silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini berisi gambaran tentang suasana kelas saat belajar matematika dimana guru menggunakan papan tulis untuk mengajarkan bilangan pecahan. Banyak siswa yang tidak mengerti bahkan tidak memperhatikan. Solusi yang ditawarkan dalam program ini adalah menggunakan benda-benda konkret seperti buah-buahan untuk pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik
Muchtar M Noor
Memanfaatkan lingkungan untuk mengajarkan konsep pecahan yang dilakukan oleh guru sudah baik, namun akan lebih baik jika guru memerintahkan kepada murid untuk membawa buah-buahan satu atau dua hari sebelum pelajaran materi pecahan dimulai. Menggambar persegi untuk mendeskripsikan pecahan sebaiknya dilakukan setelah murid praktek memotong buah-buahan. Murid hendaknya dibawa dari konkrit ke abstrak.
Guru juga tidak harus meminta murid membawa buah-buahan pisau dari rumah. Sebagai gantinya guru bisa meminta murid membeli roti atau kue yang mudah dipotong tanpa menggunakan pisau, disekitar sekolah.
Guru perlu berusaha agar murid tertarik untuk belajar bilangan pecahan; misalnya sebelum pelajaran dimulai didahului dengan cerita-cerita yang membuat murid tertib dan menyimak semua informasi dari guru.
Drs. Tarhadi, M.Si.
- Secara keseluruhan baik pembukaan maupun penutup sudah cukup baik.
- Media sudah tepat.
- Materi dan kurikulum sudah sesuai.
Taufik Ma’ruf
Nama : Mahadi Kesuma Rambe
NIM : 501113242
Ketidak tahuan anak dalam belajar matematika membuat siswa merasa takut dalam belajar matematika. Banyak faktor yang membuat anak merasa takut. Diantaranya guru tidak menggunakan benda-benda konkrit sehingga membuat anak sulit memahami mataeri tersebut, guru hanya menggunakan papan tulis untuk mengajarkan bilangan pecahan. Banyak siswa yang tidak mengerti bahkan tidak memperhatikan. Oleh karena itu seorang guru seharusnya menggunakan benda-benda konkret seperti buah-buahan untuk pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik dan anak tidak lagi merasa takut belajar matematik.
pada video tersebut awanya murid tidak peduli dengan penjelasan gurunya, setelah menggunakan media konkret dalam pembelajaran siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan meningkatan minat dan motivasi siswa.
Nama : Kiki Shandi
NIM :501113084
Pokjar : Medan
video tersebut adalah sebuah permasalahan umum dalam pembelajaran matematika, khususnya konsep bilangan pecahan. Penggunaan papan tulis secara dominan, meskipun efektif dalam menyampaikan informasi secara tertulis, seringkali kurang mampu memvisualisasikan konsep abstrak seperti pecahan secara konkret bagi siswa. Akibatnya, banyak siswa yang kesulitan memahami dan bahkan kehilangan minat terhadap materi tersebut.
Solusi yang diajukan, yaitu menggunakan benda-benda konkret seperti buah-buahan, merupakan langkah yang sangat tepat dan relevan. Berikut alasannya:
1. Visualisasi Konkret: Benda-benda konkret memberikan representasi visual yang nyata dari konsep pecahan. Misalnya, memotong buah apel menjadi dua bagian sama besar akan membantu siswa memahami konsep setengah (1/2).
2. Pengalaman Langsung: Siswa dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan membagi, membandingkan, dan menggabungkan bagian-bagian buah. Pengalaman ini akan membuat pemahaman mereka lebih mendalam dan bermakna.
3. Meningkatkan Motivasi: Penggunaan benda-benda yang familiar seperti buah-buahan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Hal ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Konteks Nyata: Menghubungkan konsep pecahan dengan situasi sehari-hari (misalnya, membagi kue atau pizza) akan membantu siswa melihat relevansi materi dengan kehidupan mereka
Dalam video tersebut diperlihatkan teknik atau metode guru dalam pembelajaran. Video pertama metode guru dalam pembelajaran kurang menyenangkan bagi murid dan belum memanfaakan media yang ada dilingkungan sekitar. Berbeda dengan video yang kedua, guru memanfaatkan lingkungan sekitar dalam membelajarkan materi pelajaran. Dari kegiatan tersebut guru berhasil mengaktifkan murid dalam belajar.sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sherly Kusturika Andriani
Dari video yang saya amati, menunjukkan bahwa guru belum melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Siswa seperti tidak tertarik atau tidak berminat terhadap pembelajaran yang berlangsung ini terlihat dari Sebagian besar siswa tidak memperhatikan guru yang mengajar, ada yang berbicara/bergurau dengan temannya. Pada saat kegiatan transfer ilmu (menjelaskan materi pecahan) guru hanya fokus di papan tulis saja tanpa memperhatikan siswanya sehingga proses pembelajaran kurang interaktif. Berikutnya dalam mengenalkan pecahan guru menyuruh siswa untuk membawa buah-buahan yang akan digunakan untuk menanamkan konsep pecahan dengan memotong buah sesuai dengan intruksi dari guru terhadap soal yang diminta. Terlihat anak-anak cukup antusias dalam mendalami konsep pecahan.
