silahkan klik icon jika video tidak dapat diputar
Sinopsis
Program ini berisi upaya seorang guru pada lembaga Pendidikan anak usia dini untuk mengatasi anak yang terbalik saat menulis lambang bilangan. Upaya yang dilakukan guru tersebut adalah dengan membuat lambang bilangan yang besar seukuran kertas folio, mengajak anak untuk berlomba mengambil gambar lambang bilangan atau huruf yang benar disertai pengecohnya (lambang bilangan atau huruf yang terbalik). Guru juga mengajak anak untuk meraba lambang bilangan dengan media sterofom atau media lain berbentuk lambang bilangan lalu anak diminta menuliskan lambang bilangan tersebut. Selanjutnya guru memberikan tugas berupa lembar kerja yang berisi tugas menebalkan lambang bilangan atau huruf dengan proses yang benar misalnya untuk menulis angka lima dimulai dengan mengajak anak untuk mengimajinasikan lambang bilangan atau huruf yang akan dibuat. Langkah berikutnya guru memberikan kegiatan pelatihan tambahan berupa puzzle lambang bilangan atau huruf kepada anak yang sering melakukan kesalahan, dan memberikan penguatan untuk hasil anak yang baik mendapatkan stempel bintang pada lembar kerjanya.
Netti Hernawati
Video ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman bagaimana seorang guru PAUD mengatasi anak yang belum bisa membedakan huruf p, d, dan b. Guru sudah baik dalam menjelaskan penggunakan huruf dengan contoh suku kata yang menggunakan huruf p,d dan b, yang menggunakan media kartu huruf.
Namun demikian penjelasan guru tersebut tampaknya masih sulit diikuti siswanya, sehingga kesannya anak pasif hanya mendengarkan saja. Barangkali anak akan lebih mudah bila guru menggunakan strategi bermain misalnya melalui lomba mengelompokkan huruf yang sama. Media yang digunakan guru cukup bagus hanya kurang beragam. Bisa dengan mengelompokan pemakaian huruf b dimana warnanya diberi warna biru semua, huruf p di beri warna putih semua dan d berwarna yang lain.
Untuk materi sudah sesuai dengan perkembangan usia anak TK dan juga sesuai dengan kurikulum yang berlaku tentang pengembangan bahasa anak usia 5 -6 tahun.
Melalui metode yang digunakan guru dalam video ini, anak akan memiliki pemahaman tentang perbedaan huruf p,d, dan b . Video tersebut bisa jauh lebih bermanfaat bagi siswa dan guru jika dilanjutkan dengan evaluasi yang merata, sehingga semua anak dapat diketahui pemahamannya masing-masing
Secara umum sudah bagus, himbauan ke depan lebih meningkatkan keaktifan anak dengan beragam penggunaan media kartu huruf atau kartu kata khususnya penggunaan huruf p,d, dan b.
Dra. Aini Indriasih, M.Pd (Semarang)
- Cara guru membuka materi masih berpusat pada guru, dan anak menjadi pendengar, anak tidak di beri kesempatan untuk mengungkapkan/berpendapat/mengamati/mempresentasikan tentang huruf tersebut.
- Penggunaan strategi yang tepat anak diajak untuk bereksplore dengan huruf yang mirip ini, agar mampu membedakan bentuk huruf p b d tersebut, tidak hanya dari Ape yang ada tetapi juga dengan gerakan tubuh anak itu sendiri, sehingga anak akan mengetahui letak setengah lingkaran untuk huruf b d dan p dengan benar dari posisi dirinya
- Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia 5-6 tahun
- Sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu :
Pengembangan bahasa, dengan lingkup perkembangan bahasa usia 5-6
- Mengungkapkan bahasa (K13) materi berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung
- Keaksaraan (K13)materi menyebutkan symbol huruf yang dikenal
Lingkup perkembangan kognitif
- Berfikir simbolik (K13) TPPA 3.4 mengenal berbagai macam lambang huruf vocal dan konsonan
Evanigustiningtyas
Pakar Dosen
Video ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman bagaimana seorang guru PAUD mengatasi anak yang belum bisa membedakan huruf p, d, dan b. Guru sudah baik dalam menjelaskan penggunakan huruf dengan contoh suku kata yang menggunakan huruf p,d dan b, yang menggunakan media kartu huruf.
Namun demikian penjelasan guru tersebut tampaknya masih sulit diikuti siswanya, sehingga kesannya anak pasif hanya mendengarkan saja. Barangkali anak akan lebih mudah bila guru menggunakan strategi bermain misalnya melalui lomba mengelompokkan huruf yang sama. Media yang digunakan guru cukup bagus hanya kurang beragam. Bisa dengan mengelompokan pemakaian huruf b dimana warnanya diberi warna biru semua, huruf p di beri warna putih semua dan d berwarna yang lain.
Untuk materi sudah sesuai dengan perkembangan usia anak TK dan juga sesuai dengan kurikulum yang berlaku tentang pengembangan bahasa anak usia 5 -6 tahun.
