatian kepada anak, guru memberikan ”reward” kepada anak yang sudah bisa belajar mandiri di kelas agar memotivasi anak lain untuk mendapatkan reward sehingga berusaha untuk tidak menangis lagi.
Dwi Astuti
–
–
Secara keseluruhan tayangan dalam video tersebut lebih banyak peragaan/ilustrasi yang dilakukan guru dan anak didik saja. Untuk dialog hanya sedikit yang dapat didengar selebihnya hanya peragaan/ilustrasi. Kegiatan yang diberikan guru dapat memperkenalkan anak didik baru kepada semua teman-temanya dengan cara kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama ketika didalam kelas seperti bermain bersama, membuat roti dan menutup dengan membuat kereta panjang. Semua itu dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
–
Rasni
Nim:836067668
Assalamualaikum wr.wb
Anak Belum Mandiri
Vidio tersebut menjelaskan tentang bagaimana mengatasi anak yang belum mandiri pada awal tahun pembelajaran baru, dalam penjelasan tersebut memberikan referensi bagi saya dalam menghadapi anak-anak dan bagaimana sikap seseorang guru
Dengan cara memperkenalkan diri kepada anak-anak agar anak merasa lebih dekat, begitu juga dengan teman-teman dikelas , menciptakan suasana hangat dan menyenangkan agar anak merasa aman dan nyaman ketika anak ada dilingkungan sekolah,dan berperan sebagai pengganti orang tua .
Memberikan toleransi kepada orang tua atau pengasuh pada masa orientasi untuk menunggu dikelas atau diluar kelas,atau dipintu pagar, untuk memotivasi agar anak mandiri proses ini bisa melepaskan anak secara bertahap, terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb
Assalammualaikum Wr.Wb
Nama : SETIA WULANDARI
Saya akan memberikan tanggapan saya mengenai Video diatas .
Menurut saya, menghadapi situasi seperti yang dijelaskan dalam program video tersebut memerlukan pendekatan yang hangat, sabar, dan strategis. Berikut adalah langkah-langkah yang akan saya lakukan:
1. Memberikan Ruang untuk Orang Tua Selama Masa Orientasi
Mengizinkan orang tua untuk berada di kelas pada hari-hari awal, dengan tujuan membangun rasa aman pada anak.
Memberikan penjelasan kepada orang tua tentang pentingnya melepas anak secara bertahap untuk meningkatkan kemandirian.
2. Pendekatan Lembut dan Penuh Kasih Sayang
Sentuhan positif: Mendekati anak dengan lembut, memberikan pelukan, belaian, atau senyuman untuk menciptakan rasa nyaman.
Penerimaan emosi: Mengakui perasaan anak seperti takut atau cemas dengan mengatakan, “Aku tahu kamu merasa sedih karena ibu/papa pergi, tapi guru di sini akan menjaga kamu.”
3. Pengalihan Perhatian
Kegiatan yang menarik: Mengarahkan anak pada aktivitas yang menyenangkan seperti bermain dengan mainan favorit, mendengarkan lagu, atau menggambar.
Kenalan dengan teman baru: Menghubungkan anak dengan teman sekelas yang pandai bersosialisasi untuk bermain bersama, sehingga anak merasa tidak sendirian.
4. Tetap Dekat dengan Anak
Berada dalam jangkauan penglihatan anak untuk menciptakan rasa aman. Jika anak membutuhkan bantuan atau perhatian, saya akan merespons dengan cepat.
5. Pemberian Reward sebagai Motivasi
Memberikan pujian atau hadiah kecil (stiker, bintang, atau tepuk tangan) kepada anak yang menunjukkan usaha untuk mandiri. Misalnya, mengatakan, “Bagus sekali, kamu sudah berani duduk sendiri! Lihat, kamu dapat stiker bintang.”
Memotivasi anak lain untuk mengikuti contoh tersebut dengan cara yang menyenangkan dan tidak membanding-bandingkan secara negatif.
6. Kolaborasi dengan Orang Tua
Memberikan saran kepada orang tua tentang cara melepas anak dengan perlahan. Contohnya, setelah beberapa hari, mengurangi waktu kehadiran mereka di kelas secara bertahap.
Mendiskusikan perkembangan anak secara berkala agar orang tua merasa terlibat dalam proses.
Pendekatan ini tidak hanya membantu anak merasa nyaman dan aman di kelas tetapi juga membangun kepercayaan anak terhadap guru dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Itulah tanggapan saya, terimakasih. Wassalaam.