Tambahan dari saya, dalam memahami konsep pecahan, Guru perlu berusaha agar murid tertarik untuk belajar bilangan pecahan misalnya sebelum pelajaran dimulai didahului dengan cerita-cerita, memberikan pertanyaan pemantik untuk membangkitkan semangat belajar mereka agar murid tertib dan menyimak semua penejlasan dari guru. Memanfaatkan lingkungan untuk mengajarkan konsep pecahan yang dilakukan oleh guru sudah baik, namun akan lebih baik jika guru menginformasikan kepada murid untuk membawa buah-buahan satu atau dua hari sebelum pelajaran materi pecahan dimulai. Penanaman konsep pecahan dengan menggambar persegi sebaiknya dilakukan setelah murid praktek memotong buah-buahan. Murid hendaknya dibawa dari konkrit ke abstrak. Penggunaan media konkret sangat mempengaruhi pembelajaran, karena melalui media konkret siswa akan mudah memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Nama : Heri Susanto
NIM : 501172436
UPBJJ : UT PALEMBANG
Prodi : Magister Pendidikan Dasar
Sebelumnya Izin berkomentar menanggapi dari video diatas, yaitu tentang Belajar Matematika dengan Lingkup Sebagai media. Sebaiknya guru mengajar terlebih dulu merancang Modul Ajar dengan menerapkan apersepsi diawal pembelajaran guna menyiapkan mental anak supaya anak-anak benar-benar siap mengikuti pelajaran, guru juga dapat melakukan icebraking agar memberi semangat anak. Dalam pembelajaran yang dilakukan guru tersebut diawal pembelajaran hanya monoton dengan metode ceramah, tetapi guru tersebut langsung mengganti metode pengajaran dengan menugaskan anak membawa buah-buahan sebagai media pembelajaran konkritdan itu
Nama : Renata Resti Pratiwi Mendrofa
Nim : 856059902
UPBJJ : Medan
Pokjar : Mandrehe
Reaksi anak/siswa terhadap kegiatan pembelajaran : Pada awal pembelajaran terlihat siswa kurang antusias dalam belajar sehingga guru sulit untuk menyampaikan materi pembelajaran
kelebihan guru dalam melakukan pembelajaran di dalam video ialah : pada saat situasi kelas kurang kondusif guru mengambil peran untuk mengajak siswa menyelesaikan soal sehingga membuat siswa kembali fokus.
kelemahan guru dalam melakukan pembelajaran di dalam video ialah : metode pembelajarannya terlalu monoton tidak ada ice breaking sehingga siswa kurang semangat untuk belajar
Hal-hal unik apa yang ditemukan dalam video tersebut dari guru saat melaksanakan pembelajaran : media yang digunakan adalah bahan atau benda yang ada di lingkungan sekitar yang bisa di temukan dengan dengan mudah dan di jumpai pada kehidupan sehari-hari
kelemahan dan kelebihan dari guru yang ada amati dari tayangan video, upaya yang dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya ialah : Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru dapat mempertahankan kemampuan mengembalikan fokus siswa saat suasana tidak kondusif, sambil menambahkan variasi dalam metode pengajaran dan kegiatan interaktif seperti ice breaking. Dengan menghindari pembelajaran yang monoton dan menambahkan elemen kreativitas, semangat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.
Nama : Sasmita Mokoagow
NIM : 859952383
Setelah melihat vidio di atas saya dapat menyimpulkan bahwa hari pertama belajar guru hanya fokus di bagian papan tulis dan tidak memperhatikan siswa, semua siswa di kelas asik sendiri dan tidak mendengarkan guru, bermain dengan kawan sebangku, menghayal dan lain lain.. dan pada hari kedua guru melibatkan siswa dan langsung memberikan soal membagi bilangan pecahan dengan menggunakan buah buahan sehingga itu menarik minat siswa dalam belajar matematika karna di praktekkan langsung.
Nama : A. Bayu Budiantoro
NIM : 826086922
Pokjar : Mastrip Nganjuk
UPBJJ : Malang
Setelah menyimak kegiatan dalam video diatas, ada siswa/i yang bermain sendiri dan tidak memperhatikan guru.
Metode pembelajaran yang digunakan masih monoton kurang adanya umpan balik, hanya terfokus pada guru yang berbicara/ memutuskan harus membawa apa. Alat peraga yang digunakan dalam memotong juga terlalu berbahaya sehingga perlu pengawasan lebih. Bisa dengan media yang ada disekitar, contoh bisa kertas yang disobek, atau daun yang jatuh di taman sekolah. sehingga tidak membahayakan siswa/i.
Nama : Tommy Oktavianto
Nim : 857589715
Salut Utama Purbalingga
UPBJJ Purwokerto
Sinopsis :
Program ini menggambarkan suasana kelas matematika di mana guru mengajarkan bilangan pecahan dengan papan tulis. Banyak siswa tidak mengerti apa yang mereka lihat. Program ini menawarkan solusi dengan menggunakan benda konkret seperti buah-buahan untuk mengajar matematika, terutama bilangan pecahan, sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik.
Kekuatan :
Dalam mengajar matematika, guru menggunakan lingkungan sebagai media. Guru berinteraksi dengan siswa secara langsung dengan cara memberikan tugas langsung untuk dikerjakan siswa.
Kelemahan :
Menurut saya kelemahanya adalah guru tidak menggunakan media sehingga siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran yang sedang dilaksanakan, dan juga ketika memberikan tugas kepada siswa alangkah lebih baiknya jika tidak menggunakan benda-benda yang berbahaya untuk siswa.
Solusi :
Untuk lebih menarik siswa untuk memperhatikan guru, guru seharusnya membawa media yang menunjang proses pembelajaran misalkan membawa gambar buah yang sudah di print dan di bagi mejadi beberapa bagian, sehingga membuat siwa menjadi tertarik untuk memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, ketika siswa ditugaskan membawa pisau lebih baik di ganti dengan penggaris saja, karena agar tidak membahayakan siswa.