silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Program ini menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing.

Dadang Sukirman

Dari tayangan yang ada, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tayangan ini lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan.

Drs. Hanafi, M.Pd.

  1. Tidak ada berdoa sebelum belajar dan penutup selesai belajar.
  2. Tidak ada evaluasi diakhir kegiatan belajar.
  3. Sesuai peserta didik.
  4. Sesuai kurikulum.

Ranny Indriany Syam S, S.Pd.

Similar Posts

144 Comments

  1. Nama : Leny Farinawati
    NIM : 501122646

    Pada video yang saya tonton yaitu pembelajaran dengan model kompetitif, Di awal terlihat seorang guru yang cukup kesal melihat muridnya membuang sampah sembarangan. Hal ini tidak termasuk dalam jenis pembelajaran akademik melainkan termasuk ke pembelajaran Pendidikan karakter. Guru ingin murid menanamkan sikap disiplin pada murid dalam hal membuang sampah di tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Untuk itu,
    Guru menerapkan pembelajaran model kompetitif dengan tujuan agar murid dapat membersihkan sampah-sampah yang berserakan di lapangan. Model kompetitif yang sudah dilaksanakan guru cukup efektif untuk mengajak siswa memungut sampah yang ada di lapangan tersebut. Pembelajaran model kompetitif ini dapat memacu semangat murid, murid usia sekolah dasar sangat senang diajak untuk berlomba. Hal ini juga dapat menjadi pembiasaan baik bagi murid untuk menjaga kebersihan sekolah.

  2. Nama : Anik Margawati
    NIM : 501272915
    Prodi : MPDr
    UT Yogyakarta

    Dari tayangan video tersebut, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Dari tayangan tersebut lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan. Siswa antusias dengan aktifitas yang diberikan guru dengan permainan kompetitif area secara berkelompok, sehingga siswa aktif dan mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya, kegiatan ini sangat efektif untuk membuat anak perduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Selain hal tersebut, kita mampu menjadwalkan siswa untuk membersihkan area tertentu di sekolah secara bergilir. Hal ini menanamkan rasa tanggung jawab individu dan kelompok dalam menjaga kebersihan, membentuk tim patroli kebersihan yang terdiri dari siswa secara bergilir untuk memantau dan mengingatkan teman-teman mengenai kebersihan lingkungan. Dengan aktifitas tersebut, diharapkan siswa mampu mengutamakan kebersihan lingkungan.

  3. Yeyen Safitri.
    501232477.
    Dalam vidio tersebut sudah bagus guru memberitahu siswa untuk dapat membuang sampah sembarangan. Namun di sisi lain guru juga dapat mencontohkan atau mengajak siswa untuk dapat terbiasa. Guru juga seharusnya memberikan arahan kepada seluruh siswa yang ada di SD tersebut bukan hanya satu kelas saja. Agar semuanya dapat paham dan dapat di ikuti oleh seluruh siswa.

  4. Nama : Selvister Jenny Rosmiati Tobe
    NIM : 501372136
    UPBJJ : KUPANG
    Judul : Pembelajaran model kompetitif
    Menurut pengamatan saya terhadap cuplikan video tersebut sudah menunjukkan model kompetitif, namun tujuan pembelajaran belum nampak pada kegiatan tersebut. Video ini hanya menampilkan kegiatan kompetitif pada lingkungan luar kelas dalam menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Tidak ada pembelajaran yang disampaikan guru, kemudian tidak ada penyampaian mafaat dari kegitan tersebut. Sehingga terkesan kegiatan tersebut hanya mendorong siswa untuk membersihkan halaman secara kompetitif.

  5. Nama : Asiah
    NIM : 501153167
    MPDr. UT. Pekanbaru.
    Diawal video memperlihatkan para siswa yang sedang jajan, makan, minum di luar kelas. Kemudian guru mendekat pada siswa memberi peringatan untuk membuang sampahnya pada tempat sampah. Hal ini membuat guru merasa jengkel dan kesal melihat siswanya yang tidak perduli dengan kebersihan lingkungannya. Dari sini guru mendapatkan sebuah ide bagaimana mengatasi hal tersebut agar perduli terhadap lingkungannya dan menanamkan kebiasaan yang baik dengan ” Permainan Kompetitif Area”. Kompetitif area adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa secara berkelompok untuk berlomba-lomba secara suka rela atas kemauan sendiri untuk membersihkan lingkungan dimana kelompok itu berada. Di sini juga saya melihhat bahwa guru ikut langsung bergabung dalam permainan siswa. Kemudian siswa dikumpulkan untuk menjelaskan permainan tersebut dengan membagi kelompoknya untuk membersihkan sampah. ” Siapa yang banyak mendapatkan sampah, maka akan masuk ke kelas terlebih dahulu” kata bu guru.
    Dengan melihat cuplikan video ini, saya merasa tertarik dengan metode permainan kompetitif yang dilakukannya dan ingin mencobanya di tempat dimana saya bekerja, karena metode ini dapat menanamkan pembiasaan yang baik bagi diri siswa. Hal ini perlu pemupukan pembiasaan ini harus dilakukan terus menerus secara berbeda.