Ijin menanggapi video yang saya tonton Sebagai seorang guru memperkenalkan seorang anak baru untuk meyakini dan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi anak itu sendiri.masa orientasi adalah masa yang harus dilakukan untuk bisa mengenalkan situasi disekolah dan mengajak anak-anak supaya bisa mandiri saat disekolah anak yang sulit untuk beradaptasi dapat menunjukkan tantangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, situasi sosial, atau perubahan yang terjadi dalam hidupnya.masalah ini biasa terjadi dalam berbagai konteks, seperti saat memasuki sekolah baru.beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan beradaptasi pada anak antara lain temperamen anakanak yang memiliki temperamen lebih sensitif atau cemas mungkin lebih sulit untuk beradaptasi dibandingkan dengan anak yang lebih terbuka atau optimis. sebagai seorang guru haruslah bisa menghadapi anak yang takut atau cemas pada masa perkenalan lingkungan sekolah adalah tantangan yang sering dialami oleh guru sebagai pendidik ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi rasa takut dan beradaptasi
Dengan meyakinkan kepada anak tersebut dengan situasi kenyamanan dan anak bisa senang dengan situasi tersebut.
Nama : Ni Made Sri Muliasih
NIM : 859027176
Ijin menanggapi video yang saya tonton Sebagai seorang guru memperkenalkan seorang anak baru untuk meyakini dan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi anak itu sendiri.masa orientasi adalah masa yang harus dilakukan untuk bisa mengenalkan situasi disekolah dan mengajak anak-anak supaya bisa mandiri saat disekolah anak yang sulit untuk beradaptasi dapat menunjukkan tantangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, situasi sosial, atau perubahan yang terjadi dalam hidupnya.masalah ini biasa terjadi dalam berbagai konteks, seperti saat memasuki sekolah baru.beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan beradaptasi pada anak antara lain temperamen anakanak yang memiliki temperamen lebih sensitif atau cemas mungkin lebih sulit untuk beradaptasi dibandingkan dengan anak yang lebih terbuka atau optimis. sebagai seorang guru haruslah bisa menghadapi anak yang takut atau cemas pada masa perkenalan lingkungan sekolah adalah tantangan yang sering dialami oleh guru sebagai pendidik ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi rasa takut dan beradaptasi
Dengan meyakinkan kepada anak tersebut dengan situasi kenyamanan dan anak bisa senang dengan situasi tersebut.
NAMA: SYARIFATUL MUBAROKAH ALHAMDANI
NIM: 877971375
Video tersebut menjelaskan tentang seri pembelajaran “Pengembangan Sosial Emosional Aanak” dengan judul “Anak Belum Mandiri”
Setelah menyimak video diatas, saya merasa mendapat ilmu baru sebagai bekal saat menghadapi anak dengan kondisi yang sama pada saat tahun ajaran baru nanti. Mengingat disetiap tahun ajaran baru selalu ada anak yang belum mandiri, sehingga penjelasan dari narasumber dalam video diatas sangat membantu saya untuk lebih mempersiapkan diri sebagai guru dalam mengatur kelas dan mengatur diri sendiri.
Anak yang belum mandiri, seiring berjalannya waktu akan belajar untuk menjadi mandiri jika guru mampu mengarahkan anak dengan cara yang tepat. Mereka hanya butuh beradaptasi dan merasa aman dan nyaman di tempat yang baru, suasana yang buru juga orang-orang yang baru pula. Karena kelekatan dengan orang tua masih tinggi dan kelekatan dengan guru masih belum terbentuk, sehingga tugas guru adalah menciptakan rasa aman dan nyaman tersebut pada anak dan membuat anak percaya bahwa guru dapat menjadi pengganti bagi orang tua saat di sekolah.
ELOK LUTSFIANIE / 857556186
Sebagai pendidik diawal tahun pelajaran harus memberikan kesan baik terhadap peserta didik, dengan menarik perhatian anak dengan rasa nyaman dan aman saat didekati sehingga anak memiliki kepercayaan terhadap pendidik. Bersikap menuruti mau anak dengan merayu dan menstimulasi kemandiriannya dengan bertahap tanpa memaksa.
Ijin Menanggapi ..
Saya Zurmiyah
Nim 859946516
Jika anak belum mandiri, itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal (seperti karakter atau kepribadian anak) maupun eksternal (seperti pola asuh atau lingkungan sekitar). Namun, penting untuk diingat bahwa kemandirian adalah keterampilan yang berkembang seiring waktu dan membutuhkan pendekatan yang sabar serta berkesinambungan.
