silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Similar Posts

222 Comments

  1. Nama : Diah Yulindra
    Nim : 856617037

    Menulis kerangka cerita atau narasi bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak SD karena beberapa faktor perkembangan dan kognitif mereka.
    Kemampuan Berpikir Abstrak dan Perencanaan:Membuat kerangka cerita membutuhkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak tentang alur cerita, karakter, dan latar sebelum benar-benar menuliskannya. Anak-anak SD mungkin masih dalam tahap perkembangan di mana pemikiran konkret lebih dominan, sehingga merencanakan sesuatu yang belum terjadi secara tertulis bisa jadi sulit. Mereka mungkin lebih suka langsung menulis apa yang ada di pikiran mereka saat itu juga.
    Pemahaman Struktur Narasi:Memahami unsur-unsur dasar sebuah cerita seperti awal, tengah, dan akhir, serta bagaimana elemen-elemen ini saling berhubungan, memerlukan pemahaman struktural. Anak-anak mungkin belum sepenuhnya menguasai konsep ini dan cenderung menulis secara acak atau tanpa urutan yang jelas.
    Pengembangan Ide dan Imajinasi:Meskipun anak-anak memiliki imajinasi yang kaya, menerjemahkannya ke dalam sebuah kerangka cerita yang terstruktur bisa menjadi tantangan. Mereka mungkin memiliki banyak ide, tetapi kesulitan untuk memilih, memfokuskan, dan mengorganisasinya menjadi sebuah alur yang koheren.
    Keterampilan Bahasa dan Kosakata: Terkadang, kesulitan bukan pada ide ceritanya, tetapi pada kemampuan bahasa untuk mengekspresikannya dalam bentuk kerangka. Mereka mungkin kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan ide atau urutan peristiwa yang mereka bayangkan.
    Untuk mengatasi kesulitan ini, penting bagi pendidik dan orang tua untuk memberikan bimbingan yang bertahap, menggunakan metode yang menyenangkan dan visual, serta memberikan dukungan dan dorongan positif. Misalnya, menggunakan peta pikiran, gambar berseri, atau pertanyaan pemandu dapat membantu anak-anak dalam menyusun ide dan merencanakan cerita mereka.

  2. Menulis kerangka cerita atau narasi bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak SD karena beberapa faktor perkembangan dan kognitif mereka.
    Kemampuan Berpikir Abstrak dan Perencanaan:Membuat kerangka cerita membutuhkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak tentang alur cerita, karakter, dan latar sebelum benar-benar menuliskannya. Anak-anak SD mungkin masih dalam tahap perkembangan di mana pemikiran konkret lebih dominan, sehingga merencanakan sesuatu yang belum terjadi secara tertulis bisa jadi sulit. Mereka mungkin lebih suka langsung menulis apa yang ada di pikiran mereka saat itu juga.
    Pemahaman Struktur Narasi:Memahami unsur-unsur dasar sebuah cerita seperti awal, tengah, dan akhir, serta bagaimana elemen-elemen ini saling berhubungan, memerlukan pemahaman struktural. Anak-anak mungkin belum sepenuhnya menguasai konsep ini dan cenderung menulis secara acak atau tanpa urutan yang jelas.
    Pengembangan Ide dan Imajinasi:Meskipun anak-anak memiliki imajinasi yang kaya, menerjemahkannya ke dalam sebuah kerangka cerita yang terstruktur bisa menjadi tantangan. Mereka mungkin memiliki banyak ide, tetapi kesulitan untuk memilih, memfokuskan, dan mengorganisasinya menjadi sebuah alur yang koheren.
    Keterampilan Bahasa dan Kosakata: Terkadang, kesulitan bukan pada ide ceritanya, tetapi pada kemampuan bahasa untuk mengekspresikannya dalam bentuk kerangka. Mereka mungkin kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan ide atau urutan peristiwa yang mereka bayangkan.
    Untuk mengatasi kesulitan ini, penting bagi pendidik dan orang tua untuk memberikan bimbingan yang bertahap, menggunakan metode yang menyenangkan dan visual, serta memberikan dukungan dan dorongan positif. Misalnya, menggunakan peta pikiran, gambar berseri, atau pertanyaan pemandu dapat membantu anak-anak dalam menyusun ide dan merencanakan cerita mereka.

Leave a Reply