  6. Video pembelajaran Model Kompetitif menggambarkan situasi di mana siswa menunjukkan ketidakpedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah, terlihat dari sampah yang berserakan dan perilaku membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru menerapkan strategi pembelajaran inovatif melalui model kompetitif yang disebut “kompetitif area”. Pendekatan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan dengan cara yang menyenangkan dan melibatkan partisipasi aktif siswa. Dalam implementasinya, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan mengorganisir sebuah kompetisi pembersihan lingkungan sekolah. Setiap kelompok bertanggung jawab atas area tertentu di sekolah dan berlomba untuk membersihkan area mereka sebaik mungkin. Strategi ini tidak hanya efektif dalam menyelesaikan masalah kebersihan secara langsung, tetapi juga memiliki potensi jangka panjang dalam membentuk kebiasaan positif siswa. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang tanggung jawab lingkungan, kerja sama tim, dan semangat kompetisi yang sehat.
    Untuk meningkatkan efektivitas program ini, beberapa saran dapat dipertimbangkan. Penting untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan konsisten, bukan hanya sebagai acara satu kali, guna membentuk kebiasaan jangka panjang. Sistem penghargaan yang baik, rotasi area tanggung jawab, dan sesi refleksi pasca-kegiatan dapat meningkatkan dampak pembelajaran. Mengintegrasikan kegiatan ini dengan mata pelajaran lain, melibatkan komunitas yang lebih luas, dan mendokumentasikan kemajuan juga dapat memperkuat pesan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, “kompetitif area” ini bukan hanya menyelesaikan masalah kebersihan sekolah, tetapi juga berpotensi membentuk generasi yang lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan mereka.

  7. Nama : Chatarina Intan Kusuma Wardani
    NIM : 501272882
    Prodi : Magister Pendidikan
    Dalam vidio tersebut terlihat bagimana rendahnya kesadaran anak-anak dalam menjaga kebersihan sekolah. Banyak anak yang membuang sampah sembarangan, tentu saja ini membuat para guru geram. Kemudian guru menerapkan permainan Kopetitif Area untuk berlomba-lomba membersihkan lingkungan. Kesadaran akan sampah tidak bisa muncul begitu saja, perlu ditumbuhkan dan ditanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan. Berikut adalah alternatif yang bisa dilakukan agar anak lebih peduli lagi terhadap kebersihan lingkungan :
    • Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan menjaga kebersihan di sekolah dengan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Guru adalah role model yang bisa ditiru oleh anak. Sejak dini/kelas 1 guru harus bisa menjadi contoh menjaga kebersihan di sekolah seperti membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan, dan memungut sampah yang ada di sekitar.
    • Mengadakan program kebersihan, seperti Jumat Bersih. Kesempatan ini anak-anak disosialisikan mengenai mengapa harus menjaga kebersihan, darurat sampah, n pengolahan sampah.
    • Anak-anak bisa diputarkan vidio mengenai edukasi sampah, sehingga tertanam pada jiwa anak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
    • Untuk kelas tinggi bisa diajak untuk membuat poster atau proyek daur ulang sampah.

  8. Nama: Yenny Yuliati
    NIM : 501232327
    Judul video : Pembelajaran Model Kompetitif
    Dari video yang telah saya lihat, kegiatan pembelajaran pembiasaan dengan model kompetitif sangat baik dilaksanakan di sekolah, ketika melihat sesuatu yang dirasa kurang baik/janggal, guru sebaiknya memberikan respon cepat dengan memberikan kesadaran dan penanaman kebiasaan positif pada siswa yang terus dilakukan. Model kompetitif dilakukan oleh siswa dengan berlomba-lomba untuk membersihkan area lingkungan sekolahnya dengan sukarela. Guru membagi kelompok dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

  9. Nama : Lia Tresnawati
    NIM : 501232216
    Menurut saya tayangan pertama guru kurang mengembangkan materi pembelajaran karena hanya menerapkan metode ceramah sehingga peserta didik terlihat kurang antusias. Padahal guru dapat menerapkan media audio visual seperti penayangan video mengenai pangeran diponegoro. Kedua guru tidak mengaitkan dengan kehidupan masa kini, yang mengakibatkan peserta didik sulit untuk memahami makna perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan. Selanjutnya, guru terlihat tidak menegur peserta didik yang mengejek temannya saat keliru dalam menjawab.
    Adapun dari tayangan kedua, guru menerapkan metode yang menarik dan mengkaitkan materi dengan masa kini. Terlihat dari keaktifan peserta didik dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan artinya peserta didik dapat memahami materi dengan baik karena guru menjelaskan materi yang disesuaikan/dikaitkan dengan perkembangan zaman yang peserta didik alami saat ini. Selain itu, guru sudah baik dalam memberikan penguatan positif terhadap peserta didik yang menjawab pertanyaan.

  10. Saya mengapresiasi atas usaha guru, yang pada awalnya peserta didik saling melempar benda dan sibuk dengan kelompoknya masing-masing diarahkan menjadi kegiatan kolaborasi/kerjasama yang positif dan kompetitif dengan melakukan lomba memungut sampah. hal tersebut baik dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pesert adidik, seperti:
    a. Melatih sikap gotong royong atau kerjasama dengan teman
    b. Menjaga lingkungan menjadi bersih dan indah
    c. Menyehatkan badan karena aktif bergerak
    d. Mengembangkan karakter positif
    e. Melalui pemberian reward dapat memotivasi peserta didik agar dapat melakukan usaha terbaiknya.
    f. Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi mereka

Leave a Reply