Beberapa alasan mengapa anak belum mandiri, antara lain:
1. Polarisasi Pengasuhan: Orang tua atau pengasuh mungkin terlalu melindungi atau memberi bantuan berlebih, sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk belajar mandiri.
2. Kurangnya Kepercayaan Diri: Anak yang merasa tidak mampu atau takut gagal mungkin menghindari usaha untuk menjadi mandiri.
3. Kurangnya Latihan dan Pengalaman: Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari sesuai dengan usianya, seperti merapikan tempat tidur, makan sendiri, atau bertanggung jawab atas barang-barang mereka.
Untuk membantu anak menjadi lebih mandiri, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Memberikan Tugas yang Sesuai Usia: Mulailah dengan tugas-tugas kecil yang sesuai dengan kemampuan anak, seperti membereskan mainan, mencuci tangan, atau memilih pakaian mereka sendiri.
2. Memberikan Kepercayaan: Biarkan anak membuat keputusan sendiri dalam beberapa hal, misalnya memilih makanan atau aktivitas yang mereka sukai, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mereka dalam membuat pilihan.
3. Beri Dukungan, Bukan Penggantian: Bantu anak dengan cara memberi petunjuk, bukan dengan menyelesaikan tugas untuk mereka. Ini mengajarkan mereka bagaimana cara mengatasi tantangan dan kesalahan.
4. Modelkan Kemandirian: Orang tua atau pengasuh juga perlu menjadi contoh. Anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, jadi tunjukkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari.
5. Beri Pujian dan Apresiasi: Berikan pujian atas usaha mereka, bukan hanya hasilnya. Ini membantu anak merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk terus berusaha mandiri.
Dengan pendekatan yang konsisten dan penuh pengertian, anak akan belajar untuk mandiri secara bertahap.
Assalamu ‘alaikum wr wb.
“ANAK BELUM MANDIRI”
Beberapa alasan mengapa anak PAUD belum mandiri adalah:
Perkembangan Kognitif yang Belum Matang
Pada usia PAUD, anak masih berada dalam tahap perkembangan kognitif yang belum sepenuhnya matang. Piaget, seorang pakar perkembangan anak, menjelaskan bahwa pada usia ini (sekitar 2-6 tahun), anak berada pada tahap preoperasional di mana mereka belum mampu berpikir abstrak atau melakukan perencanaan yang rumit. Mereka cenderung lebih tergantung pada orang dewasa untuk membantu mereka dalam membuat keputusan atau menjalani kegiatan sehari-hari.
Kebutuhan Akan Dukungan Orang Dewasa
Anak-anak PAUD sangat bergantung pada orang tua atau pengasuh dalam berbagai hal, seperti makan, berpakaian, dan mengatur rutinitas sehari-hari. Ini karena mereka masih membutuhkan arahan dan dukungan untuk melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus dan kasar, seperti menggulung baju atau mengikat sepatu.
Perkembangan Emosional
Secara emosional, anak PAUD sedang dalam proses memahami dan mengelola perasaan mereka. Mereka cenderung mudah merasa cemas atau takut ketika dihadapkan pada tugas-tugas baru atau situasi yang tidak familiar. Ketergantungan pada orang dewasa sebagai sumber rasa aman dan kenyamanan sangat tinggi pada usia ini.
Keterbatasan Keterampilan Sosial dan Interaksi
Anak PAUD juga sedang mengembangkan keterampilan sosialnya, termasuk kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, berbagi, dan bekerja sama. Mereka belum sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah secara mandiri, terutama dalam konteks sosial seperti bermain bersama teman-teman atau menyelesaikan konflik kecil tanpa bantuan orang dewasa.
Proses Pembelajaran yang Masih Berlanjut
Pada usia ini, anak-anak sedang mempelajari banyak keterampilan dasar, dan pengembangan kemandirian mereka sering kali membutuhkan waktu. Mereka belajar langkah demi langkah, dengan bimbingan dari orang tua atau pendidik. Misalnya, meskipun mereka dapat belajar makan sendiri, mereka mungkin masih membutuhkan bantuan untuk menuangkan makanan atau memotong makanan.
Peran Orang Tua dalam Mengarahkan Kemandirian
Orang tua atau pengasuh sering kali sangat melindungi anak-anak mereka pada usia ini, memberikan dukungan dan instruksi yang sangat terperinci. Walaupun ini bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan dasar, terlalu banyak intervensi dapat membuat anak merasa kurang percaya diri untuk mencoba melakukan tugas-tugas tersebut secara mandiri.