Melalui metode yang digunakan guru dalam video ini, anak akan memiliki pemahaman tentang perbedaan huruf p,d, dan b . Video tersebut bisa jauh lebih bermanfaat bagi siswa dan guru jika dilanjutkan dengan evaluasi yang merata, sehingga semua anak dapat diketahui pemahamannya masing-masing
Secara umum sudah bagus, himbauan ke depan lebih meningkatkan keaktifan anak dengan beragam penggunaan media kartu huruf atau kartu kata khususnya penggunaan huruf p,d, dan b.
Dra. Aini Indriasih, M.Pd (Semarang)
Pakar Guru
Pengembangan bahasa, dengan lingkup perkembangan bahasa usia 5-6
1. Mengungkapkan bahasa (K13) materi berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung 2. Keaksaraan (K13)materi menyebutkan symbol huruf yang dikenalLingkup perkembangan kognitif
1. Berfikir simbolik (K13) TPPA 3.4 mengenal berbagai macam lambang huruf vocal dan konsonanEvanigustiningtyas
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif)
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak. Selain itu kurangnya variasi penjelasan atau kegiatan guru dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas, dan finger painting.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif)
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak. Selain itu kurangnya variasi penjelasan atau kegiatan guru dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas, dan finger painting.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif)
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak. Selain itu kurangnya variasi penjelasan atau kegiatan guru dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu, lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas atau menggunakan finger painting.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif). Untuk mengatasi kelemahan guru tersebut menurut saya yang bisa dilakukan adalah adanya penerapan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu, lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas atau menggunakan finger painting.
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif). Untuk mengatasi kelemahan guru tersebut menurut saya yang bisa dilakukan adalah adanya penerapan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu, lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas atau menggunakan finger painting.
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
1. ringkasan video:
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif). Untuk mengatasi kelemahan guru tersebut menurut saya yang bisa dilakukan adalah adanya penerapan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu, lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas atau menggunakan finger painting.
2. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Terdapat beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan yang bisa saya catat setelah menyaksikan video tersebut. Kelebihannya adalah guru di atas menjelaskan simbol huruf beserta bunyi hurufnya dengan menggunakan kata-kata sederhana dan bermakna dekat dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menunjuk pada kartu baca yang ditunjukkan oleh guru, huruf yang menjadi fokus pembelajaran memiliki warna yang berbeda dari huruf yang lain. Guru juga melakukan kegiatan tindak lanjut yang menarik yaitu dengan menulis huruf-huruf yang mirip tersebut di angkasa (writing in the air). lalu Volume suara guru sudah cukup keras. Mengenai kelemahan guru diatas, pembelajaran yang diterapkan masih teacher-centered (berpusat pada guru). Lalu contoh penulisan huruf sudah memiliki jarak namun sebaiknya jika menempatkan 2 kata dalam satu kalimat menggunakan jarak/spasi yang lebih lebar untuk memperlihatkan jarak antar kata. Dalam video, terlihat bahwa tidak semua anak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk sendiri bahkan tidak mengikuti kegiatan lanjutannya. yang terakhir adalah kurangnya kegiatan stimulasi setelah penjelasan (kurang bervariatif). Untuk mengatasi kelemahan guru tersebut menurut saya yang bisa dilakukan adalah adanya penerapan metode pembelajaran student-centered jadi proses pengajaran bisa dilakukan dengan murid dibagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu, lalu pada kelompok-kelompok tersebut diberikan beberapa papan kata atau kartu kata yang berisi huruf-huruf yang mirip dan anak-anak diminta menganalisis huruf-huruf yang terlihat mirip lalu guru menjadi fasilitator untuk mengambil kesimpulan hasil analisis dan diskusi bersama sehingga mau tidak mau semua anak akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, guru bisa merancang kegiatan lanjutan yang lebih menstimulasi yaitu selain menulis di udara bisa dengan menulis di papan pasir, metode tracing mencari jejak mengikuti bentuk huruf-bentuk huruf yang mirip, meraba bentuk huruf b, d, dan p menggunakan kertas amplas atau menggunakan finger painting.
Nama: Fransisca Dita Aryanti
NIM: 859029607
Pokjar: Kuta Utara
Video diatas menunjukkan cara guru PAUD mengatasi kesulitan yang dialami siswa-siswa PAUD dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip evaluasi dan asesmen pada anak usia dini, guru sudah sesuai melakukannya yaitu secara komprehensif, sahih, dan obyektif. Hal ini terlihat pada saat setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak.
A
Nama : Daimatul Munazah
NIM : 858737119
Tutor : Yatiningsih, M.Pd.
Video diatas menunjukkan cara guru mengatasi kesulitan yang dialami anak paud dalam mengenali bentuk huruf yang mirip: yaitu b, d, dan p. guru sudah sesuai melakukannya yaitu setelah guru menjelaskan materi dan memberikan contoh kegiatan guru melakukan sesi tanya jawab dan meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan menunjukkan cara menulis huruf yang benar sesuai dengan arahan guru. Namun tindakan evaluasi guru saya rasa masih kurang berkesinambungan dilihat dari kurangnya partisipasi dari seluruh anak. Sebaiknya guru tidak hanya meminta beberapa anak saja tapi semua anak diberi kesempatan untuk menulis di papan tulis secara bergiliran. Hal ini juga bertujuan sebagai rencana tindak lanjut untuk masing-masing anak dalam kegiatan pengulangan untuk mengoptimalkan pemahaman anak.