Secara keseluruhan, kemandirian pada anak PAUD merupakan suatu proses bertahap yang bergantung pada usia dan tahap perkembangan mereka. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman, anak-anak akan mulai mengembangkan keterampilan yang memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri, seperti melakukan aktivitas sehari-hari sendiri, berpakaian, dan menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks.
Terima kasih.
Assalamu ‘alaikum wr wb.
SALNITA
NIM. 859430943
“ANAK BELUM MANDIRI”
Beberapa alasan mengapa anak PAUD belum mandiri adalah:
Perkembangan Kognitif yang Belum Matang
Pada usia PAUD, anak masih berada dalam tahap perkembangan kognitif yang belum sepenuhnya matang. Piaget, seorang pakar perkembangan anak, menjelaskan bahwa pada usia ini (sekitar 2-6 tahun), anak berada pada tahap preoperasional di mana mereka belum mampu berpikir abstrak atau melakukan perencanaan yang rumit. Mereka cenderung lebih tergantung pada orang dewasa untuk membantu mereka dalam membuat keputusan atau menjalani kegiatan sehari-hari.
Kebutuhan Akan Dukungan Orang Dewasa
Anak-anak PAUD sangat bergantung pada orang tua atau pengasuh dalam berbagai hal, seperti makan, berpakaian, dan mengatur rutinitas sehari-hari. Ini karena mereka masih membutuhkan arahan dan dukungan untuk melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus dan kasar, seperti menggulung baju atau mengikat sepatu.
Perkembangan Emosional
Secara emosional, anak PAUD sedang dalam proses memahami dan mengelola perasaan mereka. Mereka cenderung mudah merasa cemas atau takut ketika dihadapkan pada tugas-tugas baru atau situasi yang tidak familiar. Ketergantungan pada orang dewasa sebagai sumber rasa aman dan kenyamanan sangat tinggi pada usia ini.
Keterbatasan Keterampilan Sosial dan Interaksi
Anak PAUD juga sedang mengembangkan keterampilan sosialnya, termasuk kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, berbagi, dan bekerja sama. Mereka belum sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah secara mandiri, terutama dalam konteks sosial seperti bermain bersama teman-teman atau menyelesaikan konflik kecil tanpa bantuan orang dewasa.
Proses Pembelajaran yang Masih Berlanjut
Pada usia ini, anak-anak sedang mempelajari banyak keterampilan dasar, dan pengembangan kemandirian mereka sering kali membutuhkan waktu. Mereka belajar langkah demi langkah, dengan bimbingan dari orang tua atau pendidik. Misalnya, meskipun mereka dapat belajar makan sendiri, mereka mungkin masih membutuhkan bantuan untuk menuangkan makanan atau memotong makanan.
Peran Orang Tua dalam Mengarahkan Kemandirian
Orang tua atau pengasuh sering kali sangat melindungi anak-anak mereka pada usia ini, memberikan dukungan dan instruksi yang sangat terperinci. Walaupun ini bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan dasar, terlalu banyak intervensi dapat membuat anak merasa kurang percaya diri untuk mencoba melakukan tugas-tugas tersebut secara mandiri.
Secara keseluruhan, kemandirian pada anak PAUD merupakan suatu proses bertahap yang bergantung pada usia dan tahap perkembangan mereka. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman, anak-anak akan mulai mengembangkan keterampilan yang memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri, seperti melakukan aktivitas sehari-hari sendiri, berpakaian, dan menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks.
Terima kasih
Video : Anak Belum Mandiri
Dalam tayangan video tersebut merupakan kejadian pada setiap awal tahun ajaran baru. Anak-anak pada umumnya merasa kaget melihat suasana yang baru dan lingkungan yang berbeda. Anak yang masih bergantung dengan orang tuanya atau belum mandiri merupakan hal yang wajar dan umum, namun demikian sebagai seorang guru hal tersebut merupakan tantangan dan menjadi PR untuk bisa mengatasinya supaya tidak berkelanjutan. Pemaparan dalam video di atas, saya sangat setuju dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk ditemani dengan orang yang menurut dia merasa aman dan nyaman, sambil belajar beradaptasi dan sebagai seorang guru kita melakukan pendekatan agar anak merasa aman dan nyaman. Secara emosional, anak sedang dalam proses memahami dan mengelola perasaan mereka. Mereka cenderung mudah merasa cemas atau takut ketika dihadapkan pada suasana baru atau situasi yang tidak familiar. Ketergantungan pada orang dewasa sebagai sumber rasa aman dan kenyamanan sangat tinggi pada usia ini. Yakinkan kepada mereka bahwa mereka akan aman berada dekat kita.